03

1 1 0
                                    

Rumah memang tentang pulang dan setiap pemilik rumah itu harus mencari tujuannya, maka kamu adalah salah satu tempat pulang yang ingin selalu aku tuju.

"Jay, kok hari ini kamu kebanyakan diem sih?" Tanyanya kepada Jayden yang masih berjalan di lorong sekolah.

"E-eh nggak, masih ngantuk"

"Gak mungkin, cerita aja sama aku. Siapa tau bisa ngasih solusi"

"Kamu gak bakal bisa ngasih solusi soal ini"

"Belum dicoba, ceritain aja nanti aku kasih solusi kalau gak percaya"

"Yasudah, duduk disitu aja dulu. Deket loker"
Mereka berdua akhirnya duduk di bangku tersebut, dan Jayden yang mulai menceritakan masalahnya kepada Sena. Dengan berbicara sedikit pelan agar tidak didengar oleh siswa siswi yang ada disana.

"Jadi gini Na, masalah ini mungkin gak seberapa buat orang orang. Tapi jujur aku cape banget sama keadaanku sekarang ini, mungkin kita baru beberapa hari kenal ya? Tapi aku percaya sama kamu kalau kamu bakal jaga rahasia ini baik-baik. Gini Na.. Ayahku itu sebenernya ketauan mendua gitu.. sama ibu ku, lalu tadi pagi yang bikin mood ku turun 100% itu terjadi pertengkaran saat aku baru bangun tidur ya.. gitu dehh.. tapi sekarang mood ku udah baik lagi gara gara liat senyum manismu itu" jelas Jayden panjang lebar.

"Halah gombal aja kamu ini, terus kamu maunya gimana? " Tanya Sena

"Yaa, gimana? Aku ya pasti pengen ngerasain lengkapnya keluarga tanpa pertengkaran. Bentar lagi juga Ayah sama Ibu ku pisah"

Sena tampak berpikir sejenak, mencerna apa yang baru saja Jayden katakan kepadanya. Lalu terbesitlah sebuah ide untuk membuat Jayden merasa lebih baik.

"Ohh gini Jay! Aku tau gimana kalau nginep dirumahku aja dulu?? Hem hemm???? Nanti? Besok? Terserah kamu, selonggar kamu. My house always open for you" ujar Sena

"Emm, apa nggak ngerepotin? Kan disana juga ada kakakmu, Ayah, Bunda sama Kamu?" Tanya Jayden memastikan jika Sena benar benar tak keberatan.

"Ya Ampun Jay! Kamu bisa tidur sama mas Aksa nanti.. kalau ngga mau tidur sama mas Aksa kamu bisa ganti kamar. Kamar dirumahku banyak Jay, atau nggak kamu tidur bareng ak-"

Belum sempat menyelesaikan kata-kata nya Jayden dengan cepat segera menyahuti perkataan Sena.

"Heh.. kita masih kecil gaboleh tidur bareng tidur bareng gitu. Kata kata dari mana coba? Tampangnya saja polos" ucap Jayden lalu hanya dibalas cengiran oleh Sena.

Bel masuk pun berbunyi, semua siswa yang baru menginjak pekarangan sekolah itupun langsung lari dengan cepat agar tidak terlambat memasuki kelas, sama halnya dengan Jayden dan Sena yang saat ini tengah berlari mengejar waktu.

Jam pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Semua murid sangat menggemari pelajaran tersebut, dengan alasan yang singkat yaitu: mudah dipahami.

"Selamat pagi semua" sapa guru tersebut, yang biasa dipanggil dengan sebutan 'Bu Veny'.

"Pagi Bu.." jawab semua murid dengan kompak.

"Jadi, Bu Veny sambil mengerjakan tugas yang diberi sama atasan ya. Kalian bikin puisi temanya terserah yang penting bagus sama dapat dicerna" ucap guru tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang