04 : soju

922 75 2
                                    

.
.

"Om nono.. kalau lele bilang,lele ketemu sama papa,om nono bakal ngapain?"

Jaemin dan Jeno saling pandang kemudian menatap anak kecil yang sedang di tinggalkan ibunya itu

"Bakal ngapain? Emangnya lele ketemu sama papa?" Tanya Jaemin yang di angguki anak itu dengan cepat

"Dimana?" Kini Jeno bersuara

"Di pantai kemarin, tangan lele di capit,terus lele liat papa tolongin lele."

"Terus? buna diam aja?"

Chenle Menggeleng gelengkan Kepala nya "buna bilang,jangan dekati orang asing, makannya lele ndak berani buat bahas papa lagi di depan buna,oh iya! Kemarin juga lele naik bus sama papa,lele main sama papa, tidur di peluk juga, terus lele bangun,udah di mobil sama om nono dan bunaa.."

Jaemin menatap suaminya "jeno,masa Chenle bohong?"

"Dan kita harus buat ibunya jujur." Jawab nya
.
.
.
.















Haechan menatap adik Iparnya "Minggir."

Jeno tetap diam di tempatnya, Haechan Menghela Nafas panjang dan berjalan tanpa memperdulikan Jeno yang menghalangi jalannya

"Siapa dia?"

Haechan berbalik dan menatap Jeno "dia?" Lalu setalahnya dia tertawa kecil

"Orang yang bantuin lele di pantai."

"Bukan siapa-siapa." Jawab Haechan cepat dan dia berbalik lagi

"Siapa dia Haechan? Kenapa kata Chenle,dia mirip sama papa nya."

"Apa peduli kamu?aku cape, karna aku sama Chenle bakal pulang kerumah hari ini." Katanya

"Kenapa?"

"Kenapa lagi?" Jujur Haechan muak

"Ngga, pokoknya kamu sama Chenle ngga akan pergi kemanapun atau pulang Kerumah itu."

"Kenapa?" Kini giliran Haechan bertanya

Jeno bungkam

"Aku berniat untuk pindah ke Busan pekan ini..." Ucap Haechan pada Jeno

"Dan kamu menyetujuinya?" Ucap Jeno tak percaya

" Masalah?"

Jeno menarik rambutnya kasar "Busan? Untuk apa pergi ke sana?"

"Untuk apa lagi selain menjauh dari kalian."

"Haechan.."

"Apa?!"

"Haechan! Keras kepala banget sih jadi orang! Kita tuh ga mau ada apa apa sama kalian, kalo kamu bawa Chenle,nanti dia kesepian!"

Haechan Berbalik dan Menghela Nafas kasar "dan sekali lagi aku tegaskan,apa peduli kamu?!" Dia berteriak di depan Haechan

"Karna kamu Kaka iparku! Dan aku juga sudah berjanji, untuk menjaga kalian, Apapun yang terjadi!"

Haechan Menunduk
.
.
.






















Haechan menunduk di halte sambil memandang sekitarnya,dia lalu menghela nafas panjang.

Hari ini hanya dia yang pulang krna Chenle akan di antar besok oleh Jeno, betapa kesepian nya dia hari ini.

Mungkin Satu botol Soju cukup?

Lalu dia tertawa kecil dan menuju minimarket terdekatnya untuk membeli apa yang dia inginkan,dia masuk Kesana dan membeli beberapa camilan juga.

Sang Kasir melihat Haechan lalu memandang ke dua botol Soju yang dia beli

"Kartu tanda pengenal muu.." katanya dengan ramah

"Hhh~aku sudah punya anak satu masih saja di tanya kartu indentitas.." lalu dengan terpaksa dia mengeluarkan KTP nya dan menunjukkan nya di depan kasir itu,kasir itu mengangguk dan mulai membayar belanjaan Haechan.

"5 dolar." Katanya

Haechan mengeluarkan uang 10 ribu won dan memberikannya di depan si penjaga sambil menaruh barang barang yang dia beli di plastik nya

"Terimakasih,datang kembali.." Haechan mengangguk

"Kartu tanda pengenal anda nak?" Haechan menoleh pada sang kasir saat dia sudah di beri kembalian

"Hei! Aku sudah menjadi dokter, umurku 27 tahun!"

"Tetap saja, Kartu tanda pengenalnya,bisa saja kamu itu hanya menyamar kan? Lagipun Wajahmu masih anak anak..hhh~ anak anak jaman sekarang.."

Haechan Terkejut "eoh? Minhyung?"

Sang lelaki yang di panggil langsung tersenyum "hey,aku hanya beli satu Soju, ayolah cepat bayar, pacarku sudah menunggu liat wajahnya!" Minhyung menunjuk Haechan yang kebingungan di sana

Haechan gelagapan lalu menggeleng cepat

"Kamu itu bicara apa sih!?" Kata Haechan

Haechan berniat untuk pergi namun dia berbalik

"Umurnya sudah tua,jangan di tanyakan kartu tanda pengenal lagi,oke? Cepatlah bayar dan keluar." Ungkap Haechan

"Pasangan yang sangat cocok~" puji si kasir
.
.
.
__














"Hhh~"

Minhyung menoleh pada Haechan yang sudah tidak sadarkan diri itu,dia menggeleng pelan lalu memainkan handphone.

"Mas..adek rindu sama mas, kenapa mas pergi tinggalin aku? dan mas ngecewain aku mas~"

Minhyung berhenti memainkan handphone nya lalu fokus pada Haechan yang tengah mabuk itu.

Menatap wajah Haechan yang memerah sambil sesekali berbicara dengan dirinya sendiri membuat Minhyung tertawa

Lalu dia teringat sesuatu.

"Bagaimana aku bisa mengantarnya pulang?" Tanyanya pada dirinya sendiri

Lalu dia mengambil hp Haechan yang sedang menganggur di meja dan membuka nya, tidak sopan memang .

Lalu dia memberikan satu chat pada satu orang di sana

"Jeno? Apa dia adik iparnya?" Minhyung Menggeleng pelan dan kembali menaruh hp itu ke tempat Awal
.
.
.


















Setelah di beri chat oleh Haechan bahwa dirinya mabuk dan tak bisa pulang, terpaksa Jeno yang sedang menidurkan Jaemin itu menunda kegiatan mereka.

Eyy~

Dan sekarang dia di sini,dia bisa melihat ada orang asing dan Haechan yang sedang mengoceh di depannya.

Jeno yakin, bahwa orang itulah yang memberikan nya chat lewat nomor Haechan.

Jeno berlari ke depan minimarket itu,dan menetralkan nafasnya

"Haechan!"

Yang tadi Jeno sebut orang asing itu menoleh ke sumber suara

Mata Jeno Terbelalak.

"Mark.."

Haechan Tersenyum senang "nonooooo~~!!"

"Ada apa dengan matanya, kenapa melihat aku seperti itu?" Gumam nya
.
.
.














Ges tau ngga sih?

Pernikahan Ilegal !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang