Not Very First

1K 140 8
                                    

Rion tersenyum di balik pagar rumah Caine. Ia meminta tolong satpam komplek ini untuk menurunkan boneka dino itu dari mobil sebelum memindahkan mobilnya cukup jauh. Ia tak ingin Caine merasa kesal atau marah padanya.

Rion melakukan ini tanpa sepengetahuan Echi dan Gin. 2 makhluk unik itu pasti akan mengejeknya jika tahu apa yang ia lakukan.

Rion dan boneka adalah sesuatu yang sangat berlawanan. Rion sendiri memiliki Lego dan Gundam sebagai koleksinya. Bukan seperti Gin yang memakai boneka kecil atau plushie berukuran sedang sebagai bagian dari koleksinya.

Rion tak dapat menahan senyumnya selama perjalanan pulang. Ia akan pulang ke rumah orang tuanya malam ini, Gin dan Echi tak menginap jadi ia merasa malas pulang sendirian.

Sebenarnya alasan Gin dan Echi yang menginap di apartemen Rion adalah lokasinya yang cukup dekat dengan kampus. Rumah orang tua mereka memang ada di ibu kota, tetapi jaraknya cukup jauh dan melelahkan berbeda dengan apartemen Rion yang hanya berjarak sekitar 4 km dari kampus.

Orang tua Echi sendiri lebih setuju Echi tinggal bersama Gin dan Rion daripada menyewa sebuah kost atau apartemen sendiri. Echi itu suka makan, dan sering kali ceroboh dengan apa yang ia makan. Memperhatikan hal yang dimasak dan dimakan oleh Echi adalah tugas Rion dan Gin. Apalagi melihat bagaimana Rion selalu memenuhi stok makanan untuk mereka di apartemen, membuat Gin dan Echi sering menganggapnya sebagai seorang Papi.

*****

Rion parkirkan mobilnya di garasi indoor rumah orang tuanya. Berlari masuk ke dalam rumah dengan senyum mengembang.

Bisa ia lihat sang mama tengah menonton acara memasak sambil makan puding buah.

"Mama", Rion duduk di depan kaki mamanya. Bersandar dengan kaki yang diluruskan. Posisi favoritenya karena biasanya sang mama akan langsung memijat pundak dan kepalanya seperti saat ini.

"Kamu ga cape apa pulang nyetir sendirian? Mending disana aja biar mama sama papa yang nengok kamu", kata Mama Rion sambil mengusak rambut tebal berwarna violet itu.

"Nngg, nanti kalian yang cape, lagian Rion kesini mau cerita sesuatu", Rion berkata. Ia mengulurkan tangan untuk meraih toples kacang dari meja.

"Cerita apa emangnya? Kaya seneng banget. Biasanya dapet projek besar juga keliatan pusing", Mama Rion berkata sebelum menyuapkan puding ke mulutnya.

"I have a crush on someone, Ma", hampir saja Mama Rion tersedak mendengar perkataan Rion.

"Mama gamau ya kalau sampe kamu suka cewe sejenis Vanessa", kata Mama Rion.

Vanessa adalah mantan kekasih Rion. Mereka putus 6 bulan lalu karena ternyata Vanessa bekerja sebagai seorang kupu-kupu malam.

"No no, it's a he", ekspresi Mama Rion langsung berubah cerah.

"It's a he? Namanya siapa? Orangnya gimana?", Mama Rion paksa tubuh Rion untuk berputar menatap kearahnya.

"Soft boy mandiri calon dokter", 5 kata idaman Mama Rion terucap. Ekspresi kesenangan langsung terlihat.

"Gin sama Echi kenal???", Rion mengangguk membuat Mama Rion memekik girang.

"Ini kenapa ya? Mama kenapa jerit gitu?", Papa Rion terkejut melihat istrinya menjerit dari ruang tengah. Ada putra tunggalnya juga yang tengah duduk di karpet bulu sambil makan kacang.

"Rion have a crush", Mama Rion menjerit sambil menutup wajahnya dengan tangan. Terlihat begitu girang hingga tak bisa mengendalikan dirinya.

Papa Rion mendekat, bergabung duduk di sebelah istrinya.

"Kamu yakin ga bakal ngulangin cerita yang sama? It's a bit traumatic, trust me", Papa Rion berkata.

"It's a he", kata Rion.

Papanya menjengkitkan alisnya.

"It's a he, tipe soft boy mandiri calon dokter", Mama Rion menyambar membuat senyuman menggoda muncul di wajah yang masih tampan meskipun sudah berkerut di beberapa tempat.

"Gimana tuh nemunya? Hoki 23 tahun hidup kepake", Papa Rion mencolek pundak anaknya.

"Duh, kayanya emang meant to be", Rion elus janggut tipis miliknya dengan gaya tengil.

"Ga papa restuin kalau ga berani bawa pulang", lidah Rion tergigit.

"Iya deh iya, asap", kata Rion sambil bangkit dari duduknya.

"Kemana?", tanya Papa Rion.

"Melukis masa depan", jawab Rion asal. Ia akan tidur sebenarnya.

"Ada ada aja punya anak sebiji", Papa Rion menggeleng heran.

Rion boleh dingin dan pendiam di luar, tetapi di rumah ia tetaplah anak mama papa yang cerewet dan manja.

*****

3 hari sudah berlalu semenjak Rion pulang ke rumah orang tuanya. Ia menginap selama 2 hari karena tidak ada aktivitas yang mengharuskannya hadir ke kampus.

Sekarang ia tengah duduk di kantin fakultas psikologi bersama Caine. Mengapa Caine di psikologi? Entahlah, mereka merasa makanan di fakultas psikologi lebih enak.

"Caine", Rion memanggil Caine yang sedang mengunyah.

"Eumm", Caine hanya bergumam sambil menatap wajah Rion.

"Dulu ku liat-liat ganteng, tapi kenapa sekarang cantik ya?", perkataan jujur Rion membuat Caine hampir tersedak.

"Mana ada?!", Caine memalingkan wajahnya kesal.

"Ada tuh, you have a chubby cheeks, that's my favorite part", kenapa dengan Rion? Bukannya biasanya ia tidak banyak bicara? Batin Caine menjerit.

"Ih udah ah", Caine menggeleng.

"Which one is your favorite, Caine? Hadiahnya", Rion ingin tahu mana hadiah yang paling disukai oleh Caine.

"The dino, aku awalnya pengen beli juga, tapi tabunganku mau ku pakai buat beli alat praktik semester depan. Ngga taunya kamu kasih hehe", senyum manis Caine berikan pada Rion.

"Glad you like it, i feel so much better for knowing that", Rion tersenyum membuat Caine tak dapat menahan senyumnya.

Hening menyelimuti meja mereka selama beberapa menit. Hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar. Suara riuh mahasiswa lain seperti angin lalu bagi Rion dan Caine.

Tiba-tiba Gin dan Echi menghampiri mereka sambil tertawa cekikikan.

"Apaan? Ngapain? Kenapa?", tanya Rion menatap Gin dan Echi.

"Caine ikut kita yok", Echi duduk di sebelah Caine sambil bicara.

"Ikut kemana?", Caine menatap Echi penasaran.

"Ke rumah Rion", Rion yang mendengar tak sengaja menggigit lidahnya. Buru-buru mengeluarkan hpnya memeriksa sesuatu.

"Eh lupa, kan aku punya anak pungut 2 biji", kata Rion membuat Gin dan Echi menyemburkan tawanya.

Grup keluarga Rion ada 4. 1 bersama mama papanya, 3 lainnya ada Gin dan Echi dan orang tua masing-masing.

Tetapi yang sedikit aneh adalah Gin dan Echi yang memanggil Rion dengan sebutan Papi. Rion sendiri hanya pasrah dan menerima bahwa ia memang yang paling tua dan bisa dibilang lebih dewasa.

'Bukankah itu terasa lucu?'

'Sedikit konyol tapi juga menyenangkan'

985 words

Yang nanya kenapa letta ga update lumayan lama, letta lagi suka gambar jadi gaada ide buat nulis dan letta juga ga punya kuota kalau di luar, di rumah pun wifi kek-

Gitu deh pokokna, sabar yak, ga di ghosting kok intinya

Byeee

home with you | rioncaine Onde histórias criam vida. Descubra agora