2. Jangan Dekat-dekat

467 44 3
                                    


Thailand, 10 April 2024

Bandara Suvarnabhumi.

Kerumunan kepala orang berdesakan menjelma serupa bola-bola boba yang kini tengah diseruput rombongan Tuan Mile dan yang lain, semua ini usul si tuan ceria, Nattawin, yang tiba-tiba ikut dalam perjalanan bisnis ini.

Mereka keluar dari konter penjual minuman boba seperti anak remaja yang tengah meminum dengan riang, citra yang sedikit tidak sinkron dengan penampilan mereka. Rapi, klimis dari ujung kepala hingga kaki.

Seorang pemuda berpakaian putih tengah memegang kertas bertuliskan Mr. Mile tinggi-tinggi diatas kepalanya, awalnya wajahnya terlihat suram sambil mengibas-ibaskan telapak tangannya, menghalau suhu panas Bangkok yang semakin memanas.

"Apa kau utusan dari perusahaan Buri Ram?"

Tanya pria berkacamata yang adalah sekretaris Mile.

Mata pemuda tadi berubah menyala, berbinar-binar dia mengangguk dan berusaha menunjukkan sikap ramah, menuntun rombongan Mile untuk masuk ke mobil yang telah menunggu di lobi.

"Kami telah membuat reservasi di restoran Epia. Direktur dan yang lain telah menunggu untuk menyambut kedatangan anda beserta rombongan....." Pemuda tadi memperkenalkan diri bernama Ping dan kini tengah menjelaskan rencana perjalanan bisnis kali ini.

Mobil melaju mulus membelah jalanan ramai di tengah panasnya suhu kota Bangkok. Sekitar 20 menit perjalanan, mobil berhenti di depan sebuah gedung tinggi, fasad luar gedung bertingkat puluhan itu menggambarkan kemewahan hakiki dengan sentuhan desain tradisional di penempatan berbagai lini interior.

Rombongan Mile digiring masuk dalam ruangan privat yang menghadap langsung panorama gedung-gedung lain di kota Bangkok. Terlihat 4 orang yang telah berada dalam ruangan langsung berdiri menyambut kedatangan mereka.

Meja bundar penuh hidangan mengepulkan aroma wangi masakan khas Thailand.

"Direktur Mile, sungguh kebanggaan bagi kami bisa menyambut anda dan rombongan. Mari nikmati sajian dulu baru kita bicara bisnis, kita berbincang layaknya sahabat yang tidak bertemu lama agar semakin mengakrabkan diri, saya mendengar kabar, bisnis anda sangat sukses di Cina hahaha."

Pria botak itu menyambut pria paling tinggi dalam rombongan, mencoba merangkul akrab saat bersalaman, dia pebisnis tersohor dalam bidang properti di kota Bangkok, Tuan Chakrii.

"... oh ya saya membawa serta tim sukses saya hahaha, ini sekretaris saya Benz, ini kepala tim pengembangan Tuan Jespipat...."

Kelihatannya Tuan Chakrii memiliki satu spektrum yang sama dengan Tuan Natta, suka tersenyum, tertawa dan selalu terlihat positif.

Pertemuan berlangsung selama lebih dari dua jam. Saling melontar pujian dan bertukar argumen hingga mencapai kesepakatan.

"Baiklah Tuan Mile, segera kami akan mengirimkan proposal dan dokumen perjanjian. Tuan Benz dan Tuan Jespipat akan menanganinya hahaha.."

"Senang berbisnis dengan anda Tuan Chakrii." Mile menjabat tangan Tuan Chakrii.

"Senang berbisnis dengan anda juga Tuan Mile."

.

.

.

"Apakah sudah semua Tuan Jes?"
Ucap Mile seusai menandatangani lembar dokumen terakhir.

"Sudah Tuan. Bila berkenan memeriksa kembali, silakan. Saya memiliki banyak waktu luang menunggu."
Mile mengangguk. Mempersilakan Jes duduk di sofa samping kursi miliknya.

"Saya boleh mengajukan beberapa hal selagi kembali memeriksa, Tuan Jes?"

"Dipersilakan Tuan."

"Mengenai material pondasi untuk perbandingan, mengapa akhirnya memilih produsen B?"

B1B1(e)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang