Chapter 44 [ Ujian Kenaikan Lantai 8 (3) ]

93 21 15
                                    

Iris Naeva mencoba menangkap maskot-maskot imut yang Mika ceritakan sebelumnya. Disekitar mereka belum bermunculan terlalu banyak karena mereka adalah peserta yang baru memulai. Namun target pengelihatan Naeva ada di jarak yang sangat jauh. Tempat dimana banyak Conqueror peserta ujian sebelumnya, menyebar untuk menghancurkan Lance dari berbagai sisi di kota. Bisa dilihat, para maskot pengawas itu benar-benar mengawasi mereka.

Walaupun terlihat imut dan menggemaskan serta tidak berbahaya, mata makhluk mungil itu berkebalikan dari penampilan mereka. Entah ada Conqueror lain yang menyadarinya atau tidak, maskot itu memiliki tatapan yang sangat tajam dan auto fokus yang hebat. Tak ada Conqueror yang mampu terlepas dari pengawasan mereka.

"Sudah seperti CCTV hidup saja," batin Naeva agak kagum. Terlepas dari betapa merepotkannya mereka untuknya, ini menakjubkan melihat bagaimana Penguji dan Admin Lantai 8 benar-benar memperhatikan pelaksanaan Ujian.

"Tidak ada celah, ya."
Sebanyak apapun Naeva memikirkan cara agar bisa lolos ujian ini dengan cepat dan tidak mengundang perhatian yang berlebihan, sepertinya memang hanya 3 saja.

Yang pertama menembak satu perhari seperti Conqueror pada umumnya, yang mana ini ditolak karena Naeva tidak mau membuang waktu di tempat yang tidak ada apa-apanya ini. Yang kedua, menggunakan sihir area yang bisa menghancurkan banyak sekaligus tapi ada kemungkinan akan ada yang menyadarinya. Atau yang terakhir--

TAP TAP TAP TAP

Liliel, "?"

"Loh, Eva Nee-chan! Kamu mau kemana?" tanya Liliel begitu menyadari Naeva sudah berjalan menjauh dari kelompok.

"Melihat-lihat. Ujian sudah dimulai. Bukankah sekarang adalah waktu bebas?" jawab Naeva, bahkan tak menatap balik Liliel.

"Sebaiknya kalian juga mencari cara masing-masing untuk lolos."

Liliel tidak bisa menahannya. Tidak ada yang bisa disangkal dari ucapannya. Dan Naeva juga bukan tipe yang akan membuat masalah jika tidak di awasi. Hanya sedikit disayangkan saja Naeva mau mencari caranya sendiri, alih-alih bekerja sama dengan mereka.

"Padahal aku kan bisa bantu..." murung Liliel, seperti anak anjing yang dibuang pemiliknya.

TAPP

Kaja menepuk pundak Liliel. "Biarkan saja. Aku yakin dia punya rencana sendiri."

"Kita lebih harus memikirkan bagaimana cara kita lolos dulu sekarang."

"Onii-san... Itu mah kamu aja yang bingung!"
Apa Kaja sungguh mengira Liliel tidak sadar dengan keringat dingin yang bercucuran dari Kaja? Dilihat dari segi manapun, sepertinya Kaja tidak menemukan cara untuk lolos dari ujian ini sejak dia tidak bisa terbang dan bukan tipe penyerang jarak jauh.

"Nahh, bener tuh T_T help me~ Liliel~!! Aku bisa bantuin kamu ngehancurin Lance² itu lebih cepet. Jadi tolong bantu aku terbang!" pinta Kaja.

Liliel pun tersenyum ringan, "Dasar, Onii-san ini."

"Apa Onii-san pikir menyerang Lance itu dari jarak dekat gak berbahaya? Diliat dari kecepatannya aja udah diluar nalar. Ketabrak itu sama aja kayak ketabrak truk yang mau ngirim ke Isekai, tau!"

"Isekai? Kau itu terlalu banyak baca komik! Tenang aja, aku memang payah serangan jarak jauh dan gak bisa terbang juga, tapi kalau bahas ketahanan, di party kita, DEF ku paling tinggi!" sombong Kaja dengan bangganya.

"Pfftt... Iya, deh iya. Kalau Onii-san sepede itu, berarti memang begitu," tawa Liliel.

Syukurlah, sepertinya kemurungan Liliel sudah sedikit berkurang. Kaja jadi lega.
"Yah, aku emang bilang gitu. Tapi--"

The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Where stories live. Discover now