Prolog.

3.1K 180 11
                                    

Jimin berlari kencang menuju ruang rawat sang ibu, hari ini dia mendapatkan telepon dari rumah sakit tempat sang ibu dirawat. Nafas nya memburu air matanya juga berlomba buat jatuh perlahan membasahi kedua pipi nya yg tirus, sakit rasanya bila orang yg sayangi sedang berjuang antara hidup dan mati akibat penyakit gagal ginjal yg diderita ibunya. Berbagai macam cara ia lakukan agar sang ibu sembuh namun sampai sudah mau tiga tahun ibunya berjuang melawan penyakit itu. Sampai sekarang tidak membuahkan hasil yg maksimal.

Sesampainya dia diruang rawat sang ibu sudah ada sang bibi yg bernama Mina sedang menunggu dengan raut wajah yg cemas, beliau lekas memeluk Jimin supaya keponakan nya itu agar tetap kuat. Pecah sudah tangis yg dia tahan selama ini.

"Ibu pasti baik-baik saja kan, bik. Aku gak mau terjadi sesuatu dengan ibu."

"Ibu kamu pasti baik-baik saja. Dokter sedang memeriksa keadaan nya."

Jimin terduduk dengan muka yg dia tutupi dengan telapak tangan nya, hanya berdoa dalam hati supaya sang ibu bisa disembuhkan. Walaupun dia tidak yakin akan kesembuhan sang ibu namun dia percaya akan keajaiban sang tuhan.

"Jim, kamu bawa uang nya kan?" Tanya Mina membuat Jimin tersingkap.

"Maaf bi, aku udah berusaha meminta pinjaman dengan pemilik cafe tempat aku bekerja. Tapi mereka tidak memberikan nya."

Helaan nafas panjang terdengar dari mulut Mina, dia juga bingung ingin membantu sang kakak dengan cara apa. Sementara dia juga hidup miskin sama seperti kakak nya.

Jimin bekerja di cafe yg mana kalian tahu jika gaji sebulan tentu tidak cukup dengan biaya pengobatan serta kehidupan sehari-hari Jimin, apalagi sekarang ibu nya butuh biaya besar untuk mengobati sakitnya. Belum yakin dua bulan sekali harus cuci darah. Rasanya kepala Jimin mau pecah, dia ingin menyerah namun dia berpikir nantinya sang ibu mau hidup dengan siapa kalau dia menyerah.

Hingga terbukalah pintu ruangan itu menampilkan sang dokter keluar dari ruangan itu, Jimin dan Mina lekas menghampiri sang dokter.

"Bagaimana keadaan ibu saya, dok?" Tanya Jimin dengan rasa penasaran yg tinggi.

"Kita harus tranplantasi ginjal secepatnya supaya keadaan beliau lebih baik lagi."

"Kapan itu akan dilaksanakan operasi nya?"

"Jim, kamu yakin. Biaya operasi itu sangatlah besar kita mana ada uang sebesar itu."

"Dok, bisa kasih waktu kita sampai kita mempunyai biaya."

"Bisa saja. Tapi waktu kita tidak banyak."

Jimin terduduk dia bingung harus melakukan apa, dia juga bingung harus dengan cara apa supaya mendapat uang cepat supaya bisa mengobati sang ibu. Jimin benar-benar bingung akan hal itu.

"Ya tuhan, bagaimana caranya agar aku mendapatkan uang buat biaya operasi transplantasi ginjal itu."







"Kapan kamu akan menikah, Yoon. Yoonji adik kamu bakalan menikah tahun depan. Sedangkan tradisi keluarga kita harus anak pertama yg menikah"  ucap sang mama membuat yoongi terdiam.

"Saya tidak berniat menikah! Kalau yoonji ingin menikah ya menikah saja."

"Yoon, kamu tau kan aku tidak akan menikah sebelum kamu menikah. Minimal menikah lah tahun ini usia mu juga cukup matang" itu yoonji yg menjawab.

Yoongi tidak menghiraukan ocehan keluarga nya, dia meletakan sendok disebelah piring nya. Selera makan nya mendadak hilang karena mereka membahas pernikahan.

"Sejak kamu batal menikah dengan jihoon mama tidak pernah melihat kamu berkencan lagi, mama tidak memaksa kamu untuk kapan menikah. Tapi setidaknya kamu harus memikirkan masa depan yoonji. Kita tidak mungkin membiarkan kamu dilangkahi karena tradisi keluarga kita yg lebih tua harus menikah yg pertama."

"Saya sama yoonji kembar lalu apa masalah nya dia menikah duluan."

"Tapi kamu lebih tua, yoongi. Setidaknya kabulkan permintaan mama."

"Setidaknya pikirkan masa depan kamu, Yoon. Jangan perusahaan saja yg kamu pikirkan" ucap sang papa yg sedari tadi diam.

"Saya selesai."

Yoongi lekas bangkit dari duduk nya lalu dia lekas berjalan cepat menuju ke kamar nya, pembahasan malam ini sungguh sangat berat buat yoongi. Bagaimana tidak dia tidak ingin menikah saat hatinya masih belum mantap. Dia sedikit trauma akan kegagalan menikah, maka dari itu sampai sekarang dia masih enjoy dengan kesendiriannya.

Namun perkataan sang mama membuat dia kepikiran, lebih tepatnya kepikiran masa depan yoonji jika sang kembaran tidak kunjung menikah karena menunggu dirinya. Kasihan juga karena yoonji seorang perempuan.

Sekarang yoongi bingung harus bagaimana?

Haruskah dia mengabulkan keinginan keluarga nya?

Tapi dia bingung mau mencari pasangan dengan cara kilat dimana.















Hello..

Hampir satu minggu gak buat AU dan sekarang mau buat lagi. Semoga nantinya kalian minat baca ya.

Masih prolog belum permulaan.

Enjoyy ..

𝑪𝒐𝒏𝒕𝒓𝒂𝒄𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒓𝒊𝒂𝒈𝒆 - Yoonmin AU √Where stories live. Discover now