11. Apa Yang Bisa Diharapkan

9 1 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
Happy Reading








Hidup kadang kala tidak dapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Ada kalanya harapan yang selalu dinantikan, tidak dapat dicapai. Jimin tau sekarang dirinya harus fokus dengan kesembuhannya. Semua berita mengenai kecelakaan mobil itu sudah tidak muncul lagi. Jimin rindu menari, rindu saat tubuhnya bergerak mengikuti irama musik. Rindu saat dia kehabisan nafas karena terlalu sering menari.

Sekarang Jimin merindukan semua hal yang bersangkutan dengan menyanyi. Ada kalanya emosi JiMin tidak stabil, pernah ada momen kala dia meninggikan suara di hadapan Anna hanya karena tidak ingin makan dan minum obat. Ada kalanya Jimin tidak sengaja membentak member karena hal sepele. Semua itu membuat Jimin merasa bersalah, apalagi jika menyangkut tentang kesembuhan nya.

Sekarang Jimin ada dikamarnya, termenung dengan buku novel rekomendasi dari NamJoon. Tergeletak begitu saja, seakan tidak ada niatan lagi untuk membukanya. Keadaan kamar Jimin remang karena sudah malam Jimin hanya menggunakan lampu tidur, biasanya Jimin akan diajak oleh Raemi untuk jalan-jalan disekitar taman.

Namun agenda itu harus ditunda karena Raemi ada urusan kerja. Kenapa tidak Anna yang mengajaknya, Jungkook tidak memperbolehkan nya. Si bungsu bilang kalau dia belum percaya dengan Anna. Jadi Jungkook mengatakan jangan membiarkan Jimin berduaan saja. Jika masih di dalam rumah Jungkook memperbolehkan karena ada CCTV-nya. Semua member yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala, mencoba mengerti saja. Jungkook termasuk orang yang keras kepala, jadi percuma jika dinasehati.

Lamunannya buyar tak kala ketukan pintu terdengar. Itu Raemi yang menampilkan senyuman padanya. Jimin mengernyit kan dahinya, kala melihat Raemi. Bukannya wanita itu berpamitan padanya tadi sore bahwa dia bekerja. Sekarang kenapa Raemi ada dirumah. Raemi berjalan menuju ke kasur Jimin, sambil menenteng beberapa kotak berisi mochi. Raemi duduk dipinggir kasur,

"Jimin aku membawakanmu mochi, kau tau ini adalah salah satu mochi terenak yang selalu ku beli dengan Yoongi. Kau harus mencobanya, Aaaaa ayo buka mulutmu aaaa biar noona yang suapi. "

Jimin makin bingung, laki-laki itu menurutku saja. Membuka mulut membiarkan Raemi menyuapi dirinya mochi dengan isian coklat dan stroberi.

"Kenapa noona sudah pulang, harusnya kan ini belum waktunya? " Tanya Jimin sambil menelan mochi. Raemi hanya tersenyum, sambil memakan mochi yang wanita itu beli. Raemi terdiam sejenak, masih dengan senyumnya.

"Tugasku selesai dengan cepat, jadi aku bisa pulang dengan cepat juga."

"Yakin hanya itu?"

"Iya Jimin, tenang saja. Ayo makan ini dan segera tidur, aku akan menemanimu sampai kau tidur"

"Aku tidak perlu ditemani noona, tidak perlu khawatir"

"Ooo ayolah biarkan aku disini, Yoongi belum pulang dan Anna sudah pergi juga. Aku tidak mau sendiri, biarkan aku disini sampai kau tidur ya Jim" Bujuk Raemi.

Jimin yang tidak tega akhirnya mengiyakan, membuat Raemi senang karena berhasil membujuknya. Mereka berdua menghabiskan mochi dengan mengobrol panjang lebar. Dengan banyaknya pembahasan yang mereka bicarakan, akhirnya mochi itu habis oleh mereka berdua.

The Antagonis Love Where stories live. Discover now