☆࿐ Dua 🐻

54 12 1
                                    

Elvano berlari dengan panik melewati koridor kelas sebelas yang dipenuhi oleh lautan manusia. Dengan Sakala yang sudah tak menunjukkan tanda-tanda kesadaran di belakang punggungnya.

Reneva sendiri terlihat memimpin dari depan, berlari dengan tergopoh-gopoh menerjang siapapun yang berdiri menghalangi jalannya dengan bar-bar.

"WOYY!! KASIH JALAN BENTAR BISA GA?!"

"DARURAT INI DARURAT!!"

"TEMEN GUE LAGI SAKIT ANJIRR!! PADA GAPUNYA MATA APA??!"

Kebetulan yang sangat anjing karena selain jam istirahat, lapangan basket mereka ternyata sedang digunakan untuk turnamen basket antar sekolah.

Tak ayal jika nyaris seluruh penghuni lantai dua ricuh keluar dari kelas demi menjadi suporter dadakan. Cewek itu bahkan nyaris terhuyung ke samping karena nyaris kehilangan keseimbangan.

Untungnya, sesampainya mereka di UKS, Sakala langsung ditangani dengan baik oleh perawat sekolah.

"Edan, nyawa gue rasanya kaya abis keluar dari raga." Celetuk Neva yang terduduk lunglai di kursi yang berada tepat di samping ranjang.

"Apaan, lo mah cuma tereak-tereak doang, lahh gue bawa anak orang!"

"Still, bayangin aja kalau semisal gue gaada, emang lo bisa lewatin manusia-manusia itu sendirian?"

"Yaelahh, mereka mah kalau lihat cogan juga pasti minggir— "

"Hah, apa? budeg nih kuping gue, lo tadi ngomong apa?"

"MEREKA MAH KALO LIAT COGAN JUGA PASTI MINGGIR."

"COGAN APAAN, COWOG EDAN MAKSUD LOE?— "

"Guys.. "

Baik Neva maupun Vano, keduanya langsung beralih pada Saka yang baru sadar.

Kasian banget, padahal baru aja dia pusing gara-gara mimisan, sekarang pusing lagi gara-gara denger dua orang yang ribut pas banget di sebelah telinganya.

"Kalian gak capek apa berantem terus?"

" ... "

"Gue mau balik ke kelas."

"EH GAUSAH!!" Bantah Neva dan Vano dengan kompak. Saka yang kebingungan dengan reaksi keduanya, langsung mengedipkan matanya duakali dengan polos.

"Kenapa? Gue udah baikan kok— "

"Gausah balik. Gue tadi udah izinin lo ke Bu Mina, kata beliau lo mending istirahat dulu aja daripada maksain belajar terus makin drop."

"Bener kata Neva, lo mending istirahat di rumah aja. Keluarga lo ada yang bisa dihubungi nggak? Biar gue suruh jemput."

" ... "

Hening selama beberapa detik, Sakala lebih memilih untuk menundukkan kepalanya dan memainkan jari kukunya alih-alih menjawab pertanyaan dari Vano.

Karena menyadari suasana tiba-tiba yang berubah menjadi canggung, Elvano berinisiatif untuk memberikan alternatif lain.

"Gimana kalau— "

"Gue bisa pulang sendiri."

"Jangan!" Usai mengatakan itu, Reneva langsung melirik ke arah Vano, memberi isyarat kepada cowok itu menggunakan bahasa kalbu.

Sebagai manusia dengan kadar kepekaan yang tinggi, Elvano hanya bisa menghela napas panjang dengan memasang muka masam andalannya.

"Iyee, tas lo gue ambilin."

"Aaa makasih Elvanoo!! Btw, rumah lo dimana Kal?"

"Aaa makasih Elvanoo!! Btw, rumah lo dimana Kal?"

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Lovely Bear Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum