2. Alzheimer

154 96 118
                                    

Hello, don't forget to give this part a vote. Happy reading, fellas!
(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─

"Maaf, Bu. Saya terlambat datang," kata anak yang baru datang itu sembari jalan ke arah Bu Lidya.

"Kenapa bisa terlambat? memang nggak dibangunkan sama ibunya?" tanya Bu Lidya.

"Sudah bangun, cuman karena saya masih ngantuk ketiduran lagi, Bu." Anak itu menggaruk kepalanya canggung.

"Ya sudah, nama kamu siapa?"

"Nama saya nasa, Bu. Nasa adhikara."

"Oke, Nasa. Sekarang kamu cari tempat duduk yang kosong, ya. Sekarang ibu ingin menjelaskan kegiatan kita pada awal semester ini."

"Baik, Bu." Nasa berjalan ke arah barisan paling ujung. Dekat dengan hiasan gantungan bunga biru. Dia duduk di barisan ke-3.

★彡

Jam menunjukkan jarum ke arah angka sepuluh, waktu istirahat telah tiba. Athala dan Ilana berjalan menuju kantin. Suasana kantin sangat ramai bak pasar yang diserbu pembeli karena potongan harga.

"Ilana, kamu mau beli apa? aku mau beli mi ayam," tanya Athala.

"Aku sih, mau beli bakso di sebelah sana," ujar Ilana seraya menunjuk ke arah toko paling ujung.

"Oke, nanti kita ketemu lagi di meja nomor 2 ini, ya."

Athala pergi ke toko yang ada di depannya. "Permisi, Bu. Saya mi ayamnya 1, ya."

"Iya, Ndok. Sebentar, ya."

Ibu itu melayani pesanan Athala. Dari yang dilihat saja, mi ayam itu sudah cukup menggiurkan selera. Secara tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Athala dari belakang.

"Eh, maaf. Aku didorong temanku."

Athala mengenal orang itu. Ya, siswa yang tadi datang terlambat. Entah kenapa tetapi Athala tak mengingat namanya. Athala tertegun melihat anak itu. Tanpa disadari, Athala memandang lama ke arah anak itu. Tanpa membalas permintaan maafnya.

"Mengapa dia terlihat agak ...," batin Athala

"ATHALAA!" jerit Ilana.

Teriakan Ilana yang membahana cukup untuk mendiamkan seluruh populasi di kantin. Ilana langsung berlari menuju Athala sambil menutup wajahnya karena merasa malu.

Sesampai di depan Athala dia berujar, "IHH, Athala. Aku malu banget. Gimana— eh, Kamu yang tadi telat bukan?"

"Iya," jawabnya singkat.

"Nama kamu nasa bukan, sih?" tanya Ilana

"Iya."

"Tapi, kamu—"

"Sudah ya, pergi dulu. Athala, aku duluan," sela Nasa sambil merekahkan senyumnya ke arah Athala.

"Nggak jelas banget, sih. Lagi ditanya juga. Main pergi saja," gerutu Ilana.

Insan yang disunggingkan senyum hanya terdiam menatapi punggung Nasa yang semakin jauh. "Dia bisa tahu namaku dari mana, ya?" tutur Athala.

"Nggak tahu, ah. Orang nggak jelas. Ayo, Athala. Kita ke meja."

★彡

Bel keenam sudah mengeluarkan bunyinya, seluruh siswa-siswi harus pulang ke rumah mereka. Teriakan senang bisa terdengar dari seberang ruangan. Sebelum mereka keluar, diwajibkan bagi mereka untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Lalu, mengucapkan salam kepada guru yang sedang mengajar.

Look at the MoonWhere stories live. Discover now