eighteen

33.5K 2.6K 77
                                    

Seperti biasanya, Alice sudah bangun pagi ini. Ia hendak turun kebawah untuk menyiapkan sarapan. Mata cantiknya melihat ke arah Rylee yang sudah berbaring di atas ranjang dengan laptop di pangkuannya. Padahal sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat Rylee masih tertidur.

Semenjak kepindahan mereka, Rylee masih harus mengurus beberapa hal apalagi kepindahannya ini sangat mendadak ia tak bisa melepas begitu saja. Meskipun Frank berencana mengutus seseorang untuk menangani perusahaannya tetapi Rylee menolak, Rylee bilang ia masih mampu mengurus semuanya sendiri. Frank hanya mengiyakan saja, toh ia juga sebenarnya sudah tahu apa yang harus ia lakukan.

"Mas, kamu udah bangun."

Rylee menoleh mendapati Alice yang sudah cantik dengan balutan dress putih yang melekat dengan indah.

"Aku baru bangun." jawab Rylee, lalu ia menutup laptopnya beranjak dari kasur dan melangkah mendekati Alice yang tengah duduk dihadapan cermin. Rylee melingkarkan tangannya di leher Alice, lalu membubuhkan kecupan dipuncak kepala Alice.

"Selamat pagi, sayang."

"Pagi," balas Alice. "Kamu mandi dulu, aku mau ke bawah sekalian bangunin Ace."

"Biar aku yang bangunin Ace." tawar Rylee semangat, ia rindu sekali dengan anak imutnya itu.

Selama pindah kesini, Rylee sudah jarang sekali bermain dengan Ace karena keponakan dan yang lainnya mengambil perhatian Ace dengan banyak hal yang membuat Ace tertarik ditambah lagi ia dibuat sibuk dengan beberapa pekerjaan oleh Frank dan kedua kakaknya, padahal itu bukan pekerjaan yang seharusnya Rylee kerjakan. Entah apa maksud dari itu.

Rylee pun melangkah keluar kamar meninggalkan Alice yang terkekeh pelan. Ia hafal betul kenapa Rylee terlihat semangat, mana bisa sih mereka berjauhan dengan anak imut itu? Sehari, bahkan sedetikpun tidak bisa. Ace terlalu imut untuk di lewatkan.

Pintu lift pun terbuka, Rylee langsung melangkah dengan cepat dan meraih kenop pintu. "Baby.." hening tak ada jawaban.

Bahu Rylee langsung merosot ketika tak melihat Ace, yang ia lihat hanya setumpuk boneka sapi tersenyum seolah mengejek Rylee di atas kasur Ace yang menyambut kehadirannya. Sial, Rylee kecolongan lagi. Kali ini siapa yang mengambil Ace.

..

"Bang, tangkap Jun nya!"

"Sabar, baby. Ini kucing nakal banget."

"No! Jun nggak nakal!"

Noah memangut-mangut, "Iya in dah!"

"Abang! Jun nya jangan ditalik-talik!"

"Bang! Jun nya sakit kalau ditalik!

"AAAA Abang! Lehel Jun ke talik!

Noah menghela nafas berat, ia menyerah. Susah sekali menangkap mahkluk berbulu ini apalagi Ace yang berteriak melarangnya menarik kucing itu takut kucingnya terluka.

Jun, kucing peliharaan Ace kini sangat bersemangat bermain berbeda dengan kondisinya kemarin. Kucing itu kini berlari memanjat dan melompat kesana-kemari
menghindar dari kejaran Noah sedari tadi. Bahagia sekali Jun mendapatkan kamar yang sangat luas lengkap dengan fasilitas mewah sekelas kucing kerajaan.

Noah memang pagi tadi mampir ke kamar Ace, yang ternyata Ace juga sudah bangun dan kala itu Noah melihat Ace tengah mengajak ngobrol para boneka sapinya. Jangan terlalu terkejut, bahkan Noah sudah berkenalan dengan sapi-sapi Ace tentunya dengan paksaan adik gemasnya itu.

little aceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang