27. Cinta Monyet

2.3K 286 204
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHusain tersenyum saat melihat Husna keluar dari gedung kelasnya dibantu Cia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Husain tersenyum saat melihat Husna keluar dari gedung kelasnya dibantu Cia. Setelah satu bulan terapi dan latihan mandiri dibantu Husain, Husna sudah bisa berjalan dibantu tongkat. Husain mendekat dan mengambil alih tangan Husna lalu berterima kasih kepada Cia.

"Lanjut nanti pas ngaji ya," ucap Husna diangguki Cia.

Husain dan Husna berjalan pelan ke ndalem.

"Lanjut apa?" tanya Husain.
"Rahasia."
"Kok main rahasia-rahasiaan sih?"
"Ya itu rahasia cewe, kamu ga boleh tau."

Husain mendengus pelan. "Mau aku gendong aja ga? Biar cepat."

"Kalo mau cepat ya kamu jalan aja sana sendiri, ga usah bantuin aku!"
"Sensi amat, Nyonya Husain ini."

Husain mengambil alih tongkat Husna dan meraih pinggangnya agar berjalan lebih mudah.

"aku pengen jajan kebab," pinta Husna.
"Boleh, nanti aku beliin."
"Terima kasih Mas Husain Sayang."

Husain tiba-tiba berhenti membuat Husna juga berhenti dan menoleh.

"Terima kasih apa?" tanya Husain.
"Mas Husain Sayang."
"Lagi."
"Mas Husain Sayang."

Husain tertawa pelan dan kembali berjalan memapah Husna.

"Lagi," pinta Husain.
"Mas Husain Sayang."

Husain terus meminta Husna mengulang kalimat yang sama sampai mereka tiba di teras ndalem. Mereka langsung masuk, Husian membantu Husna untuk mencuci tangannya karena mereka akan makan siang.

"Aku makan sendiri aja."
"Aku suapin aja ya biar cepat."
"Biar cepat, biar cepat terus. Kamu mau ngapain sih?"
"Ya ga ngapa-ngapain, biar cepat aja, ganti baju terus ke masjid."

Husna mengibaskan tangannya menyuruh Husain untuk diam dan tidak mengganggunya makan siang. Husna memang senang dibantu Husain, tapi kadang suaminya itu berlebihan. Husna sudah sehat, sudah bisa melakukan banyak hal, tapi Husain tetap memperlakukannya seperti Husna tidak bisa melakukan apa pun.

"Aku penasaran deh, By," ucap Husain di sela makannya.

"Hm?"

"Kamu beneran pernah suka sama Mas Hasan? Jadi kamu sama Dara rebutan dong?" tanya Husain. Husna menghentikan gerakannya lalu mengangkat wajahnya menatap Husain. Husain yang merasa diperhatikan, ikut mengangkat wajah dan menatap Husna.

"Maksud aku-"

"Menurut kamu, aku kelihatan suka sama Mas Hasan atau engga?" tanya Husna memotong ucapan Husain.

"Ga tau," jawab Husain pelan.

Husna malah terkekeh kecil dan melanjutkan makannya, membiarkan Husain bingung dengan pertanyaannya sendiri.

"Una marah?" tanya Husain.
"Hm, marah banget."
"Serius?"
"Iya."

Husain melepaskan sendok, menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Husna.

Harsa HusnaWhere stories live. Discover now