Above The Fates [SEULRENE]

Bab 97

Seungwan sudah berkali-kali melukiskan wajah Joohyun di benaknya pada malam-malam gelap di negeri asing. Dia begitu akrab dengan setiap ekspresi Joohyun, dan bahkan senyuman dalam ingatannya. Sekarang, setelah setengah tahun tidak melihatnya, ketika dia berdiri beberapa langkah darinya, satu pandangan saja sudah cukup baginya untuk merasakan dengan tajam bahwa kekasihnya tampak berbeda.

Dia tampak lebih cantik dan menawan dibandingkan saat dia pergi. Seungwan berpikir bahwa ini mungkin bukan filter kecantikan di mata seorang kekasih yang dia kembangkan setelah lama tidak bertemu dengannya. Joohyun memiliki pesona yang tak terlukiskan pada dirinya sekarang, menjadi lebih lembut dan menarik. Di antara alisnya, kesedihan samar yang menyelimutinya selama bertahun-tahun menghilang, mengungkapkan sedikit kebahagiaan dan kegembiraan yang belum pernah dia lihat selama bertahun-tahun ini.

Dia begitu cantik, bersemangat, dan memiliki angin musim semi di wajahnya.

Selama ketidakhadirannya, Joohyun telah menjaga dirinya dengan sangat baik. Seungwan seharusnya merasa lega dan bahagia. Namun, entah mengapa, rasa takut dan cemas tiba-tiba mencengkeram hatinya.

Emosi lembut yang terlihat di mata dan sudut bibirnya membuat Seungwan merasa panik dan tidak aman.

"Kamu terlihat berbeda?" Dia menyeret kopernya dan berdiri di hadapan Joohyun, tidak mampu menahan keraguan dan keterkejutan dalam suaranya.

Tanpa sedikit pun keterasingan setelah lama tidak bertemu, Joohyun secara alami mengulurkan tangan untuk membantu membawakan koper lain. Saat mendengar pertanyaan itu, dia tersenyum acuh tak acuh saat membalas pertanyaan Seungwan: "Berbeda dalam hal apa? Oh, Seulgi memberitahuku bahwa berat badanku sepertinya turun akhir-akhir ini."

Seungwan tersentak kembali ke dunia nyata, matanya yang dalam dipenuhi dengan emosi yang mendalam dan terkendali. Dia mengikuti langkah Joohyun, dan berkata: "Kamu tampak jauh lebih bahagia dari sebelumnya? Apakah... apakah kamu bertemu seseorang baru-baru ini, atau apakah sesuatu yang membahagiakan terjadi?"

Kecurigaan yang menyiksa di benaknya tak terkendali adalah: Apakah Joohyun... sedang jatuh cinta?

Namun selama tujuh atau delapan tahun terakhir, Joohyun telah menunjukkan sikap tidak terikat pada dunia, tidak tertarik pada hubungan romantis. Bisakah seseorang menyentuh hati Joohyun hanya dalam waktu setengah tahun setelah dia pergi? Seungwan tidak ingin mempercayainya, apalagi menerimanya!

Joohyun tertegun sejenak ketika mendengar ini. Cengkeramannya pada pegangan bagasi tanpa sadar semakin erat, dan senyuman di bibirnya tanpa sadar memudar.

Faktanya, Seungwan bukanlah orang pertama yang menanyakan pertanyaan seperti itu padanya. Baru-baru ini, banyak orang, termasuk rekan kerja di sekitarnya, bercanda dalam percakapan santai bahwa dia tampak berbeda dari sebelumnya; mereka yang sedikit lebih dekat dengannya bahkan terus terang menggodanya dan bertanya tentang apakah ada alasan khusus, memperhatikan aura musim semi dari seseorang yang sedang jatuh cinta di antara alis dan matanya.

Dia tidak pernah menanggapi komentar tersebut dengan serius, hanya berpikir bahwa itu adalah lelucon dari mereka. Tapi sekarang, bahkan Seungwan pun menanyakan hal yang sama padanya. Senyuman sedih terbentuk di hatinya. Ternyata, dia benar-benar sedang jatuh cinta? Apakah dia sudah terjatuh begitu dalam tanpa harapan?

"Kamu kembali, bukankah itu hal yang membahagiakan?" Saat memberikan jawaban ini, Joohyun menurunkan kelopak matanya, dia terlihat acuh tak acuh.

Dia tidak bermaksud menyembunyikan kebenaran dari Seungwan, tetapi saat ini jelas bukan waktu atau tempat yang tepat untuk pengakuan seperti itu. Dia sudah mengantisipasi bahwa Seungwan mungkin tidak akan dengan mudah menerima hubungannya dengan Seulgi. Berhenti dari pekerjaan dan memulai pekerjaan baru bukanlah hal sepele. Dia ingin menunggu sampai Seungwan sudah tenang setelah dia kembali sebelum memberitahunya, untuk menghindari kekhawatirannya bertambah.