|29| Odd

2.7K 334 85
                                    

Rival
By Rayhan Semesta


Terlihat si pirang tengah berbaring di kasurnya sambil bermain ponsel, samar-samar ia bisa mendengar suara familiar dari balik pintu, pasti ada orang-orang yang ia kenal disana.

Kini jam telah menunjukkan pukul 2 siang, perutnya mulai bergemuruh lapar, sudah lewat 5 jam sejak ia menyuapkan makanan pada mulutnya.

'Makan apa ya?'

Ucap Ricky dalam hati, sesekali ia akan beralih menatap perut buncitnya, seolah bertanya pada sosok yang tengah tertidur di dalam sana.

Setelah berpikir begitu lama, akhirnya ia menemukan menu makanan yang ia pikir bisa mengisi kekosongan perut. Dengan nama hidangan di benak, Ricky meraih ponselnya dan mengirim beberapa pesan pada Gyuvin.

Namun setelah menunggu selama 15 menit, pemuda itu tak kunjung memberikan respon, sepertinya ia telah meninggalkan ponselnya di suatu tempat.

Tanpa sadar Ricky memajukan bibirnya, sudah ia duga, tak akan semudah itu melakukan apa yang telah ada di angan-angan, sepertinya Gyuvin melupakan bahwa kini ia seolah tengah jadi tahanan sementara.

"Hmm.."

Suara tak jelas keluar dari mulutnya karena merasa kesal, surai pirangnya terlihat bergerak-gerak ketika ia menggulung tubuhnya dengan selimut. Jika saja ia bisa keluar lalu mengatakan permintaannya langsung pada Gyuvin.

'Bangsat gue dilupain.'

Gumamnya dalam hati dengan muka masam. Karena tak bisa melakukan apa-apa, Ricky memutuskan untuk memejamkan mata sejenak.

___

"SIP SELESAI!"

Ujar Rio sambil melemparkan tubuhnya pada sofa, akhirnya setelah melakukan banyak perjuangan, tugas mereka telah usai.

"Nanti malem gue submit ya."

Ucap Hanbin sambil menutup laptopnya. Bisa dilihat lewat jendela bahwa kini senja mulai datang, para pemuda tersebut segera membersihkan kerusuhan yang telah mereka buat demi menyelesaikan ujian praktek PKU.

Mengerjakan tugas sebagai kelompok yang hanya berisikan laki-laki hanya dalam kurun waktu satu hari bukan jadi hal mustahil bagi mereka, asalkan saling kompak, memasak bukan jadi hal yang sulit. Tentu saja dengan syarat harus ada Hanbin dan Gunwook di kelompok tersebut.

Gyuvin menghela nafas lega sambil memandang pantry yang telah ia bersihkan, untuk urusan mencuci piring dan membuang sampah itu tugas teman-temannya yang lain. Berjalan menuju sofa, ia duduk sambil meminum es teh buatan Taerae. Di sampingnya terlihat Rafael tengah menggulung charger kamera, atensi pemuda Batak itu teralih ketika netranya menangkap notifikasi dari ponsel Gyuvin.

"Eh pin, hape lo geter terus tuh, mending buka deh keknya penting."

"Iya kah?"

Tukas Gyuvin sambil menatap meja yang sengaja digunakan untuk port elektronik, ia kemudian segera meraih ponselnya yang sempat ia lupakan keberadaannya. Detik selanjutnya Gyuvin berdiri dengan wajah panik, ia melupakan sesuatu yang sangat penting, si Riski sialan belum makan.

Ia segera memasuki kamar si pirang, tentu saja tak luput dari umpatan dalam hati yang ia tujukan pada dirinya sendiri.

Ketika pintu tertutup, ia bisa melihat si pirang tidur tengkurap sambil bermain ponsel.

"Heh!"

Ujar Gyuvin sambil menepuk bahu Ricky yang tidur membelakanginya.

"?"

𝐑𝐢𝐯𝐚𝐥 [Gyuicky]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora