file: 08

83 13 0
                                    

tw // explosion

--------

Sekarang adalah waktunya. Mereka berlima berkumpul di rumah Chan terlebih dahulu sebelum pergi ke lokasi.

Dan tepat seperti kata Changbin tadi siang,

"Aku yakin kau punya rencana," ucap Changbin begitu Minho duduk di sofa.

Dan Minho mengangguk.

Changbin tersenyum puas, Hyunjin menatap Minho tidak percaya, Jisung memilih untuk bermain dengan Berry, sementara Chan memilih untuk mengabaikan reaksi Changbin dan Hyunjin.

"Jadi bagaimana?" tanya Chan.

'Aku merasa seperti ketuanya,' pikir Minho.

Minho lantas menjelaskan detail rencananya dan mengabaikan Jisung yang sedang bermain dengan Berry. Biarkan saja lah, nanti dia akan paham dengan sendirinya.

"Ada pertanyaan?" tanya Minho.

"Kau yakin dengan rencana ini?" tanya Chan.

"Tentu. Kalian tidak perlu khawatir, jika aku tidak mengabari kalian dalam dua hari, baru kalian boleh berpikir macam-macam," ucap Minho sebelum Hyunjin menyuarakan isi pikirannya.

- Two Faced -

"Oke, semua bersiap di posisi," komando Chan.

"Mordant, bagaimana keadaannya?" tanya Minho.

"Aman. Sangat mudah mengakses CCTV di dalam sana," jawab Hyunjin.

"Bagus, aku akan masuk," ucap Minho dan kemudian mulai berjalan ke arah Selene Cafe dengan pakaian serba hitam.

Namun pastinya mereka tau siapa itu.

"Ada apa kau kemari malam-malam?" tanya Jungwoo begitu ia melihat Minho.

"Memangnya tidak boleh?" tanya Minho balik.

"Tidak sih, tapi kan biasanya kau ke sini siang hari," balasnya, "seperti biasa kan?" tanya Jungwoo kemudian.

Minho mengangguk, "dengan tambahan tiga americano dan 1 cappuccino," ucapnya.

"Untuk siapa?" tanya Jungwoo.

"Yang tadi siang,"

"Ah, mereka.. Baiklah, kau bisa menunggu," ujar Jungwoo setelah Minho memberikan beberapa lembar uang dan kemudian duduk di tempat biasa ia duduk.

Dia memilih untuk berpura-pura mendengarkan musik sementara tangannya di bawah meja menempelkan beberapa bom waktu yang telah diberikan oleh Hyunjin. Bom yang dapat dinyalakan dari jarak jauh. Lalu setelah pesanannya selesai, Minho pun melangkah keluar dan berjalan ke tempat persembunyiannya tadi.

"Kau bisa mengaktifkannya setelah seseorang duduk di sana, Mordant," ucap Minho.

"Oh, seseorang duduk di sana," balas Hyunjin kala ia melihat layar laptopnya, "oke, akan kunyalakan," lanjutnya.

"Lalu apa gunanya kita bertiga?" tanya Changbin.

"Anggota cadangan seandainya rencana ini gagal,"

Dan beberapa menit kemudian, sebuah ledakan besar terjadi. Ledakan itu memiliki radius sepuluh meter dan berhasil menghancurkan seluruh bangunan tersebut.

"Kenapa kau diam?" tanya Chan pada Minho.

"Jungwoo," jawabnya.

"Dia pasti selamat, tadi dia sedang membuang sampah di luar," ucap Hyunjin.

"Kau khawatir?" tanya Changbin.

"Dia bisa saja mencurigaiku, bukan?" balas Minho.

"Ngomong-ngomong, untuk apa kau membeli lima minuman?" tanya Jisung.

"Bukankah akan terlihat aneh kalau aku hanya membeli satu dan menunggu lama di sana?" tanya Minho.

"Lalu mau kau apakan semua itu?" tanya Changbin.

"Americano itu untuk kalian bertiga, dan cappucino itu milikku dan Wolf. Aku tau dia tidak terlalu suka kopi,"

"Dari mana kau tau?" tanya Chan.

"Jangan bilang kau lupa kalau aku juga seorang mata-mata,"

"Ah, maaf aku melupakannya," ujar Chan buat ketiga temannya tertawa.

Gila, baru kali ini mereka mendengar Chan meminta maaf setelah tiga tahun.

"Mau pulang sekarang?" tanya Minho.

"Memangnya kita mau apa lagi di sini? Tugas kita sudah selesai," balas Changbin.

"Kalau begitu pulanglah duluan, aku mau kembali ke sana,"

"Untuk apa?" tanya Hyunjin.

"Berpura-pura mengkhawatirkan Jungwoo," balasnya sambil meninggalkan keempat orang yang sejak tadi bersembunyi dengannya di sebuah gedung.

Minho sampai di lokasi beberapa saat kemudian. Di sana dia bisa melihat Jungwoo yang masih hidup—seperti kata Hyunjin.

"Jungwoo," panggil Minho.

Dan saat itu juga Jungwoo memeluk Minho erat sambil menumpahkan tangisannya.

"Tenanglah, kau aman di sini," ucap Minho mengusap bahunya.

"Ayo ke rumah sakit, lenganmu tergores," ajak Minho.

- Two Faced -

"Kenapa kau kembali?" tanya Jungwoo.

"Aku mendengar suara ledakan,"

"Dan minumannya?"

"Aku berikan pada temanku yang bernama Wolf,"

"Kalian tadi bersama?"

"Begitulah,"

"Astaga, lalu kau meninggalkannya?"

"Memangnya kenapa?"

"Tidak sih, hanya saja.. Ah sudahlah, tidak usah dipikirkan,"

"Ya sudah, ayo pulang,"

-

To Be Continued

[Saturday, May 11 2024]

Two Faced • Banginho [✓]Where stories live. Discover now