🌹{The Quality Time}🌹

19 9 0
                                    

°

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

°

°

°

•____________________•

Jagalah shalatmu, ketika kamu kehilangan shalat, kamu akan kehilangan segalanya.
---Umar bin Khattab----
•____________________•












"Mbak!" dengan gerakan cepat, Kayfa membantu Nurma dan memegang pergelangan tangan wanita itu.

Tadi, Kayfa melihat Nurma hampir saja terjatuh dari tangga dan untungnya, Kayfa dengan tepat waktu menolongnya. Kalau tidak, ntahlah apa yang akan terjadi dengan Nurma.

Nurma hanya memandang tangga dengan tatapan kosong, bisa dilihat Mbaknya ini terlihat berbeda.

"Mbak," Kayfa menepuk sebelah bahu Nurma.

Nurma hanya menatap Kayfa rumit. Ia berfikir, kalau saja ia terjatuh mungkin saja ia bisa saja dilarikan ke rumah sakit, atau yang lebih parahnya lagi sampai meninggal. Karena melihat tangga banyak dan tinggi ini membuat Nurma bergidik sendiri.

Dengan perlahan, Kayfa mengambil tangan Nurma lembut. Untungnya Nurma tidak menolak, sepertinya benar Nurma sedang ada masalah.

"Mbak, ayok kita turun sama - sama" Ajak Kayfa, wanita muda itu mulai menuruni tangga dengan perlahan sambil menuntun Nurma.

Kalau Ray, suaminya itu sudah kembali bekerja di perusahaannya seperti biasa dari tiga hari yang lalu.

"Duduk dulu, Mbak. Kay ingin ke dapur bentar" Kayfa mulai berjalan dengan sedikit berlari ke dapur.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Kayfa datang dengan membawa dua cangkir teh. "Ini, Mbak. Minum dulu, biar Mbak bisa rileks"

Tanpa kata, Nurma meminum teh hangat itu. Benar saja, fikirannya sedikit tenang saat merasakan kehangatan teh yang menjalar di tenggorokannya.

"Mbak kayaknya ada fikiran. Kalau Mbak mau, cerita saja ke Kay, Kay akan menjaga rahasia Mbak kok" Nurma menatap Kayfa sebentar lalu menunduk.

"Kamu bener Kay, Mbak sedang ada masalah.." Nurma mendonggak, dengan mata yang berkaca kaca.

Kayfa mendekati Nurma, ia merangkul pundak Nurma yang bergetar. "Tarik nafas dalam - dalam, Mbak. Terus keluarkan perlahan"

Nurma menghapus kasar air matanya, "Mbak sedih, Kay... Beberapa hari yang lalu Mas Deno selalu mengungkit tentang anak. Dan sikapnya berubah ntah karena apa, dia sangat menginginkan hadirnya seorang anak. Sudah hampir 3 tahun kita bersama, dan Mbak belum dikaruniai seorang anak" Ucap Nurma bercerita.

Kayfa tersenyum maklum, ia merengkuh tubuh Mbaknya. "Kalau ada masalah rumah tangga di tahun 1,2,3,4 pernikahan dan tahun - tahun selanjutnya, ntah karena faktor ekonomi, momongan, beda pendapat, atau masalah lainnya... Selama itu buka KDRT, suami berzina, suami malas menafkahi, atau sebagainya. Maka Mbak harus bersabar, karena ujian sebenarnya dalam berumah tangga adalah saat usia pernikahan berada di fase jengah, yaitu 10 tahun pernikahan ke atas."

Takdir KayfaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora