33

2.6K 170 6
                                    

🏔️ Arjuna

Hubungan  kami sudah benar-benar kembali baik. kini aku sibuk membantunya mempersiapkan opening keda pastry miliknya yang akan di launching weekend ini, pulang kerja aku langsung menyusulnya di kantor dan kami sama-sama menuju ke kedai yang memiliki nama "Kayu Manis" ini.

Rinjani sudah merekrut 6 orang karyawan yang akan dipekerjakan dengan sistem shift, agak melenceng dari dugaannya yang semula hanya berpikir 4 orang saja cukup, nyatanya sebelum dia membuka kedai ini dia sudah berhasil mendapat pekerjaan tetap, dan jualan online-nya ini selama ini semakin berkembang alhasil agar tidak kewalahan dia akhirnya menambah jumlah crew nya lagi, katanya modal yang dia punya masih aman untuk dana darurat gaji crew nya.

Kedai karya Alex sangat bagus hasilnya, Jani memang sengaja langsung membangun 2 tingkat untuk memaksimalkan tempat duduk bagai pembelinya yang ingin menikmati suasana kedai, sebenarnya hampir sama dengan konsep kedai kopi mamanya tapi disini yang Jani coba tonjolkan adalah pastry nya, dan disini tidak ada makanan berat.

"Mbak, ini kemarin faktur pembelian bahan-bahan dari toko nya ko Beni," salah seorang crew nya memberikan dia beberapa lembar kertas list pengiriman bahan-bahan pada Jani "Oke makasih ya Na!"

"Yang itu nanti aku bantu catat, kamu fokus dulu aja ke kedai yang belum lengkap," aku memang membatunya mencatat semua pengeluaran dan pemasukan online yang dia dapat selama kami kembali berbaikan.

"Iya mas siap!" dia menyimpan kertas-kertas tadi ke map khusus yang dia gunakan untuk menaruh semua bon kedai ini.

"Din, soal AC sudah dicek semua?" tanya Jani kepada Dini yang dia percaya sebagai koordinator kedai.

"Sudah mbak, aman, dan semuanya berjalan baik, tinggal tunggu tukang masang neon box yang dari kemarin masih diundur,"

"Pastikan maksimal terpasang hari Kamis malam ya!"

"Oke mbak siap!"

"Bel, tolong pastikan untuk hari Sabtu kita bisa bikin 4 loyang untuk masing-masing varian cake ya, terus untuk free cromboloni nya bahannya benar-benar pastikan aman dan semua sausnya sesuai resep yang aku kasih......" dia masih saja memberikan beberapa check list yang harus dilakukan masing-masing anak crew nya, aku? aku sibuk memandanginya yang sedang sibuk bicara.

Percayalah awalnya bahkan aku gak tahu cromboloni itu apa, croissant itu bagaimana, bahkan choux pun aku baru tahu kalau itu sejenis kue sus setelah aku mengikuti kesibukan kekasih ku yang multitalenta ini, tapi aku tidak keberatan untuk belajar tentang hal-hal itu karena bagiku ketika aku lebih mengenal apa yang Jani kerjakan maka itu bisa membuat komunikasi kami lebih berkualitas dan terarah.

Dia akhirnya selesai memberikan arahan dan sekarang perhatiannya kembali padaku "Mas sudah lapar?"

"Belum, gak usah mikirin aku, kita makan setelah kamu sudah selesai semuanya,"

"Aku pengen makan nasi gorengnya Odi deh, mau gak?"

"Boleh, mas juga kapann hari pengen mampir tapi belum sempat,"

"Oke bentar, aku ke kitchen dulu siapa tahu masih ada jajan yang bisa aku kasih ke Odi," dia berlari kecil dan aku tersenyum mengamatinya, tidak lama kemudian dia kembali dengan membawa sekotak besar kardus berwarna biru muda yang bertulis nama kedainya "Yeay masih ada mas, yuk makan sekarang!" aku tersenyum kemudian menegakkan badanku dan kami siap pulang sambil mampir makan malam ke lapak Odi dulu.

.

Aku mengantarkannya kembali ke apartemen setelah kami selesai makan malam romantis bersama di lapak nasi goreng bapaknya Odi, aku masuk mengikutinya dan kami sama-sama menyandarkan tubuh di sofa bed ruang TV "Ternyata secapek ini ya menghadapi realita khas orang yang beranjak dewasa?" aku tertawa mendengar celotehnya dan dia menegur "Gak sopan ngetawain aku mas!"

"Refleks sayang, habis lucu!"

"Tapi kan benar!"

"Iya, tapi kita harus bersyukur karena keadaan kita jauh lebih baik dibanding orang-orang di luar sana,"

"Iya kang mas, iya!" aku gemas, langsung aku tangkup dagunya dan memberikannya sebuah ciuman di bibir, dia memandangiku, mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian tangannya memukul dadaku "Mas Juna! selalu curi-curi kesempatan!" aku terkekeh.

"Aku gemas aja, itu bibir kamu gak capek apa dari tadi bersuara terus?"

"Oh mas mulai capek sama aku yang cerewet?"

"Gak, bukan gitu, aku cuma inisiatif buat bikin bibir kamu lebih rilex,"

"Bibir aku rilex, tapi jantung aku gak!" aku tertawa mendengar balasannya.

"Berarti bibir aku hebat kan yang?"

"Ampun mesum banget, udah sana pulang, bahaya banget kalau lama disini!"

"Lagi pingin ya?"

"Gak!"

"Kok bahaya kalau aku lama-lama disini?"

"Arhggg gak tahu ah mas, bingung sendiri aku kalau debat sama kamu!" dia akan beranjak pergi dari sofa tapi aku lebih dulu berhasil menariknya sehingga dia duduk tepat diatas pangkuanku "Mas Juna!"

"Diem duluu yang!"

"Aku mau bilang sesuatu ke kamu, mumpung aku gak lupa,"

"Apa?"

"Bulan depan ikut aku datang ke acara kolega kantor aku ya,"

"Dimana?"

"Luar kota,"

"Langsung pulang kan?"

"Belum tahu, kayaknya disediakan kamar dari mereka,"

"Mas yakin ajak aku?"

"Kan pasangan aku kamu!"

"Gak ajak ibu aja?"

"Ibu malah yang nyaranin mas ajak kamu, ibu sudah gak mau mengurus kantor lagi yang kalau kamu lupa itu,"

"Aku lihat jadwal ku dulu ya mas,"

"Usahain ya tapi, niatku juga mau mulai mengenalkan kamu ke kolega-kolega bisnis ayah,"

"Oke, aku ijin papa mama dulu,"

"Aku sudah tanya ke mereka, jawabannya boleh,"

"Kapan mas tanya?"

"Setelah ibu minta mas pergi sama kamu aja, coba nanti kamu tanya om Ares sama tante Hera,"

"Oke. aku konfirmasi lagi besok, sekarang mas bisa pulang kan?"

"Gak boleh tidur sini aja ya?" aku menggodanya.

"Gak!"

"Kenapa?"

"Aku takut kamu macem-macemin! amit-amit nih ya mas tapi aku antisipasi aja, soalnya makin hari kamu makin gila," aku tertawa mendengarnya.

"Duh, dulu siapa ya yang baru balik dari date pertama sama aku udah mikirin mau resepsi pakai adat apa??" aku coba mengingatkannya.

"Itu efek awal-awal kita dekat ya mas, sekarag beda! Udah mending kamu pulang sekarang keburu malam!"

"Adat solo gak sih yang cocok kita pakai yang?"

"Mas Juna udah dong! besok kita masih sama-sama kerja nih!"

"Aku butuh kerja waras biar bisa kebeli lagi alat-alat buat kedai, kamu jangan goda-godain muluk!"

"Cium dulu terus aku balik!" cup, dia mencium ku lebih dulu di bibir, aku akan menahannya dengan dekapan, tapi tangannya lebih dulu menangkap tanganku itu dari belakang tubuhnya "Pulang apa aku patahin ini tangan kamu sekarang?"

"Eits kalau patah gak bisa bantu kamu sampai klimaks loh yang!"

"Aku pakai tangan orang lain, puas kamu? pulang apa sekarang aku telpon papaku?" membayangkan om Ares aku langsung kembali pada jalan yang normal dan segera mencium pipi Jani "Night sayang, aku balik dulu, langsung istrirahat!"

Juna Jani, I Love You Pak Kos! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang