s e m b i l a n

362 37 1
                                    

Vino POV.

Udah ya Pak, saya mau tidur dulu.

Yasudah, selamat malam.

Setelah mengatakan itu saya langsung mematikan panggilan telepon, saya sedikit gugup karena mengucapkan selamat malam kepada Amel, entah mengapa saya berpikir untuk mengucapkan itu sebelum menutup telepon, tidak tahu apa yang akan dipikirkan Amel nanti tentang saya.

Entalahlah saya tidak tahu apa isi hati saya yang sebenarnya untuk Amel, semenjak liburan waktu lalu, saya merasa nyaman berada didekat Amel, mungkin saya yang terlalu kaku untuk mengajak ngobrol Amel dengan santai, saya pun juga heran mengapa saya harus bersikap berbeda kepada Amel setelah liburan itu berakhir, sungguh saya menyesal telah memperlakukan Amel seperti ini, saya kadang merasa bersalah karena telah membuat Amel terbebani dengan apa yang saya minta, saya hanya ingin bisa dekat dengan Amel, saya ingin tahu apakah saya benar-benar menyukainya atau malah perasaan saya ini hanya datang sekejap kemudian menghilang begitu saja.

Setelah bergulat dengan pikirkan saya sendiri, saya memutuskan untuk tidur, karena besok saya harus datang ke kampus lebih awal lagi.

Keesokan harinya pukul 06.20

Saya menuruni tangga untuk hanya sekedar menyapa keluarga saya, karena saya tidak ingin membuang waktu hanya untuk sarapan dirumah, saya akan sarapan di kantin kampus jika perlu.

"Loh Vino, kamu gk mau sarapan dulu?" Tanya Bunda yang mencoba menghentikan saya.

"Engga Bun, Vino mau sarapan di kantin saja."

"Sekali aja sarapan dirumah tidak bisa kah?" Tanya Ayah yang mengehentikan acara makan nya hanya demi membujukku.

"Engga Ayah, Vino sudah telat."

"Lain kali tolong sarapan dirumah ya Vino."

"Baik Ayah, Vino pamit dulu" ucap ku lalu menyalami punggung tangan Bunda, Ayah dan Eyang.

Saya langsung bergegas menuju ke mobil saya, lalu melajukan mobil tersebut dengan kecepatan sedang tapi cepat.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan kekampus, akhirnya saya sampai juga, saya mengambil jas saya yang saya letakkan di samping kursi, lalu merapikan rambut saya sebelum keluar mobil, setelah dirasa cukup, saya turun dari mobil dan berjalan memasuki kampus.

Saya melihat ada Dara, Amel dan Adam yang tengah mengobrol, entah mengapa saya tidak suka jika Adam dan Amel sedekat itu, saya juga ingin merasakan kelembutan Amel seperti perlakuan Amel kepada Adam, tapi sepertinya itu semua tidak akan mungkin, tanpa menunggu lagi, saya menghampiri mereka.

Vino POV Off.

Dara dan Amel sedang berjalan menuju ke kelas mereka, hari ini memang tidak ada kelasnya Pak Vino, jadi Amel bisa lega tidak bertemu dengan Pak Vino kali ini, di pertengahan jalan, mereka bertemu dengan Kak Adam, Amel sedikit terpaku melihat Kak Adam yang lebih tampan dari sebelumnya, Kak Adam mengenakan sweater berwarna merah di padukan dengan celana Levis nya dan sepatu putihnya, rambutnya dibelah tengah semakin menambah ketampanan Kak Adam, apalagi Kak Adam memiliki kulit putih seperti blesteran, tidak salah lagi mengapa semua ciwi-ciwi di kampusnya bisa jatuh hati dengan Kak Adam, hanya melihatnya saja membuat jantung berdetak tak karuan.

Mereka sekarang sudah menjadi pusat perhatian bagi seluruh kampus saat ini, mereka sedang ditatap sinis oleh fans fans Kak Adam, sungguh menakutkan sekali. Tapi Dara dan Amel tidak ingin ambil pusing, mereka mengabaikan tatapan sinis itu.

KISAH CINTA AMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang