s e p u l u h

398 36 2
                                    

"Lo bareng gue kan Mel?" Tanya Dara.

"A-anu itu Dar."

"Lo ngomong apa sih Amel."

"Gue mau dijemput Abang gue."

"Oh yaudah gue tungguin sampai Abang lo datang" ucap Dara hendak pergi namun Amel mencegahnya.

"Gk usah Dar, gapapa kok."

"Kenapa engga, gue siap nungguin lo."

"Iya makasih ya Dara, tapi gue gk mau ngerepotin lo, kemarin gue udah nginep di rumah lo, gk mau ngerepotin lo lagi."

"Lo kayak sama siapa aja Mel, gue ini sahabat lo."

Amel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung ingin beralasan apa kepada Dara, apa iya dia berkata jujur kalau ingin makan siang dengan Pak Vino, tapi tidaklah wajar menurutnya.

"Udah gapapa Dara, gue duluan ya dadah" Balasnya langsung kabur, ia tidak ingin banyak di tanyai oleh Dara, ia tahu kalau Dara tidak akan berhenti bertanya.

"Loh Amel, beneran gk mau gue temenin?" Teriak Dara tapi Amel sudah jauh dari pandangannya.

Amel bernafas lega karena ia berhasil selamat dari pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan Dara kepadanya, ia terus berjalan keluar kampus sampai dititik halte bus, di sana terlihat begitu sepi, karena memang anak-anak kampus disini tidak sering menggunakan transportasi umum, melainkan membawa mobil atau motor sendiri, sungguh kaya.

"Awas aja ya kalau Pak Vino gk datang tepat waktu" gumam Amel dengan wajah cemberut.

Tak lama kemudian mobil putih mendekat kearah halte bus, Amel terus memandangi mobil itu sampai mobil itu berhenti didepannya dan turun seorang laki-laki, Amel merasa lega itu adalah orang yang sedang ia tunggu, ia pikir Pak Vino akan datang terlambat mengingat Pak Vino adalah Dosen di kampusnya, pasti jadwal mengajarnya padat, ia berdiri dan menghampiri Pak Vino.

"Bapak kenapa keluar, nanti kalau ada yang lihat gimana?" Ucap Amel sambil celingak-celinguk melihat keadaan sekitar.

Vino terkekeh melihat tingkah Amel "kamu kayak gini seperti kita sedang menyembunyikan hubungan terlarang saja."

"Amit-amit Pak, mana mau saya jadi selingkuhan orang."

"Tenang aja Amel, disini jarang ada anak-anak kampus atau Dosen lewat."

"Yaudah kalau begitu, saya jadi bisa tenang."

"Yaudah ayo berangkat" balas Pak Vino.

Amel berjalan menuju pintu masuk mobil, tapi Pak Vino dengan cepat membuka pintu itu untuk Amel.

Amel tersenyum tipis yang tidak bisa dilihat oleh siapapun, lalu ia berkata "Saya masih bisa buka pintu sendiri Bapak."

"Hak saya dong, ini kan mobil saya, suka-suka saya mau bukain pintu untuk siapa" ucapnya lalu Pak Vino pergi masuk kedalam mobil.

Amel tersenyum tertekan, baru saja ia akan memuji Pak Vino, dia langsung berubah drastis kepadanya, sungguh Dosen menyebalkan.

"Lo pikir gue mau di bukain pintu sama lo!" Ucapnya tapi dengan suara lirih.

"Kamu mau sampai kapan disana, gk mau masuk?"

"Iya Pak Vino, ini saya mau masuk hehehe."

——————

Merekapun sampai disebuah restoran  mewah, Amel sedikit terkejut karena tak disangka tempat yang mereka datangi untuk makan siang adalah restoran mahal dan mewah, Amel turun dari mobil dan berjalan mengikuti Pak Vino.

KISAH CINTA AMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang