07. 100 Days for Delora

21 5 0
                                    

7. Pantai

Suara deburan ombak terdengar
seperti alunan melodi yang
menenangkan. Cuaca hari ini
tidak terlalu panas dan tidak juga
mendung, timbreng istilahnya.

🤍 Icy : Timbreng itu kata-kata dalam bahasa jawa yang menggambarkan
cuaca dimana tidak mendung, tapi tidak juga panas. Langitnya terasa teduh.

Lora memejamkan matanya sembari
menikmati angin sepoi-sepoi yang
menerpa wajahnya. Anak rambutnya
yang tertiup angin bergoyang
kesana kemari, Wain yang berada
di belakang bocah itu menatap
punggung mungil Lora yang berdiri di
pinggir pantai dengan kaki telanjang.

Ombak itu seolah menggapai
kakinya, membuat kedua kaki
bocah itu basah karenanya.

Ide jahil terlintas di otak cowok itu.

Wain meraup air pantai dan
menyipratkan nya ke badan Lora.

"?!"

Cowok itu menahan tawanya saat melihat wajah kesal adiknya.

Betapa lucunya itu, mata
bulat Lora sangat tidak kontrans
dengan ekspresi marahnya.

BYUR!

Bocah itu mengguyur balik Wain
dengan air pantai yang asin tepat di
wajah cowok itu. "BUAHAHAHAH."

"Sini lo!" Cowok itu mengejar Lora.

"AAAAAAAAA TOLONGGG! AKU DIKEJAR GORILA!" Teriak bocah itu dengan priknya. "Jangan kejar aku, aku sudah mandi! Stop kau mencuri hatiku-hatiku~ Stop kau mencuri jantungku-jantungku~" Tawanya mengembang, gelak tawa itu membuat para pengunjung disana merasa iri.

"Abangnya lucu banget, yang kayak
gitu di keranjang kuning ada gak sih?"

"Ganteng banget ancrit!"

"Adek siapa yang lepas?"

"Lucu, jadi pengen ngarungin."

"Woi ini tolong sapinya dikandangin
anjir, nanti bisa gue culik!" Gemas
cowok berkacamata hitam itu.

"Bang Iwan, Duyung darat!"
Teriak Lora yang membuat cowok
itu menoleh ke belakang. Berhasil
menipu abangnya, bocah itu
langsung berlari dengan tergesa-gesa.

Sadar jika tertipu, cowok itu
mengejar Lora dengan jurus seribu
langkah. "SINI LO BOCIL!" Teriaknya.

GREP!

Bocah itu menoleh ke belakang sambil cengengesan. "Heh, hehehe. Siapa
ya?" Ucapnya pura-pura tidak kenal.

"DEK! DIPANGGIL MAMA NIH!"

"IYA, BENTAR! LORA MAU EEK!"
Teriaknya menjawab pertanyaan nya
sendiri, bocah itu melepas cekalan
tangan Wain. "Eh anu, punten bang."

"Mau kemana?"

"Itu, dipanggil mamah aku."

"KABURRRR!"

HAP!

"Mau kabur lagi hmm?"

Dengan senyuman jahat, cowok
itu menggelitiki perut Lora. "Rasain!"

"PFFT, HAH HAHAHAH."

"Bang Iwan, geliii!"

"BWAHAHAHHAH."

"Aduh geli, aku jadi pengen pipis."

Wain menghentikan gelitikan nya.

"Capek?" Lora mengangguk.

"Tunggu disini."

Setelah beberapa saat menunggu,
cowok itu datang sambil membawa
dua buah ice cream rasa vanilla.
Keduanya duduk di tepian pantai
sambil menikmati angin sepoi-sepoi.

100 Days for Delora [Slowupdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang