11. 100 Days for Delora

18 3 0
                                    

11. Sakit & Pembalasan Oleander

Keempat bocah itu sekarang sedang bermain drama di teras rumah, cuaca hari ini cukup tidak terduga. Tadi
pagi matahari terlihat terik di langit, namun menjelang siang tiba-tiba
saja hujan deras disertai angin datang. Sebenarnya para orang dewasa sudah melarang keempatnya bermain diluar karena takut mereka terkena flu.

Namun karena merengek, akhirnya
mereka diperbolehkan main keluar
walau hanya di teras. Itupun badan
mereka sudah dibungkus dengan
jaket bulu yang tebal oleh Bumi dkk.

Caca berjalan menghampiri mereka dengan payung kuning di tangan nya.

Apalah dia, gak kehujanan pun payungan. "Kita akan mengungsi dimana?" Tanya Caca, tangan nya
memegang payung dengan erat.

"Tidak tau, badai angin hujan ini
semakin parah. Bagaimana nasib
warga yang lain?" Monolog Arin.

"Entahlah, kita harus secepatnya mencari tempat pengungsian." Ucap
Zephyr. "Kita akan pergi kemana?"

"Gawat, jemuran para warga terbang
semua. Lihat ini, aku menemukan
sempak merah pak Yoyo yang terbang
sampai kemari." Lora mengangkat
kantung kresek berwarna hitam itu.

"Ehhhh ... tolong akuu! Tolong!"

Angin kencang tiba-tiba datang, membuat payung kuning Caca terbalik.

Arin menarik tangan Caca.

"Bertahanlah, Munaroh."

"Siti, jangan lepaskan tanganku!"

"PFFFTT."

Cowok-cowok itu menatap mereka
dari ruang tamu, bahkan tidak tau sejak kapan Davin sudah berada di depan pintu, tertawa terbahak-bahak.

Sungguh drama yang menghibur.

JDAARRRRR!

"AAAAAAAAAAA!"

"Bang Umin! Hueeeee..."

"Emakkkkk Arin takut!"

"ANJING! KAGETT!" Umpat Zephyr.

Suara guntur tiba-tiba muncul, membuat mereka berlari terbirit-birit.

JDARRR! GLUDUK!

Mereka memeluk orang secara
randoom. Lora memeluk Gyumin,
Zephyr melompat ke gendongan
Altair, Caca memeluk kaki Sagara, dan
Arin menarik tangan Bumi. Jantung
mereka berdegup kencang, masih
kaget dengan suara guntur dan petir
yang menggelegar dengan keras.

"Takut kan! Makanya dibilangin jangan
ngeyel, masih mau main diluar?"
Omel Leo, mereka menggeleng.

"Nakal." Ucap Bumi.

"Munaroh, kita disini aja.
Disini lebih aman." Celetuk Arin.

"Siti, gimana sama suami kita?" Sahut Caca dengan wajah pucat pasinya.

"PFFTTT HAHAHAHAH." Tawa Davin.

"Suami elu pada yang mana?"

"Hiks, iya bener. Suami aku si
Agus lagi jadi TKI di Malaysia."
Arin mengusap airmata palsunya,
memeluk Bumi dengan sangat erat.

"Sabar ya Siti, suami aku juga lagi
nyari istri kedua. Tapi aku gakpapa
kok, aku gak suka buaya. Dia jelek."

"Siti, bukan nya kata kamu si Agus lagi jadi komedian di korea ya? Jadi member grup BTS ituloh." Sahut Lora.

"Enggak Miyem, dia udah keluar."

"Jeng Jefirr, suami kamu gimana?"

"Oh si Bangchan?" Tanya Zephyr.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

100 Days for Delora [Slowupdate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang