71

9.3K 1.3K 211
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


























“Ekhem.” Deheman Reynand mengambil perhatian semua orang. Keluarga Bratajaya sudah berdiri di atas panggung, bersiap untuk menggelar acara utamanya.

“Malam semuanya,” ucap Reynand mengawali pembicaraan pada tamu-tamunya. Pembukaan Reynand dibalas anggukan dari sebagian tamu yang datang.

“Tanpa banyak basa-basi, kita akan menuju ke acara utama pada malam hari ini,” ucap Reynand sembari merangkul tubuh Alisya untuk mendekat padanya.

“Malam hari ini, saya akan mengumumkan bahwa keluarga Bratajaya telah mengangkat Alisya sebagai anggota baru  Bratajaya.” Reynand menjelaskan apa yang harus dijelaskan.

Dengan bahasa formalnya, Reynand mengumumkan kehadiran Alisya di tengah-tengah keluarganya. Di samping Reynand yang tengah menyampaikan kata demi kata, Alisya sendiri hanya memamerkan senyum kemenangannya.

Siapa sangka jika Alisya akan berdiri di sini.

Tak lupa Alisya memamerkan senyum polosnya, membangun citra yang baik di depan khalayak umum. Tatapannya mengedar menatap sekeliling. Ia sedang mencari keberadaan Ervan.

Dan akhirnya Alisya mengetahui dimana keberadaan Ervan. Sial, Ervan sedang tidak menatap ke arahnya.

Ervan tengah sibuk sendiri bersama kakak-kakaknya. Jika begini, bagaimana caranya agar Ervan melihat senyum kemenangannya. Alisya ingin menyombongkan pencapaiannya ini pada Ervan. Ingin mempertegas bahwa ia dan Ervan sekarang memiliki kedudukan yang sama dan bukan Ervan saja yang bisa berada di posisi ini.









Dari sisi lain, keluarga Orlando berdiri di tengah-tengah keluarga yang lain. Axton dan Freya menatap datar ke depan, tepat ke arah panggung.

Ervan dan Ian tampaknya belum melihat ke arah panggung. Kakak beradik itu sedang asik bermain sendiri dalam keheningan. Ervan yang celingukan dengan pelan sembari menatap anak perempuan yang cantik-cantik. Dan Ian dengan sigap menghalangi pandangan Ervan yang suka mencuri-curi pandang itu. Dengan menunduk menatap Ervan yang bergerak-gerak kecil untuk mencari perhatian dari anak perempuan yang lain.

Hanya Ansel lah yang melihat ke arah panggung. Sempat ada reaksi terkejut di kedua bola matanya, tapi tak berlangsung lama karena tatapan itu segera tergantikan dengan tatapan mematikan.

Bagaimana bisa anak itu menjadi adiknya Azka? Pantas Azka mengeluh tadi. Tangan Ansel mengepal ketika mengingat perbuatan Bella pada keluarganya dulu. Gara-gara dia, neneknya terbuai dengan kisah menyedihkannya. Gara-gara Bella, adiknya merasa berkecil hati. Siapapun yang membuat adiknya sedih, tidak pantas berkeliaran dengan tenang.

Geram melihat Ervan yang tidak bisa diam, akhirnya Ian mendekap Ervan ke dalam pelukannya. Dengan Ervan yang mengarah ke depan dan tangan kekar Ian menyilang di depan tubuh Ervan. Menahan tubuh adiknya. Begini lebih baik.

Ervan [End🤎]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang