Chapter 3⭐

16 9 2
                                    

"Segala sesuatu yang membuat gue tertarik sama Lo itu cuman satu. Yaitu rasa penasaran gue tentang Lo"—Diven Gilang Pratama.

 
  "Bangun, Kak!"

    Gadis itu menggeliatkan tubuhnya. Mengerang malas.

  "Bangun Kak Mi!", seru Alex sambil menepuk-nepuk pundak Alisha.

  Alisha mengerang sekali lagi. Kemudian dia bangun dan duduk sejenak. "Kenapa sih? Kakak masih ngantuk nih.., lagian sekarang kan hari Minggu", kata Alisha sebal.

  Alex mendengus. "Iih.., tapi kemaren kakak bilang kita mau jogging bareng?!", kata Alex kesal. "Ayolah kak!", ajaknya lagi.

  Alisha mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak. Kemudian dia bangun dan melangkah ke kamar mandi. Pertanda dia akan ikut serta dan menemani adiknya itu.

  "Nah, gitu dong", kata Alex senang. "Aku tunggu di luar ya, kak!", seru Alex sambil melangkah ke luar rumah.

Alisha membilas wajahnya dengan malas. Sebenarnya dia enggan untuk mengikuti keinginan adiknya itu. Tapi apa boleh buat, kemarin dia sudah berjanji dengan Alex kalau dia akan menemani adiknya untuk jogging pada pagi ini.
 
  Dia melangkah mengambil hoodie nya yang berwarna pink. Tak lupa pula Alisha mengikat rambut hitamnya yang tergerai panjang itu dengan ikat rambut pita yang juga berwarna pink. Mengubah rambut panjangnya menjadi rambut ekor kuda. Kemudian dia membawa sepasang sneaker shoes dan berjalan ke luar rumah.

  "Cepetan dikit dong kak!", seru Alex sudah tak sabar.

  "Iya bentar. Tunggu bentar lagi!", kata Alisha.

  Setelah Alisha mengikatkan tali sneakernya, dia langsung meloncat dan berlari pelan mendahului Alex. Membuat adiknya itu memaki-maki dirinya.

  Pagi itu udara begitu sejuk. Matahari belum menampakkan dirinya karena ditutupi oleh kabut yang menyelimuti langit kota. Alisha berlari santai sambil mengayunkan tangannya. Tak henti-hentinya dia menghirup udara yang keluar masuk dari hidungnya itu.

  "Kita mau kemana?", tanya Alisha pada Alex.

  "Ke taman kota, kak", jawab Alex. "Sekalian aku mau main sama kawan-kawanku", sambungnya.

  "Jangan lama-lama ya", kata Alisha mengingatkan adiknya supaya tidak terlalu lama. Itu karena Alisha belum menyiapkan makanan untuk sarapan pagi mereka.

  "Iya, bentar kok."

  Alisha mengangguk sambil terus berlari lagi. Sesekali dia bernyanyi meskipun napasnya tersengal-sengal. Beberapa bulir keringatnya mulai mengucur. _#Sudah lama sekali dia tidak melepas penat seperti ini. Dia jarang ditemani oleh ibunya di rumah. Sehingga sebagian besar dia harus menggantikan perang ibunya di rumah agar dia dan adiknya itu bisa mandiri#_

  "Kok kakak ngelamun?", kata Alex tiba-tiba menegur Alisha yang hanya memandang lurus ke depan sambil berlari.

  "Eh, nggak kok. Cuman liat pemandangan aja", kata Alisha sambil melambatkan langkahnya.

  "Pemandangan? Tempat pembuangan sampah itu kakak bilang pemandangan.., O M G", kata Alex menyindir.

  Alisha hanya tertawa kecil. Beberapa saat kemudian, dia sudah meminta adiknya untuk berisitirahat sebentar di sebuah warung kopi.

  "Gorengan nya lima ribu, Bu", kata Alisha mengambil lima buah gorengan ke dalam dan memasukkannya ke dalam kantong plastik.

  "Oh, ya. Ambil aja neng", kata Bu Inah.

  "Ngapain makan gorengan kak? Kita kan lagi jogging", kata Alex menyela kakaknya saat Alisha hendak memakan bakwan ke dalam mulutnya.

  "Kenapa? Emang gak boleh?", kata Alisha sambil melahap satu buah bakwan itu.

AFTER FIND YOUR NAME (On Going)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora