11. Dilema Hati

8.1K 641 20
                                    

Ranjang yang memang tidak pernah tertata rapi, jadi makin berantakan setelah pergumulan dua insan yang menjalin kasih sejak bangku SMP itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ranjang yang memang tidak pernah tertata rapi, jadi makin berantakan setelah pergumulan dua insan yang menjalin kasih sejak bangku SMP itu. Sabrina tidak pernah bisa menolak ajakan Diego karena ia juga menyukainya.

"Tidak bisakah kamu menyerah untuk masuk ke keluarga Dharmawangsa? Aku bersumpah akan bekerja keras hingga bisa memberikan semua yang kamu inginkan" ucap Digo seraya menahan lengan Sabrina yang hendak beranjak dari kasur.

"Kamu tahu ini bukan hanya soal harta" balas gadis itu ketus.

"Tidak bisakah kamu ikhlaskan saja, semua sudah takdir. Ayahmu juga sudah tenang di sana"

"Tapi aku yang tidak tenang!" Hardik Sabrina menghempas tangan Diego. "Kamu sudah berjanji akan mendukungku, jadi jangan mengungkitnya lagi Ok!"

Pemuda yang masih bersandar itu hanya bisa menghela nafas pasrah, dia tahu bagaimana keras kepalanya Sabrina, namun ia juga tidak mau melihat gadis yang dicintainya itu hancur karena obsesinya.

🎀

Dengan alasan lelah berlari padahal begah karena menghabiskan dua porsi nasi kuning, Juwita mengurung diri di kamar dan mengabaikan ketukan anarkis dari Jeremy. Lagi pula Vanessa masih ada di bawah sarapan dan bercengkrama bersama kedua orang tuanya.

Pesan dari Sabrina dan Digo dia balas sambil rebahan. Keinginan sahabatnya itu untuk mampir ia tolak dengan alasan dirinya ada acara keluarga dan Vanessa ikut serta, sementara ajakan Diego untuk bertemu nanti sore, disetujuinya.

Tanpa sadar setelah membalas pesan kedua orang itu, Juwita tertidur, hingga telepon dan pesan dari Jeremy tidak sempat ia respon.

"Sudah Jem, biarkan adikmu istirahat, nanti kalau lapar dia juga bakalan turun sendiri" tegur Rosa yang melihat putranya terus mengutak-atik ponselnya.

"Tau tuh Tan, Jemy posesif banget, tadi temen cowok Juwi hampir dilabrak sama dia" celetuk Vanessa sebelum mengunyah roti bakar yang dibelinya tadi di taman, wanita itu mengabaikan lirikan sinis yang dilayangkan Jeremy padanya karena sudah mengadu.

"Kapan adikmu punya pacar kalau kamu terus begitu, ayo duduk sini, sarapan! Vanes sudah nyempetin waktu tapi malah kamu cuekin"

Rosa yang gregetan, menarik tangan anaknya lalu di dudukkan di samping Vanessa yang tersenyum geli melihat wajah Jemy yang kusut, ketika pria itu hendak melayangkan protes, dia segera menyumpal mulutnya dengan sepotong roti.

"Makan!" Titahnya melotot garang.

Sontak Rosa tertawa melihat tingkah keduanya. "Kalian cepatlah menikah dan buat anak perempuan, biar kamu gak menganggu adikmu terus" ujarnya lalu berjalan ke arah dapur meniggalkan keduanya.

🎀

Juwi tertidur sampai siang, ketika bangun gadis itu langsung ke dapur untuk mencari minum dan buah-buahan karena mulutnya terasa pekat, rumah dalam keadaan sepi, hanya ada Bi Ria yang sedang menyiapkan menu makan siang

JEJU Couple (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang