28- SS: Jawaban Esai

2.1K 265 122
                                    

Happy Reading

Newasena mencoba menenangkan dirinya dengan menghembuskan napas berulang kali. Agar amarah yang ada dalam dirinya tidak meluap dan nantinya akan menjadi masalah. Tidak lama, di dekat gudang bagian paling belakang gedung belajar, Summer datang dengan tatapan yang tidak bersahabat kepada Summer.

"Kenapa lo diam aja, waktu si Kim itu ngehina lo?" Summer marah dengan kedua tangannya di pinggang.

"Gue udah marah. Lo mau gue apa? Mau gue jambak atau tampar dia? Atau mungkin gue tendang?" Newasena menggeleng kecil dengan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri. "Jangan cepat menggunakan kekerasan, nggak baik!"

Summer mendecak. "Giliran gue aja lo cepat banget balasnya. Pakek diam segala kayak patung tadi."

Newasena diam sejenak, ekspresi wajahnya berubah menjadi sedikit murung, bersamaan dengan Kencana datang membawa satu kantong plastik putih yang di dalamnya sudah ada tiga es krim.

"Ini untuk menyegarkan pikiran!"

Kencana membagi es krim rasa cokelat ke Newasena, strawberry kepada Summer, dan Kencana dengan es krim rasa vanilla. Mereka memilih untuk berada di gudang, karena masih ada waktu lima menit lagi sebelum bel masuk.

"Gue tadi kepikiran sama omongan mereka," lirih Newasena.

Summer dan Kencana menatap Newasena.

"Mungkin nggak ya, Ibu dan Ayah minta gue masuk Shadow, karena mereka malu dan takut punya anak kaya gue?" tanya Newasena yang terlihat tidak percaya diri.

Kernyitan halus terlihat di dahi Summer. Summer tidak biasanya melihat Newa kehilangan rasa percaya dirinya. Karena yang Summer ketahui adalah, Newa adalah gadis paling percaya diri yang pernah dia kenal. Namun, Summer bisa mengerti dengan perasaan Newa, apalagi Newa tidak biasa mendengar orang-orang membicarakan hal burun tentangnya.

Kencana mengelus pelan pundak Newasena. "Newa nggak boleh mikir begitu. Orangtua Newa pasti bangga punya anak seperti Newa. Mereka cuma bicara omong kosong aja. Orang-orang yang suka berbicara hal buruk tentang orang lain, dan nggak diketahui itu benar atau nggak. Mereka semua sama seperti penjahat. Lihat, berapa banyak orang yang bunuh diri, karena nggak tahan sama komentar-komentar orang-orang yang hanya bisa menghakimi, tanpa tahu kebenarannya. Kencana teh nggak suka sama mereka! Seharusnya, orang-orang seperti mereka nggak ada di dunia ini!"

Summer hanya diam, dia menangkap bahwa Newasena mengangguk-angguk kecil.

"Benar, orang-orang yang bisa menghakimi orang lain, tanpa tahu kebenarannya. Lebih baik nggak ada di dunia ini!" Newasena menyetujuinya dengan tatapannya yang berubah datar dan nadanya yang terdengar dingin, padahal baru satu menit yang lalu wajah gadis itu terlihat sedih.

Summer juga melihat bahwa Kencana juga terlihat marah, seolah ikut merasakan hal yang sama. Tentu, Summer juga mengerti akan perasaa Newa, Summer juga terbiasa mendengar ucapan-ucapan buruk tentangnya. Jika Summer yang sudah terbiasa saja, bisa marah kepada mereka yang menghinanya. Apalagi Newa yang sering mendapatkan pujian dari semua orang.

"Lo nggak perlu pikirin itu, Na! Kan, semua itu nggak benar!" timpal Summer dengan nada pelan.

Newasena menatap Summer sejenak, dia tersenyum simpul. "Lo terlalu naif!"

Seketika Summer memutar bola matanya dengan malas dan menyesal telah mencoba menenangkan Newa. "Ini kedua kalinya lo bilang begitu!"

Summer mengerucutkan bibirnya, tapi tidak beralama lama ekspresi wajahnya berubah. Kernyitan terlihat di dahinya, dia menatap Newasena dengan serius.

"Jadi... lo akhirnya jujur ke Renjana?"

*

Ruangan dengan besar 4 x 4 meter2 itu, terdapat rak buku besar yang menyatu dengan dinding. Lalu, ada sebuah globe di meja sudut kanan. Dua sofa single dengan pembatas meja bundar kecil yang tingginya setara dengan tempat duduk sofa itu. Serta, ada meja kerja yang di mana di belakang meja itu, tengah ada seorang wanita berumur sekitar 30 tahunan dengan rambut dicepol rapi, dan hidung mancung runcing, serta wajah yang terlihat blasteran.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SEPASANG SAYAPWhere stories live. Discover now