☁️ | DUA BELAS

24 3 0
                                    

Happy Reading. ✨🌙

Angkasa sampai di sekolah nya pada pukul setengah tujuh pagi, waktu yang masih sangat pagi untuk berangkat ke sekolah. Kawasan sekolahnya masih sangat sepi, hanya ada satu atau dua siswa yang berlalu lalang di sini. Angkasa meletakkan tas di bangkunya lalu berjalan keluar dari kelas. Angkasa melangkah pelan menyusuri koridor sekolah menuju ke arah suatu tempat. Tak butuh waktu yang lama, Angkasa sudah sampai di taman belakang sekolahnya yang sangat sepi. Udara di taman ini terasa sangat sejuk, Angkasa duduk di satu bangku taman yang didepan nya terdapat sebuah kolam ikan. 

Angkasa memejamkan kedua matanya menikmati semilir angin yang membelai wajahnya, ia kemudia memasang earphone di telinganya dan menyetel sebuah lagu untuk menemaninya di taman ini. Angkasa hanya berdiam diri di taman itu, menikmati kesendirian dan kesunyiannya di sana. Ia merasa sangat nyaman berada di tempat ini. Mungkin ini akan menjadi salah satu tempat favoritnya di sekolah. Setengah jam Angkasa habiskan untuk duduk ditaman belakang sekolah. Cowo itu pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya, hanya tersisa lima menit lagi sebelum bel masuk kelas berbunyi.

Sekarang sekolah sudah cukup ramai, sudah banyak siswa dan siswi yang beraktivitas. Selama perjalanan menuju kelas, Angkasa sempat tersenyum dan membalas sapaan dari para siswa dan siswi sekolah nya. Angkasa terlihat baik-baik saja, padahal kenyataan nya tak seperti yang dilihat orang-orang, cowo itu hanya menyembunyikan semuanya. Angkasa masuk kedalam kelasnya, dan didalam sana sudah sangat ramai. Angkasa menghampiri Atlas yang sedang berbincang dengan temannnya. 

Atlas yang melihat Angkasa sudah duduk di bangkunya  langsung bertanya darimana sahabatnya itu. Pasalnya saat Atlas sampai dikelas, ia tak melihat Angkasa, Atlas hanya melihat tas nya saja yang terletak di atas bangkunya.

"Darimana aja lu, Sa?" tanya Atlas.

Angkasa menatap ke arah Atlas lalu menjawab, "Habis dari perpus gue."

Atlas hanya mengangguk saja. Ia juga tak ingin menanyakan lebih lanjut tentang kejadian semalam, Atlas yakin, Angkasa tak ingin membahas itu dan memilih untuk merahasiakan semuanya. Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi dan masuklah guru mapel yang akan mengajar di kelas mereka pagi ini.

****

Angkasa, Atlas dan Luna duduk bersamaan di meja yang terletak di tengah kantin. Mereka bertiga mengobrol dan bercanda bersama sembari menunggu pesanan mereka datang. Angkasa tertawa mendengar candaan yang dilontarkan oleh Atlas, wajahnya terlihat baik baik saja seakan tidak ada masalah yang tengah di hadapinya, Angkasa begitu pandai menyembunyikan semuanya. Beberapa saat kemudian, pesanan mereka datang, tiga porsi mie goreng spesial dengan juga es jeruk. Saat mereka tengah menikmati makanan mereka, Luna melihat seorang gadis yang tengah berjalan mencari meja, gadis itu adalah Senja. Luna langsung saja memanggil Senja dan mengajaknya untuk duduk bersama mereka. 

Senja duduk berhadapan dengan Angkasa atas permintaan dari Luna, gadis itu sengaja menyuruh Senja untuk duduk berhadapan dengan Angkasa. Angkasa menatap terkejut ke arah Senja yang sudah duduk di depannya, cowo itu langsung saja mengalihkan tatapan matanya dan menatap tajam ke arah Luna yang sudah kembali fokus makan dan berpura pura tak melihat ke arah Angkasa. Angkasa sedikit merasa canggung karena Senja yang berada di depannya, ia kembali fokus untuk menghabiskan makanan nya. Senja sendiri bersikap  biasa saja dan menikmati makanan nya tanpa merasa terganggu.

"Gimana sama latihan lo, Sa? Udah siap buat pertandingan nanti?" tanya Luna setelah menghabiskan makanan nya.

Atlas menatap tak enak ke arah Angkasa atas pertanyaan yang di berikan oleh Luna. Angkasa menggelengkan kepalanya kepada Atlas untuk memberitahu jika ia tak masalah dengan pertanyaan itu. 

Memeluk Angkasa || HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang