12

22.3K 1.3K 5
                                    

Sejak pagi-pagi tadi Trisha pun disibukkan dengan persiapan dirinya yang akan pergi kepasar untuk pertama kalinya. Dengan semangat yang menggelora dirinya pun memikirkan apa yang akan dirinya beli nantinya

"Dayang Chou temani aku kepasar hari ini" perintah Trisha dengan mata penuh binar dan jangan lupakan pipi yang sengaja ia gembungkan

"Nona ingin membeli apa? Biar pelayan yang lain yang akan membelikannya untuk nona" jawab dayang sembari memalingkan wajahnya kearah lain guna menghindari tatapan memohon majikannya ini

"Tidak dayang Chou saya hanya ingin melihat-lihat saja. Ayolah dayang Chou sekali saja" rayu Trisha dengan pupy eyes nya yang terlihat mengemaskan

"Lebih baik nona meminta izin terlebih dahulu kepada grand Duke" usul dayang Chou

"Tidak bisakah kita langsung pergi saja dayang?" Tanya Trisha dengan sedikit lesu

"Saya tidak mau menanggung resiko nona" ringis dayang Chou, bisa-bisa dibabat habis dirinya memperbolehkan nonanya pergi tanpa izin tuan rumah

"Hmm baiklah"

" Tanam-tanam ubi tak perlu dibaja
Orang berbudi kita berbahasa,
Naik kereta api turun Padang tembak
Kalau tak hati-hati kita kan terjebak
Semarakkan hari ini kita nyanyi ramai-ramai" nyanyi Trisha disepanjang lorong menuju ruang kerja grand Duke. Tanpa memperdulikan tatapan-tatapan aneh para prajurit bahkan pelayan yang berlalu lalang. Dia malah asik mengeol-geolkan pantatnya kekanan hinga kekiri

"Apakah nona baik-baik saja" bisik salah satu prajurit kepada pelayan yang kebetulan lewat

"Entahlah, saya juga sedikit aneh dengan sikap nona muda. Bahkan bahasa yang digunakannya saya tidak mengerti" lirih sang pelayan dengan mengaruk tengkuknya yang tak gatal

"Nona seperti itu malah terlihat semakin mengemaskan" jawab salah satu prajurit yang berjaga disetiap sisi lorong

"Goyang badan gerak kaki
Laungkan lagu damai
Yeah yeah yeah yeah" sambung Trisha dengan meloncat kesana kemari

"Huhh huh kok cape ya gue lama-lama" emang rada aneh beliau ini oke skip

Setelah sampai didepan pintu kerja sang duke Trisha pun tak kunjung masuk. Karna dia sedang berpikir gimana caranya membujuk grand Duke agar mengijinkannya keluar

"Oke Trisha tenang, awali semua dengan senyuman"

BRAK

"Salam kepada grand Duke semoga ayahanda hidup seribu tahun lagi" salam Trisha dengan tampang polosnya setelah menendang pintu

"Astaga, dimana sopan santun mu putriku" lirik sinis sang Duke yang hampir dibuat jantungan olehnya

"Hehehe maaf ayah"cengir Trisha

"Apa yang membuatmu kemari putri"

"Ahh ayah, seharusnya kita berbasa basi terlebih dahulu" sahut Trisha sembari bergelayut manja ditangan kekar sang Duke

"To the poin banget sih ni bapak, kan jantung gue rasanya sedikit jedug-jedug didalem sini" ringis Trisha dalam hati sembari tersenyum cerah kearah sang ayah

Jangan salahkan walaupun umur tidak muda lagi grand Duke masih terlihat sangat gagah perkasa,terbukti dengan otot-otot tangannya yang sangat menggoda iman itu, bahkan perutnya pun mungkin memiliki 6 atau bahkan 8 roti sobek terlihat dari seragam yang ia kenakan yang membuat otot perutnya terlihat

"Njir otot tangannya menggoda sekali everybody, grepe dikit kagak papa kali ya. Ini juga satu, dua, tiga, empat njirrr banyak juga ni roti sobek" batin Trisha yang masih asik menempel dilengan sang ayah dengan mata yang terfokus pada perut kotak-kotak ayahnya itu

"Apa yang membuatmu kemari sehingga menendang pintu ruangan kerja ayah" ulang sang Duke

"Trisha mau minta izin sama ayah, Trisha mau kepasar melihat-lihat keadaan sebentar dengan dayang Chou. Trisha sangat bosan ayah diplavium ini" jelas Trisha dengan bibir mengerucut lucu bahkan matanya pun turut berkedip-kedip polos

"Tapi dengan satu syarat" aju sang Duke dengan tersenyum miring

"Sialan ni Duke cuma mau kepasar pake acara ada syarat-syaratan segala" gerutu Trisha dalam hati

"Apa itu ayah"

"Kau harus ditemani beberapa prajurit kediaman ini" ujar sang Duke dengan tangan yang masih bergerak meneliti kertas-kertas yang menumpuk bahkan pergerakannya pun tergolong begitu cepat. Mungkin Grand Duke menerapkan membaca dengan sekali liat:)

"Ayolah ayah putrimu ini sudah besar bukan anak kecil lagi"

"Iya atau tidak sama sekali" ancam sang Duke

"Baiklah kalo begitu putrimu yang cantik ini pamit undur diri ayah" pamit Trisha dengan mengedipkan sebelah matanya kepada sang Duke

"Bentar ayah ada yang ketinggalan" ujarku yang kembali berjalan mundur

"Apa?" Tanya Grand Duke yang melihat putrinya itu mengadahkan kedua tangannya kepadanya

"Uangnya mana?" Palak Trisha dengan memutar bola mata malas, yakali dirinya pergi kepasar tak membeli apa-apa

Pruk

"Jika perlu habiskan saja sekalian" ujar Grand Duke yang menaruh dua kantong koin emas diatas meja yang menimbulkan suara yang khas

Seketika mata Trisha pun berbinar cerah, siapa sih yang dikasih uang kagak suka apalagi disuruh ngabisin lagi

"Terimakasih,ayahanda memang yang terbaekkk" sahut Trisha sembari mengangkat kedua jempolnya, bahkan dirinya pun langsung mengambil kantong itu dengan cepat takut-takut sang ayah berubah pikiran dan mengambilnya lagi

"Anak ini,sungguh rasanya ingin ku tukar tambah di pasar" protes grand Duke yang melihat putrinya berlari menjauh sembari berjoget-joget riaa

"Apa yang akan kau tukar tambah yang mulia grand Duke" tanya duchess sembari bersedekah dada dikursi ujung, bahkan Grand Duke sendiri tidak tau sejak kapan istrinya itu berada disana

"A-ahh i-ini kertas-kertas ini jika tidak menghasilkan uwang rasanya ingin ku jual saja hehehe" jawab sang grand Duke dengan melirik sang istri dengan hati-hati

"Tamatlah aku" batin Duke dengan meneguk ludah kasar

"Bohong ibunda, ayahanda ingin menukar tambahkan diriku kepasar barang antik" teriakku dari luar, jangan lupakan sedari tadi memang aku masih diluar mendengarkan percakapan dua manusia berbeda kelamin itu xixixi. Setelah mengetahui jika sinyal bahaya sudah berbunyi dirinya pun langsung berlari menghindari amukan sang ayah tercinta

Glek

Keringat dingin pun muncul diwajah dan seluruh badan sang grand Duke setelah mendengar teriakan anak Dajjal nya dari luar

"Anak tidak tau diuntung" maki grand Duke dalam hati setelah melirik sang pujaan hati yang sedang menatapnya seakan-akan ingin menguliti hidup-hidup

"Jangan percaya sayang, putri kita hanya bercanda. Kau tau kan jika dia selalu saja menggodaku" bela Duke dengan sedikit meringis

JENDRAL ITU MILIKKU [END]Where stories live. Discover now