Titik tengah

1K 160 6
                                    

Howla balik lagi nih, happy reading yaw!!!

     Pagi ini tak seperti pada umum nya, pagi ini terasa sangat amat dingin. Kembali pada pengaturan awal. Rony merasa banyak kecanggungan disini. Ia duduk dengan rapi pada meja makan nya seraya menunggu salma menyiapkan makanan pagi untuk nya.

"Makasih." Ucap nya dengan tersenyum,tatkala salma meletakan satu porsi bihun goreng di depan nya.

"Hm," salma beranjak dari tempat nya. Seperti biasa ia tak menemani sang suami makan. Menghindar lagi? Ya mungkin itu jawaban yang pas.

Rony hanya menghela nafas nya kasar.


•••••

Seharusnya rony tidak bekerja dalam pikiran yang di penuhi oleh salma. Dari tadi pagi usai pertengkaran nya dengan salma semalam,ia terus memikirkan bagaimana cara agar bisa berbicara empat mata dengan perempuan itu. Ia ingin menghubungi salma,dan meminta maaf lewat ponsel,namun rasa gengsi nya masih ada meskipun sedikit, ia berharap salma akan menghubungi nya lebih dulu. Namun nihil tak ada.

"Oke fokus kerjaa" ucap nya menyemangati diri sendiri,namun gagal ia kembali mengecek ponsel itu. Bahkan beberapa pekerjaan yang seharusnya bisa selesai dalam waktu beberapa menit,kini menjadi beberapa jam. Dirinya bukan mempermudah namun mempersulit keadaan.

Jujur rony benci situasi ini,namun bagaimana pikiran nya masih pada sang istri,ia merindukan senyum indah salma,ia merindukan omelan salma,ia merindukan segala kehangatan yang istri nya itu berikan. Ia benar² telah masuk dalam perangkap cinta sang istri. Kalau boleh ia mengakui jatuh cinta pada salma itu mudah,apalagi istri nya itu banyak sekali memberi nya perhatian² kecil yang bahkan ia tak pernah dapat dari siapapun. Namun itulah rony ia hidup dengan gengsi nya,ia hidup dengan tidak mau menerima takdir yang ada.

Selama satu minggu lebih salma mendiamkan nya,selama itu pula ia tak fokus dalam bekerja. Yang biasa nya ketika lelah ia akan mendapat perhatian sang istri namun tidak sekarang. Rony menggeram frustasi. Ia harus berbuat apalagi hingga di maafkan oleh sang istri.

"Woy ron,ngapain si?kayak orang bego lu" ucap bang neyl,seraya duduk mengambil posisi di sisi sofa single. Bersebrangan dengan rony.

"Nggak papa bang,cuman lagi ada masalah dikit" balas nya.

"Ada masalah sama istri??" Tepat sasaran,pertanyaan bang neyl membuat rony menoleh. Rony sempat berpikir bagaimana kalau ia menceritakan masalah nya dengan salma pada bang neyl,mungkin ada jalan. Pikirnya, lagipula bang neyl lebih berpengalaman soal rumah tangga.

Rony mengangguk kecil, namun anggukan itu masih dapat di tangkap makna nya oleh bang neyl.

"Masalah apaan? Lu ngelakuin kesalahan? Lu mah nggak jauh² dari kerjaan? Terus apaan lagi" bang neyl meraih kacang berselimut tepung di dalam toples.

"Naina" gumamnya pelan, neyl masih menangkap apa yang ia gumamkan,jujur ia sempat terkejut sebentar namun kembali menormalkan ekspresi. Belum move on ternyata. Itulah kata hati neyl saat nama itu di sebut.

"Ron." Panggil nya membuat rony yang semula menunduk kini menghadap nya. "Lu tau kan naina udah nggak ada sejak 2 tahun lalu." Ucapan neyl mendapat anggukan dari rony.

Sepenuh hati tanpa tapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang