.
.
.
.
.
*****Aku memang bilang ingin mencari ibu ... Tapi dimana!? Aku bahkan tidak tau dia ada dimana.
Satu-satunya petunjuk hanya malam itu saat ibu datang, itupun aku tidak tau bisa jadi petunjuk atau tidak.
Ga papa azu, pasti bisa walaupun lama!
Aku mengangguk dan mengepalkan tangan ku untuk menyemangati diri sendiri. Nasib ga ada yang nyemangatin :(
Aku hanya berjalan tanpa tujuan sekarang, kaki ku melangkah gontai entah kemana.
Cap cip cup aja dah milih jalannya, biarin kalau nyasar.
Aku melihat ke kanan dan ke kiri, jalan mana yang harus kupilih? Kiri atau kanan?
Terserah.
Aku pergi kearah kiri tempat orang-orang biasanya menghabiskan waktu dan uang disini. Banyak bar, kasino, dan beberapa bangunan untuk menginap, ada taman juga disini.
Apa ibu akan pergi ketempat seperti ini ya?
Ku edarkan pandangan ku ketempat yang bisa kulihat, sangat ramai disini tapi aku tidak suka.
Aku mengingat-ingat seperti apa penampilan ibu, rambut blonde, muka cakep, habis itu apa? Aku tidak bisa mendeskripsikan dengan benar sepertinya.
Kalau hanya rambut blonde ... Disini banyak sekali.
Ku ikuti mereka satu persatu saat ada yang menurut ku mirip dengan ibu tapi nihil, tidak ada yang benar, mereka bukan ibu.
Lebih baik aku kembali saja untuk hari ini.
----
Saat pulang ternyata sudah gelap dan tepat saat waktu makan malam, bibi tidak akan mengomel harusnya.
Setelah makan malam izana menanyaiku kenapa tidak kelihatan seharian ini.
"Aku ada urusan."
"Urusan apa sampai malam begini?"
"Kepo!"
"Dih."
Mukanya ngeselin sumpah, songong banget.
"Azu, kau tau? Hari ini kakak kita datang!"
Aku ternganga mendengar penuturan izana.
"Hah?! Sejak kapan kita punya kakak?"
"Entah, sejak hari ini mungkin?"
"Kau yakin dia bukan penipu?"
"Yakinlah! Dia baik, dia mengajakku keluar hari ini."
Ku tempelkan punggung tangan ku pada dahi izana, takutnya dia sakit dan berhalusinasi.
"Kau sehat? Tidak menghayal kan? Kita tidak punya kakak iza."
"Hiss! Yang sopan!"
Izana malah mendesis dan menyingkirkan tangan ku.
"Aku lebih tua dari mu bajingan!"
Alhasil aku memukul belakang kepalanya.
"Tiga menit doang sombong! Kita masih seumuran!"
"Iya tapi aku lebih tua! Kau yang sopan dengan ku!" Ku Jambak rambutnya saat dia mencoba melepaskan tangan ku.
"Aduh, duh, duh!!! Lepasin! Lepas! Sakit zu!"
"Panggil kakak dulu~"
"Lepas monyet!"
Aku makin mengeratkan jambakanku enak saja dia memanggil ku monyet!
"Apa katamu?!— aw!
Dia malah membalas menarik rambutku, dengan terpaksa aku melepaskan tanganku dari rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
|•|From Past To Present|•| Kurokawa Izana
FanfictionDia satu-satunya orang yang bisa memerintah raja tenjiku. Warning! • OOC • kata-kata kasar • all picture not mine • penulisan kurang rapi • alur tidak sesuai anime/manga Start : 21 mei 2024 End :-