CHAPTER 3

14 3 0
                                    

✧༺🕊༻✧

Jam tangan bermerek Rolex keluaran terbaru itu menunjukkan pukul tujuh tepat. Sang pemilik jam, melirik ke arah samping, tepat dimana gadis berambut cepak telah mengenakan setelan blazer berwarna hitam dengan setrip merah. Di dada sebelah kiri blazer terdapat lambang huruf E, tanda spesial bahwa sang pemakainya merupakan seorang siswa SMA Esa Cakrawala.

Seperti apa yang dia request pada mamanya, sebagai pelengkap blazer dan kemeja putih, dia mengenakan celana alih-alih rok berwarna merah marun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti apa yang dia request pada mamanya, sebagai pelengkap blazer dan kemeja putih, dia mengenakan celana alih-alih rok berwarna merah marun.

"Ayah kelihatan keren," puji gadis itu pada pria berjanggut dan berkumis itu. Setidaknya dia bersyukur karena pria itu tak kelihatan seram kali ini.

"Sejak kapan ayah nggak keren?" tanya pria itu sembari kedua alisnya terangkat. "Kalau bukan karena ayah, kamu nggak akan sekeren ini juga."

Gadis itu hanya menanggapinya dengan senyuman miring.

"Iya deh." Jawabnya cuek. Meskipun begitu, ia tak bisa mengenyahkan perasaan senang karena hari ini adalah hari bersejarah, hari pertama kalinya dalam hidup ia diantar ke sekolah oleh ayahnya.

Tak lama kemudian, mobil dengan merk bersimbol RR itu berhenti. Mereka berdua keluar dari mobil dan rupanya kehadiran mereka dengan mobil super mewah itu cukup menyita perhatian. Terutama bagi seorang cowok berkacamata hitam yang juga baru saja keluar dari mobil Jeep-nya. Seketika Axel merasa menyesal karena menggunakan mobil ini, dia merasa sangat rendah dibanding dengan kehadiran mobil itu.

Gadis berambut cepak itu mengenakan topi baret putih ala Queen Gambits itu berjalan beriringan dengan pria yang dia sebut ayah. Tangan kirinya mengamit tangan kanan pria itu.

Dari parkiran siwa kelas 12, Axel mengamati mereka berdua. Dia melangkah pelan mengikuti mereka sambil mengernyitkan dahi. Dia merasa tak asing dengan gadis berambut cepak itu.

Tanpa terasa, semakin mereka berjalan, semakin banyak tatapan mata yang tertuju pada mereka. Terutama kepada seragam yang dikenakan gadis itu. Ya, ia tak mengenakan rok melainkan celana.

Ketika sampai di depan ruangan guru, dua orang-- yang satu berpakaian jas hitam dan satunya lagi kemeja biru-- menyapa mereka.

"Selamat pagi, selamat datang di SMA Esa Cakrawala."

•••

Hari Senin kali ini Zander berangkat seperti biasanya. Lebih awal daripada yang lain. Selain karena jarak rumahnya yang hanya beberapa puluh meter dari sekolah, dia juga sengaja berangkat pagi untuk menghindari para penggemar beratnya. Zander tak keberatan melakukan hal itu, hitung-hitung berolahraga di pagi hari.

Selain predikat cowok paling tampan, Zander juga memiliki predikat sebagai cowok paling giat. Dia selalu menjadi siswa pertama yang berangkat sekolah.

"Hai, dik Zander!" uppps, cowok itu terpelonjak kaget saat sedang berjalan melewati koridor kelas IPA ketika Seorang cewek yang masih menggendong tas tiba-tiba muncul dari balik pintu.

SON OF APHRODITE (UPDATE SETIAP HARI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang