Chapter 43: Putri yang Diutus Oleh Orang Turki

81 27 1
                                    

Pada hari ketika perjamuan persembahan upeti dimulai, semua orang di ibu kota bangun pagi-pagi sekali. Meskipun rakyat jelata tidak boleh masuk istana, mereka sangat bersemangat mengenai kehormatan kerajaan mereka. Mereka memenuhi kedua sisi jalan dengan riang dan menjulurkan lehernya untuk menyaksikan kereta-kereta yang masuk istana satu per satu.

Gu Ling Yun mengenakan busana istananya dan duduk diam di depan cermin, memeriksa riasannya berulang kali. Pada saat ini, Xiao Yu Heng sedang menerima utusan dari berbagai kerajaan di depan istana. Ia tidak akan perlu muncul hingga perjamuan persembahan dimulai. Biarpun demikian, ia begitu gugup sampai-sampai telapak tangannya dingin dan ia sedikit berkeringat.

Tidak jelas berapa lama itu berlangsung, tetapi suara musik dan petasan terdengar hampir berbarengan. Kasim Deng mendengarkan dengan saksama dan menghitung, totalnya 338 petasan dinyalakan.

Gu Ling Yun mendesah, sayang sekali karena tidak ada TV di zaman kuno, kalau tidak, adegan ini sudah akan ditayangkan live ke seluruh penjuru negeri.

Namun, seseorang segera datang dan mengundangnya untuk datang ke tempat acara.

Jantung Gu Ling Yun berdebar-debar, dan ia buru-buru berdiri. Ia menarik napas dalam-dalam dan berkali-kali memastikan pada Lu Zhu, "Apa ada yang salah dengan busanaku?"

Lu Zhu memeriksa lebih cermat dan melihat bahwa pakaian istana yang dikenakan gui fei mereka hari ini indah dan serius. Jika dikenakan oleh orang lain, mungkin akan kelihatan agak membosankan. Namun, penampilannya yang cerah membuat busana itu semakin menarik.

Lu Zhu berkata sambil tersenyum, "Tidak ada masalah. Jangan khawatir, Niang niang."

Kasim Deng juga menghiburnya, "Niang niang pasti menjadi yang paling cantik hari ini. Hamba khawatir, para utusan itu tidak akan bisa mengalihkan pandangan mereka ketika melihat Niang niang nanti."

"Benar? Selain itu, ini bukan pertama kalinya Niang niang menghadiri perjamuan semacam ini, kenapa Niang niang begitu gugup kali ini?"

Segera setelah Gu Ling Yun menginjakkan kaki keluar aula, angin dingin menerpa wajahnya, yang membuatnya jauh lebih waras.

Hari itu, Xiao Yu Heng menjawab pertanyaan dan menyebabkan semua orang tersenyum sama-sama paham tanpa kata. Sementara itu, mau tak mau, jantung Gu Ling Yun berdegup kencang.

Ia memikirkannya dengan hati-hati selama beberapa hari belakangan ini, dan tampaknya, apa yang terjadi di kenyataan telah melenceng jauh dari novel asli yang dibacanya. Bai Jing Rou dipenjara, dan situasinya saat ini tidak jelas. Pemberontakan Pangeran Jin lewat dengan mudahnya tanpa menyebabkan adanya gangguan. Sebaliknya, apa yang terjadi padanya menjadi semakin jauh dari bayangannya.

Untuk sesuatu sebesar perjamuan persembahan upeti, firasatnya memberitahukannya bahwa ini tidak akan sesederhana itu. Akan terjadi sesuatu.

Gu Ling Yun tersesat dalam lamunannya sepanjang jalan dan tiba-tiba sampai di tempat dimana perjamuan persembahannya digelar. Setelah dipandu ke belakang aula istana oleh para dayang, Gu Ling Yun memegang sebotol air hangat untuk menjaga tangannya tetap hangat. Tak lama kemudian, ia melihat Xiao Yu Heng dan rombongannya masuk. Selagi ia mendekat, Gu Ling Yun dapat dengan jelas merasakan udara dingin yang dibawa pria itu.

Gu Ling Yun tertegun dan tanpa sadar meletakkan botol air panasnya ke tangan pria itu. Para dayang istana sibuk mondar-mandir di belakang mereka, tetapi rasanya seolah waktu berhenti bagi mereka. Sudah lama semenjak Xiao Yu Heng melihat Gu Ling Yun dalam busana formalnya. Mata Xiao Yu Heng meluncur turun dari keningnya sedikit demi sedikit, menatapnya saksama.

Seorang pelayan istana hendak melaporkan sesuatu, tetapi Zhang Defu menghentikannya sebelum ia bisa mengatakan apa pun. Setelah beberapa waktu, ia maju ke depan dengan hati-hati dan berkata, "Yang Mulia, sudah terlambat. Sudah waktunya berganti pakaian."

The Emperor Fights the Harem for Me [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang