Chapter 37 : St. Louis Katedral

186 25 3
                                    

Freya terperanjat Dengan keringat yang mengucur membasahi seluruh tubuhnya. Sekujur tubuhnya Basah Dan berantakan. Dan yang membuat dirinya lebih terkejut adalah tempat Dimana Dia terbangun.

Freya terbangun di kamar apartemen-nya sendiri. Hal tersebut memicu tanda tanya yang besar di benak gadis karamel itu. Bukankah dia pergi untuk berbelasungkawa atas kepergian William untuk selamanya, Lalu Goerge menceritakan sebuah mitos di desa mereka. Dan malam-nya, Freya tertembak tepat di kepalanya oleh si penembak jitu, Lalu masuk kedimensi dimana Obyek yang dia cari berada.

Lalu kenapa sekarang dia ada di Unit apartemen-nya?

Tangan lentik Freya tidak sengaja, menggapai sesuatu yang keras di balik selimut tebalnya. Freya meraba sesuatu berbentuk bulat tidak beraturan. Ketika Freya menyingkap selimut tersebut, Sebuah kepala yang menjadi obyek ke-11 Tergeletak Di sana. Freya menyadari pencarian Obyek yang sudah dia lalui bukan mimpi, Jikalau Kepala Yang dia lihat ada di sini. Lalu bagaimana dengan keberadaannya yang tiba-tiba ada di Unit apartemen?

***

Setelah Freya meletakan Kepala Yang dia temukan di dalam kotak dan memasukannya kembali kedalam lemari, Freya melakukan ritual paginya di kamar mandi, Sambil memikirkan kemungkinan apa yang bisa terjadi. Ketik air Shower menguyur Kepalanya, Freya baru menyadari bawah Tidak ada rasa sakit Yang dia rasakan. Freya menyentuh keningnya tepat Dimana si penembak jitu pernah menembaknya.

Tidak ada rasa sakit apapun yang Freya rasakan. Bahkan ketika Dia melihat pantulan dirinya sendiri di dalam Air, Tidak ada bekas apapun meski Freya sudah menyingkap Poninya. Namun, Ketika Menoleh pada jemarinya—Cincin yang di berikan 'Eye Lost' terpasang di sana. Kalau begitu, besar kemungkinan pertemuannya dengan Eye lost di dalam pesawat bukan sekedar imajinasinya saja.

Setelah ritual mandinya selesai, Freya mengganti pakaian yang ia kenakan dan mencari dimana benda kotak yang di sebut Handphone itu, Ia simpan. Freya baru ingat kalau Sejak Tragedi penculikan Shani, Freya Tidak lagi membuka handphone-nya. Alhasil, Puluhan pesan membeludak ketika gadis itu baru saja membukanya. Kebanyakan pesan yang muncul adalah dari Shani, Yang terus menanyakan tentang dirinya. Selain itu, Ada juga dari Fiony dan bahkan dari orang tuanya, Yang mengatakan dirinya sudah jarang menelphon. Puluhan panggilan tak terjawab pun, Turut memenuhi Handphone Freya.

Gadis itu mengabaikan Semua Hal yang menurutnya Tidak akan lagi di kaitkan dengan kehidupannya, Freya mencari Nomor seseorang Dan tanpa ragu, Langsung menghubunginya.

"Hallo?" Ucap Dari seberang Sana.

"Hallo, Paman?" Ucap Freya.

"Oh, Itu kau. Bagaimana kabarmu? Aku menantikan kabarmu selama tiga hari ini." Ucap Goerge.

Freya membulatkan matanya. Tiga hari? Apa dia bercanda? Apa maksudnya?

"Apa maksudnya tiga hari?" Tanya Freya.

"Hah? Ada apa denganmu? Tiga hari yang lalu kau pulang dari sini. Kau tidak ingat?"

Pulang? Kapan Freya pulang Dari Desa itu? Lalu bagaimana mungkin? Apa ini Pengaruh dari Ruang dan waktu?

"A-ah iya, Aku baru ingat." Ucap Freya berbohong.

"Apa kau baik-baik saja setelah Penduduk menemukanmu Tidak sadar di hutan?" Tanya Goerge.

Kembali Freya membulatkan matanya. Tidak sadar di hutan? Tunggu! Jika diingat lagi, Harusnya Freya sudah mati akibat tertembak oleh si penembak jitu. Maka masuk akal jika penduduk menemukan. Tapi jika itu benar, Harusnya dia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

FREYA : Holders Of Lost Object ( BOOK 1 )Where stories live. Discover now