6. Obat Perangsang

3.2K 78 2
                                    

Pov. Firman

Hari ini aku kebetulan tidak kuliah, jadi aku putuskan untuk di kost an seharian penuh. Untuk menghilangkan rasa bosan, aku bermain di kost an mas Bram dan mbak Hana. Aku membantu mbak Hana mengerjakan pekerjaan rumah tangga, untuk menghilangkan rasa jenuh. Aku mengobrol dan bercanda ria dengannya, karena kita sangat akrab.

"Kamu gak kuliah fir?" Tanya mbak Hana.

"Nggak mbak!" Jawabku.

"Oiya! Firman boleh bantuin mbak gak?" Sahutku lagi.

"Emmm! Boleh deh kalo gak ngerepotin". Jawabnya.

"Santai aja mbak". Ucapku sambil tersenyum.

"Ya udah fir! Tolong potongin sayuran ini ya! Mbak mau bikin sayur asem". Ucap Mbak Hana.

"Siap mbak!" Jawabku antusias.

Aku pun segera memotong sayuran itu. Kami asyik ngobrol dan saling bertukar cerita. Hingga akhirnya mbak Hana membahas sesuatu yang penting padaku. Dia sangat heran dengan perubahan sikap suaminya akhir akhir ini. Kemudian dia pun bertanya padaku.

"Kenapa ya fir? Akhir akhir ini sikap mas Bram berubah?" Tanya mbak Hana.

"Maksud mbak?" Jawabku keheranan.

"Iya fir! Mas Bram sekarang udah gak seperti dulu lagi, sekarang dia jarang nyentuh mbak. Padahal dulu dia orangnya sangat romantis. Sekarang seperti ada jarak diantara kami, mbak takut fir! Mbak takut mas Bram berpaling ke lain hati". Ucapnya mulai meneteskan air mata.

Aku yang mendengar curhatannya seketika menjadi syok. Namun aku langsung menenangkan mbak Hana untuk menetralkan keadaan.

"Mungkin mas Bram lagi sibuk mbak! Coba mbak Hana kasih waktu dulu buat mas Bram". Ucapku memberi saran.

"Semoga saja seperti itu ya fir!" Jawab mbak Hana.

****

Keesokan paginya aku kembali kuliah. Aku pergi ke kampus dengan perasaan tidak karuan. Karena sekarang mbak Hana sudah mulai curiga dengan perselingkuhan suaminya. Aku takut kalo sampai mbak Hana tau bahwa aku lah yang dia maksud. Aku lah perusak rumah tangganya. Aku jadi pusing memikirkan semua itu.

Aku pun ingin pergi ke kantin untuk mengurangi sedikit kegelisahan ku juga untuk mengisi kekosongan perutku yang dari tadi belum di isi karena kepikiran dengan perkataan mbak Hana kemaren.

Sesampainya di kantin, aku langsung memesan makanan. Namun tiba tiba datang Radit menghampiriku membawa minuman. Dia memaksaku untuk menerima minuman tersebut sebagai permintaan maaf.

"Hay fir!" Ucapnya menghampiriku.

"Mau apa lu kesini?" Jawabku judes.

"Jangan gitu dong fir! Maksud gue baik kok! Gue cuman mau minta maaf sama lu dan gue gak bakalan ganggu hidup lu lagi!" Ucapnya.

"Mendingan lu pergi dari sini" ucapku.

"Gue gak bakal pergi sebelum lu maafin gue!" Ucapnya lagi.

"Huft baiklah gue maafin lu" ucapku.

"Yes makasih fir! Tapi tolong terima dong pemberian gue sebagai rasa terima kasih karena lu udah maafin gue". Ucap Radit.

Aku pun menerima minuman pemberian dari Radit, kemudian dia langsung pergi. Aku langsung memesan pesanku. Namun karena kepedasan akhirnya aku meninum minuman pemberian dari Radit tadi.

Setelah selesai membayar makanan aku langsung pergi dari kantin. Namun saat melangkah pergi, tiba tiba aku merasa sangat gerah. Aku merasa kepanasan. Entah kenapa dan bagaimana aku jadi gelisah seperti cacing kepanasan.

Aku langsung pergi menuju ke toilet dan mencuci muka. Aku sangat heran kenapa tiba tiba aku jadi seperti ini. Aku merasa sangat gerah dan panas ditubuhku. Entah sejak kapan tiba tiba datang Radit menghampiriku.

"Itu tidak akan membuatmu sembuh hanya dengan cuci muka saja!" Ucap Radit tiba tiba.

"Maksud kamu?" Tanyaku heran.

"Iya! Karena tadi minumanku telah ku campurkan dengan obat perangsang". Ucap Radit tertawa jahat.

"Kurang ajar kamu dit, bangsat! Padahal gue udah maafin lu. Apa mau lu dit?". Bentakku.

"Sederhana saja! Gue cuma gak mau lu dimilikin oleh orang lain kecuali gue, sayang!" Ucapnya.

Aku pun jadi semakin kepanasan. Gerah dan sange mulai aku rasakan. Aku jadi bingung harus bagaimana cara menghentikan semua ini.

"Plis dit! Tolong gue! Hentikan ini, kenapa gue jadi kek gini dit?" Mohonku pada Radit.

"Gampang sayang! Efek dari obat perangsang akan hilang dengan melakukan hubungan badan" jawab Radit.

"Jadi gimana? Lu mau ngentot bareng gue!" Tawarnya Radit.

Aku pun semakin gelisah, bagaikan cacing kepanasan. Dan laksana Ikan yang dikeluarkan dari air. Tubuhku jadi menggelinjang. Karena tidak tahan lagi akhirnya aku terima tawaran dari Radit untuk berhubungan badan.

>>>>>

BERSAMBUNG

Suami TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang