06 | instagram

55 56 6
                                    

"Eta teu enak nyak rasana?" Katon nggak bisa menahan diri lagi pada menit kesepuluh dia menunggu Reina mengomentari calon menu yang resepnya baru banget ditemukan semalam dan siang ini dia coba eksekusi di dapur, meminta Reina jadi first tester-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eta teu enak nyak rasana?" Katon nggak bisa menahan diri lagi pada menit kesepuluh dia menunggu Reina mengomentari calon menu yang resepnya baru banget ditemukan semalam dan siang ini dia coba eksekusi di dapur, meminta Reina jadi first tester-nya.

"Enak kok."

"Serius?" Katon malah skeptis. "Tong bohong, Rei, mun teu resep teh ngomong wae. Gue nggak masalah, biar bisa diolah lagi, kitu."

"Beneran enak." Reina menatap serius.

Katon senyum salah tingkah, lalu ikut melahap makanan yang ada di piringnya sendiri. "Kenapa sih?"

"Kak, gue mau cerita."

"Cerita apa?"

Reina pun bercerita soal dia yang barusan putus dari pacarnya tapi yang diputusin kelihatan baik-baik aja macam nggak ada beban atau nggak ada rasa kehilangannya.

"Sedih berat gue...." Reina merengek nelangsa. "Jadi selama ini nggak ada artinya buat dia."

"Hmm...."

"Apa cowok selalu gitu kalo habis diputusin? Nggak ada sedih-sedihnya?"

"Nggak tau sih, soalnya gue belom pernah diputusin. Belom pernah pacaran juga sebenernya, tapi maneh jangan bilang siapa-siapa nyak."

Reina menghela napas panjang.

"Tapi ya, daripada maneh galauin orang yang santuy aja setelah lo putusin, mending cuekin aja. Jangan bahas orang itu lagi." Katon berdehem, mencondongkan badannya ke depan. "Maneh mau urang kasih bocoran soal seleksi teu?"

Reina menggeleng, lalu bicara dengan mulut berisi makanan. "Nggak usah. Gue mutusin nggak ikut seleksi."

"Loh naha?!"

"Bakal repot kalo kepilih. Latihan pasti bakal dobel-dobel, capek, belum lagi kalo tiba-tiba gue dipanggil kerja gimana izinnya? Apalagi persiapannya mepet gitu. Pasti susah izin. Lagian jadwal seleksinya pas banget gue ada kerjaan di LBB."

"Kerjaan di LBB malem, kan?" tanya Katon yang dijawab dengan anggukan.

"Masalahnya bukan cuma itu." Reina mengeluarkan ponsel dan menunjukkan note di kalendernya. "Job gue lagi bagus sampai bulan depan. Andai kata gue kepilih, pasti bakal sering izinnya, gue nggak siap kalo harus diomelin sama Ardi gara-gara keseringan izin."

Katon menggeser layar ponsel cewek itu. Memang lumayan padat sih. Tapi ada jeda di tiap harinya yang lumayan panjang. "Gue tambahin dua puluh persen mun maneh ikut seleksi."

Reina diam, otaknya membuat perhitungan. "Hmm nanti gue pikirin deh."

"Lima puluh persen kalo kepilih."

"Lima puluh persen?!" Reina melotot. Dia meletakkan sendok dan menatap fokus pada Katon. "Kak, lo tajir banget ya?"

"Naha nanya kitu?"

NOTASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang