part 27

12 2 0
                                    

اَللَّ هُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد


Bismillahirrahmanirrahim
"Selamat Membaca"

Part sebelumnya

Begitupun mereka yang ada di ruang keluarga mereka semua maaf maafan, makan bersama, bersilahturahmi kepada orang-orang sekitar yang mereka kenal dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.

Setelah  hari raya idul Fitri telah lewat mereka semua pun kembali bersekolah dan menjalankan aktivitas masing-masing

Sedangkan dilain tempat tepatnya disebuah markas geng motor

"Bagaimana?" tanya sang ketua kepada anggota nya

"Baru 50 persen bos,kita tidak bisa meretas semuanya dikarenakan  mereka dilindungi oleh para  mafia" ucap salah satu anggota

"Sialan kenapa kasus sekarang ini sulit sekali untuk di pecahkan" ucap sang ketua

Sedangkan di lain tempat

"Khumaira, zaujati, bidadari surga ku" ucap Alvaro kepada Queen

"Ih apa sih mas kaya gitu" ucap Queen sambil salting

"Aku mau kamu cerita boleh?" tanya Alvaro 

"Boleh kok mas, mau cerita apa?" jawab Queen

"Aku mau kamu cerita in tentang Ibunda Khadijah boleh sayang " ucap Alvaro kepada Queen

"Boleh kok mas" ucap Queen

Alvaro pun tiduran di pangkuan Queen, dan Queen pun bercerita tentang kisah Ibunda Khadijah

Dia adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay al-Quraisyiah al-Asadiyah. Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah bin Jundub. Beliau dilahirkan di Mekah tahun 68 sebelum hijrah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Quraisy. Khadijah dididik dengan akhlak mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Sehingga tumbuhlah ia dengan karakter yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan.

Nasab Khadijah bertemu dengan nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek kelima, Qushay. Ia adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang pertama yang menerima dakwah Islam. Dan wanita yang paling dicintai beliau.

Khadijah di Masa Jahiliyah

Di masa jahiliyah, sebelum kenal dengan Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang wanita yang kaya dan seorang pedagang besar. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangannya. Karena laki-lakilah yang terbiasa bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan wanita-wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju tempat yang jauh. Inilah tradisi Arab kala itu, hal ini juga sesuai dengan sifat menjaga kesucian diri yang beliau miliki.

Hari-hari terus berlalu, hingga beliau mendengar kisah tentang seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Seorang laki-laki yang berakhlak mulia. Jujur lagi terpercaya. Jarang sekali terdengar di masa jahiliyah ada seorang laki-laki memiliki sifat sedemikian mulia. Ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.

Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan itu hingga ke Syam. Di daerah Romawi itu, Muhammad bin Abdullah berteduh di bawah pohon dekat dengan kuil milik seorang pendeta. Si pendeta datang mendekati Maisaroh. Ia berkata, “Siapa laki-laki yang berteduh di bawah pohon itu?” “Ia seorang laki-laki Quraisy dari penduduk al-Haram”, jawab Maisaroh. Si pendeta berkata lagi, “Tak seorang pun yang singgah di bahwa pohon ini kecuali seorang nabi.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alqueen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang