14. Seandainya

16 2 0
                                    

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa follow, vote, dan komen~

Enjoy~~

🥀☕️

"Cieee di panggil ganteng sama Rhea." Farel tiba-tiba saja melingkarkan lengan kanannya ke leher Hali pada saat lelaki itu berjalan sendirian menuju kelas karena upacara bendera baru saja di bubarkan. "Dua kali lagi."

"Apasih!" Hali melepaskan tangan Farel yang melingkar di lehernya.

"Menurut pendapat gue, kayaknya Rhea suka deh sama lo." Farel berkata berusaha untuk berjalan di samping Hali, meski sesekali tertinggal.

"Gila aja. Mana mau Rhea sama gue." Hali menepis pendapat Farel mentah-mentah.

"Ya, mungkin aja. Kita kan nggak ada yang tau isi hati orang." Farel mengedikan bahu singkat. Baru saja namanya di sebut, tidak di sangka ternyata orangnya berada tidak jauh dari mereka.

Rhea berjalan bersama Poppy, sesekali terlihat tertawa bersama. Sepertinya kedua gadis itu sedang membicarakan sesuatu yang asyik.

Terdengar deruhan nafas berat meluncur dari bibir Hali, pandangan matanya menatap perempuan cantik yang berada di depan tidak jauh darinya. Hali baru saja menyeresapi ucapan Farel yang tadi, seakan berat jika yang di katakan Farel benar terjadi.

"Seandainya, Rhea yang suka sama lo, gimana?"

Baru saja mencoba menyeresapi topik yang tadi, tiba-tiba saja Farel sudah menimpakan topik baru tapi dengan tema yang sama. 'Seandainya' katanya. Untuk membayangkannya saja berat, bagaimana jika memang terjadi?

Deruhan nafas berat untuk kedua kalinya meluncur dari bibir Hali, "Entahlah, mungkin gue akan mundur."

"Lo nggak suka sama dia emangnya?" Farel melotot tak percaya dengan jawaban yang di lontarkan sahabatnya.

"Gue suka cuma sekedar kagum doang." Hali menegaskan, "Dah ah, pembahasan lo udah yang berat-berat aja, masih pagi juga," ia empercepat langkahnya meninggalkan Farel yang berdiri diam di sana.

°~°~°~°~°

Selama pelajaran berlangsung, aktifitas Rhea dan Hali berlalu seperti biasa. Rhea yang sesekali bercanda ria dengan teman-temannya, dan Hali sesekali juga mengobrol dengan Farel. Namun, sesekali ia melirik ke Rhea yang tertawa lepas.

Rhea adalah salah satu siswi yang lumayan ribut di kelas, tapi dia akan ribut jika tugasnya telah selesai–seperti sekarang.

Lima belas menit sebelum bell berbunyi, Hali permisi untuk ke toilet sebentar. Pada saat dia meminta izin, tiba-tiba saja Farel juga ikut permisi ke toilet. Dasar, anak itu emang tidak bisa di pisahkan dengan Hali.

"Lo ngapain sih ikut-ikut gue?" Hali berkata saat mereka berdua telah keluar dari kelas.

"Siapa yang ngikutin lo? Gue juga kebelet nih!" Farel mempercepat langkahnya meninggalkan Hali begitu saja. Sementara Hali hanya bisa geleng-geleng melihat tingkahnya.

DUNIA KITA BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang