Tidak perlu kau sesali,
Cukup perbaiki agar tak salah lagi
~Not Chilling Time
Alika
Kak Ana, kata paman Abbas, ada kerjaan, kalau kakak mau👀
Ana mengucek matanya yang sudah mulai mengantuk. Di pelototinya tulisan yang dikirim oleh Alika. Sebenarnya ini kabar bagus, tapi rasa mengantuknya mengalahkan rasa tertariknya.
Me
Mau, dong! Apaan tuh?
Ana mengetik dengan malas, sedikit berharap keyboardnya bisa menuliskan isi pikirannya saat ini.
Alika
Nggak susah, kok. Cuma bantuin jualan aja.
Ana mengerutkan dahi, khawatir salah mengeja. Mengetikkan satu kalimat, menghapusnya, mengetiknya lagi, menghapus lagi. Ana bingung bagaimana hendak merespon.
Me
Mmm.. jualan apa, dan waktunya kapan?
Akhirnya, itu yang dia ketik. Bukan dia tidak mau, hanya saja, dia kini juga harus tetap membagi waktu kerjanya dengan baik -- supaya tidak bersamaan.
Alika
Jualan gorengan random. Waktunya sebisanya kakak aja.
Eh, tapi kalau bisa pagi jam setengah enam sampai jam setengah tujuh itu lebih baik sih..
Ana mengerutkan dahi sejenak, berusaha fokus menyelesaikan percakapan ini.
Me
Emang kenapa kalau bisa jam segitu?
Alika
Soalnya, Simbahku kan biasanya ngurusin dedek bayi dulu🤧sedangkan kalau pagi biasanya banyak anak sekolah berburu gorengan buat lauk sarapan🥲
Me
Dedek bayi? Yang mana?
Alika
Yang di tinggal bibi pergi
Me
Innalillahi, maafkan🙏🏻
Alika
Pergi ke luar kota maksudnya Kak Ana🤭
Me
Owalah, kirain🥲
Alika
Mau nggak?
Me
Nanti aku temuin simbah kamu dulu, ya, biar lebih jelas😅
Soalnya kalau lewat chat, aku lagi ngantuk banget ini, males ngetik👀
Alika
Oke, di tunggu ya, kak
Habis itu aku mau ajak Kak Ana jalan-jalan😆
Me
🤏🏻
Ana menutup ponselnya, bergegas berdiri saat melihat ada pengunjung yang mendekat. Mengerjapkan mata, Ana menormalkan rasa kantuknya, menyuguhkan senyum ramah.
"Ada yang bisa saya bantu, Kak?"
Perempuan berjilbab lebar itu mengangguk, memeragakan sesuatu. Ana menggaruk tengkuknya, tidak paham apa yang perempuan itu isyaratkan.
ESTÁS LEYENDO
Not Chilling Time
Spiritual[Sebelum terjadi kesalahpahaman, izin memberitahu, ini cerita genre religi ya😊] Namanya Ana. Gadis yang memilih pergi ke pesantren tapi tidak melanjutkan sekolah jenjang SMA-nya. Tiga tahun di pesantren, dia memutuskan untuk pamit dari sana. Apakah...
