Prolog

31.4K 1.3K 184
                                    

Sosok pemuda yang tengah duduk diatas closed perlahan membuka mata sayunya. Kedua tanganya secara reflek mengucek matanya yang terasa gatal. Menatap bingung ke setiap sudut ruangan yang tak lain adalah kamar mandi.

"Anjir... kamar mandi siapa nih?" bingungnya. Dan langsung berdiri. Saat berdiri matanya menatap kedalam kubangan closed yang tadi ia duduki.

"Anjing, gue lagi boker cok!" umpat nya dan segera membersihkannya lalu membersihkan dirinya cepat-cepat saat mendengar ketukan pintu.

Saat membuka pintu kamar mandi, pemuda itu kembali dibuat bingung. "Lo siapa?" tanyanya.

"Adek lupa sama abang?" balas pemuda didepannya bertanya.

"Dih, manggil adek, sksd banget lo!" ujarnya sewot, ada pemuda didepannya yang memanggil dirinya dengan sebutan adek. Tunggu, adek? bukankan dirinya anak tunggal kaya raya, bagaimana mungkin bisa punya abang.

"Nama gue siapa?" tanyanya pada pemuda didepannya.

"Reigava Arzenara Georland. Biasanya dipanggil Gava," jawab pemuda itu jujur.

"Ngarang lo, nama gue Mahen, ya njing!" bantah pemuda yang tak lain adalah Mahen si titisan setan.

Mahen ingat betul dengan namanya. Tidak mungkin lupa, apalagi Mahen inikah nama legendaris di film Ballver. Dia tidak akan pernah lupa alasan orang tuanya dulu menamainya Mahen karena suka dengan karakter Mahen yang pintar. Dan berharap anaknya pintar seperti tokoh Mahen.

Yah walaupun hasilnya tidak sesuai ekspetasi orang tua Mahen. Tapi tidak papa, karena Mahen pintar dalam hal lain. Membully Rayanza contohnya.

"Adek! adek sakit ya."

"Adek, adek! nama lo siapa," tanya Mahen.

"Abang, Alex, abang keduamu," jawabnya.

Tiba-tiba Mahen ingin bercermin. Dirinya segera berlari kembali masuk dan melihat pantulan wajahnya dicermin.

Mulut Mahen terbuka lebar dengan kedua bola matanya yang melotot lucu. Dirinya syok memandang tubuhnya dalam pantulan cermin.

"Anjirlah, kenapa muka gue kaya pentolan monyet. Eh, enggak! maksud gue. Ko sekarang gue kaya bocil sih, mana lucu banget mukanya. Argh... hilang sudah pesona black sweet mas Jawa ini," keluh nya sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Padahal kemaren gue udah mati dan berhasil buat si curut setan itu nangis, eh malah taunya gue trasi rempai. Tuhan ada masalah apa sih sama gue. Sampe ngabulin permintaan busuk Rayanza."

Mahen masih ingat betul dengan doa terkutuk dari Rayanza. Yang berdoa agar Mahen, bertranmigrasi  dan merasakan apa yang Rayanza rasakan saat diposesifi dan dimanja oleh para abangnya. Kalo diingat-ingag, Mahen sedikit menyesal karena terus saja membully Rayanza waktu itu.

"Mau nyesel, tapi emang muka spek Rayanza wajib dibully sih. Jugaan sekarang udah terlanjur transmigrasi.Yaudahlah..." pasrah nya dengan tubuh lemas.

Alex yang baru saja masuk menyusul adiknya. Dibuat syok saat melihat adiknya yang seperti memiliki banyak beban. Segera Alex menggendong adiknya kedalam gendongan koala. Mahen sempat syok saat tubuhnya melayang dan hampir saja mengumpati Alex abang dari raga yang ditempatinya ini.

Diseperpanjang perjalanan Mahen terus berfikir dengan apa yang barusan terjadi padanya adalah hal diluar nalar yang sangat mustahil terjadi. Jika jiwanya bisa pindah dalam tubuh bocah bernama Gava ini. Lalu kemana jiwa Gava pergi. Apa mungkin dicuri oleh wewe gombel dan disembunyikan didalam hutan bambu. Jika iya, malang sekali bocah ini.

Saat sedang asik melamun dengan pemikirannya sendiri. Tiba-tiba Mahen ditepuk pelan punggungnya. "Adek kenapa melamun?" tanya Alex lembut.

Mahen segera menggeleng untuk menyadarkan dirinya dari pikiran diluar nalarnya itu. Saat sadar ternyata Mahen sudah duduk diruang tamu. Dengan tiga orang laki-laki yang berbeda usia.

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang