Akhirnya Sekolah

8.8K 713 48
                                    

Happy Reading





Reigava



Akhirnya hari ini Gava sekolah. Sesuai dengan perkataan ayahnya kemarin. Langkah kaki Gava melangkah pelan menyusuri koridor sekolah. Dengan wajahnya yang terus tersenyum layaknya orang gila baru dijalanan.

"Woy! Akhirnya anak setan sekolah," ucap Tama yang juga baru saja sampai dan langsung berlari menghampiri Gava.

"Iya dong, Gava gitu lo." Tengil Gava dengan menaik turunkan sebelah alisnya.

"Dih, najis Gav. Dari tadi gue perhatiin lo senyum mulu. Lama-lama gigi lo kering anjir!" sindir Tama kembali sebelum akhirnya keduanya masuk kedalam kelas.

"Ganggu orang seneng aja lo Tam,orang lagi bahagia juga," sungut Gava sambil duduk dibangku yang bersebelahan dengan Rayanza yang sudah lebih dulu datang. Sedangkan Tama duduk disebelah Kai yang juga sudah lebih dulu datang.

"Cie... Akhirnya sekolah," ledek Kai.

"Trik apa lagi yang lo lakuin, biar lo bisa sekolah lagi Gav?" tanya Rayanza langsung. Menatap mata Gava penuh selidik. Rayanza bisa menebak. Pasti Gava sudah melakukan hal gila, sehingga bisa diijinkan kembali untuk sekolah.

"Gue gak ngapa-ngapain. Cuman kemaren gue ngemis aja, eh abis pulang dari ngemis,gue langsung diijinin sekolah." Dengan entengnya Gava menjawab pertanyaan dari Rayanza.

Ketiga sahabat Gava yang mendengarnya, menatap tak percaya kearah Gava. Anak Sultan, yang kekayaannya melebihi para koruptor Indonesia. Menegemis?

Yang benar saja, Gava ini masih waras atau memang sudah tidak waras? Apa perlu Gava diruqyah dulu.

"Emang minta diruqyah nih anak!" heran Tama.

"Ais, diem. Lo pada! Gue ngemis karena gue mau beli yupi ya anying. Btw cuy, kita bolos aja yuk. Soalnya ada yang mau gue bahas soal Gama." Kini raut wajah keempatnya menjadi serius.

"Gass..." ucap Tama si paling gass kalau diajak kemanapun.

Akhirnya mereka berempat membolos. Dan pergi ke halaman belakang sekolah paling ujung. Dimana tempat itu sangat jarang dikunjungi oleh para siswa. Karena tempatnya yang sedikit horor dengan pepohonan mangga yang besar dan rindang.

"Kita manjat pohon mangga kaya gini, jadi inget kita yang dulu ya. Pas gue masih jadi Mahen. Dulu kita sering nyolong mangga dibelakang sirkuit balapan mobil," ucap Gava.

Keempatnya sudah berada diatas pohon dengan beberapa buah mangga yang sudah masak. Yang mereka makan dengan cara langsung digigit. Tanpa dicuci terlebih dahulu.

"Yang berlalu biarlah berlalu Gav. Semuanya ada masanya, kalau ada rasa asinnya itu masakan emaknya Kai," ujar Rayanza yang langsung mendapatkan lemparan biji buah mangga dari Kai.

"Gaya lo, ngomong masakan emak gue asin. Ketimbang lo gak bisa ngerasain masakan emak lo lagi, kasian, aaaa kasian! Emaknya udah jadi ubi," kesal Kai yang malah di balas Rayanza dengan cebikan lucu.

"Bapak gue juga udah jadi ubi, Kai," sahut Tama.

"Bodo amat, gak nanya. Udahlah, mendingan lo sekarang ceritain, apa aja yang udah lo dapet dari deketin Gamanjing?" tanya Kai pada Gava yang sibuk memakan mangga di tangannya.

Reigava (Tersedia Dalam Bentuk Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang