Lima

147 21 5
                                    

esem ga berhenti2 ngecewain dari dulu, gblkk. semoga semua member pd buka mata walaupun itu tuntutan agensi. aku jg bakalan berhenti untuk ngehype nct sampe keadaan bnr2 membaik dan nct bisa putus kontrak sama merk s itu.

sebenernya nggak bermaksud apa-apa juga, kalo dari sisi opiniku sih gmn ya kaya--, about plstn emng udh rame, cuma kadang kita mikir gasi dari sisi negara sendiri?

dari dulu yg dilirik kasus luar terus, padahal kasus di dalem negeri untuk minoritas itu banyak sekali. sampe kdng2 tuh greget sama masyarakat indo, dengan landasan aksi itu ngebela2 negara luar, tanpa liat negara sendiri. ga bermaksud apa2, tp skli lagi ini emng opiniku sih haha. but, ingat kita juga manusia ya, selalu memanusiakan orang2 di sana tanpa mengurangi rasa kemanusiaan dinegara sendiri.

ini yg terakhir sblm ak rest. emm nggak juga sih, bisa dibilang rehat sejenak.

selamat membaca♡

⋇⋆✦⋆⋇


Chenle baru saja membeli beberapa bahan makanan dan membeli jajanan untuk ia makan. Ia sendiri sudah bertekad untuk hemat dan sesekali ia juga mencuri pandang pada banner banner dijalan melihat-lihat lowongan pekerjaan, tapi yang ada malah tulisan sedot wc dan ada juga yang bertuliskan;

Agar istri senang dan stamina kuat minumlah jamu kuat, dijamin kekar dan maksimal.

Herannya Chenle jadi ingin mencoba, apa benar sih khasiat khasiat pada obat itu? Tak mau ambil pusing karena sekarang notasi sudah berada pada pukul 2 siang, ia kembali ke kosan dengan berjalan kaki.

Chenle memicingkan matanya kala mobil yang diketahui bermerek BMW m3 itu ada pada pelataran parkir. Ia rasanya dongkol sekali ketika ia memasuki kosan dilihatnya seseorang berdiri memandang dirinya cemas.

"Chenle, ngapain lo pergi dari rumah?"

"Bacot."

Chenle mendengus, ketika ia hendak pergi menaiki tangga lelaki itu menghalangi dirinya. Membuat ia jengah lalu memandang sebal lelaki itu.

"Gue mau ke atas, bisa minggir?"

Lelaki di sana menggeleng, ia meraih kedua bahu Chenle lalu menatapnya dengan wajah sendu.

"Jawab dulu, oke?"

"Gue dari dulu nggak pernah punya rumah." Chenle mendengus. "Kalo lo tanya sebab gue pergi dari yang katanya rumah, ya nggak ada alasan khusus selain,"

"Manusia mana yang betah tinggal di neraka?"

Chenle nyaris saja berseru sebelum teringat bahwa bukan hanya dirinya saja yang ada di kosan ini. Ia memandangi lelaki itu yang juga memandangnya.

"Ada gue, Chenle."

Lelaki itu berkata lirih sebelum dibalas decakan oleh Chenle. Ia menepis bahu itu, kemudian meninggalkan lelaki yang terdiam di sana. Ia menaiki tangga dengan perasaan kesal.

Ketika ia hendak membuka pintu kamar kosan miliknya yang bernomer 05. Ia dikagetkan karena tiba-tiba kamar seberang miliknya terbuka dan menampilkan Mark dengan wajah-- yang menurut Chenle sendiri terlihat sembab.

"Kak Mark?"

Mark yang dipanggil hampir terhuyung karena terkejut, ia mengusap wajahnya kasar lalu memandangi Chenle.

"Katanya kakak ga ngekos di sini, kok keluar kamar ini?" Chenle bertanya.

Mark menggelengkan kepalanya, Chenle yang melihat itu mencuri pandang ke arah isi kamar kos itu dan tiba-tiba saja pria yang diketahui bernama Mark itu langsung menutup pintu itu dan menguncinya.

Sin Cos Tan [JiChen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang