XXXXVII

121 31 10
                                    

[-Anger-]

.

"Alaric"

Anak kecil dengan surai dark wine itu berbalik, memandang wanita yang memiliki warna rambut yang sama

"Um?"

"Boleh kesini?ibu ingin memeluk kesayangan ibu"

Mata anak itu berbinar-binar lalu meletakkan ranting kayu, membersihkan tangan nya dengan menyeka di bajunya lalu berlari memeluk ibunya

Baginya, pelukan ibunya itu sangat hangat dan menenangkan.

Wanita itu mengelus surai Alaric dengan lembut sesekali mencium nya. Alaric melepaskan pelukannya dan menatap ibunya dengan senang

"Ibu, apa aku sudah dewasa?"tanyanya yang membuat wanita itu tertawa. "Ibu tanya, kamu umur berapa sekarang?"

"9 tahun!aku sudah dewasa kan?"

Ibunya kembali memeluknya. "Belum, anakku... kamu masih kecil, butuh beberapa tahun lagi untuk menjadi dewasa"

"Uung.."suara menggerutu dari Alaric membuat wanita itu tertawa lagi. "Aku ingin cepat-cepat dewasa, aku ingin kuat seperti ayah, dan aku ingin melindungi ibu, ayah, bibi penjual, paman pedagang dan juga seluruh orang-orang di desa ini!!"

Wanita itu mengangguk-angguk lalu mencium kedua pipinya dan memeluk lagi dengan erat.

"Ibu akan menunggu nya."

Alaric menatap sendu bunga yang menjadi penghias di gundukan tanah itu. "Ibu, diumur ku 11 tahun ini, apakah aku sudah dewasa?"

Yang pasti, pertanyaan itu tidak akan dijawab ibunya

"Alaric"

Dia menoleh mendapati ayahnya yang mengusap kepala nya dengan lembut.

"Ayah, aku gagal...aku gagal melindungi ibu"lirihnya

Lelaki itu membawa anak satu-satunya kedalam pelukannya. "Bukan anakku, kamu tidak gagal.. waktu lah yang memutuskannya, ibu sudah tidak sakit lagi sekarang jadi jangan bersedih,ya?kamu masih bisa melindungi yang lain, ibu pasti akan senang melihatnya dari atas sana"

"Apa aku benar-benar bisa?"tanya Alaric

"Bisa. Kamu pasti bisa, dengan kekuatan mu itu kamu pasti bisa melindungi semua orang."

Matanya mengembun menatap pemandangan mengerikan itu.

"Nyatanya,aku gagal lagi."

Desanya yang penuh kenangan kini hangus terbakar oleh api besar, beberapa orang-orang yang sudah tak bernyawa tergeletak disana

Bahkan,

Bibi penjual dan paman pedagang pun sudah tak bernafas lagi

Kaki Alaric lemas sehingga dia jatuh ketanah dengan perasaan kecewa,sedih, bersalah, bercampur aduk.

Suara pilu nya terdengar, bahkan memukul tanah berkali-kali

"Andai saja.. aku bisa berlari cepat"

"Andai saja..a-aku bisa terbang.."

"Andai sa-saja...aku.. aku kuat dan tiba dengan cepat.. ini tak akan terjadi.."

Semuanya tidak akan terlambat jika dia bisa datang cepat.

Siapa yang harus disalahkan?

Hancur sudah hatinya.

Dan dalam keburukan nya, dia sangat membutuhkan saudara-saudaranya sekarang.

。⁠☆•H Y S T E R I A•☆。 [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang