05

1.7K 143 3
                                    

Sasuke memegang kedua pundak Naru dengan erat. Sekali lagi,Onyx dan Shappire itu bertemu. "Akui ingin kau menjadi Uchiha,bukan sebagai adikku. Tapi sebagai istriku,Naru."

Kedua mata Naru membola. "Ap-Apa?" Naru shock. Benar-benar shock!

.

.

Disebuah ruangan, suasana yang terdapat disana cukup menegangkan. Seorang yang sudah berumur cukup tua (Runa digampar-_-) tengah menatap dua orang berbeda gender itu dengan lekat dan tajam. Terdengar beberapa kali orang itu menghela nafas lelahnya.

"Kurenai, Kakashi! Panggil Naruto, Ino dan Deidara kehadapanku sekarang!" Perintahnya.

Kakashi dan Kurenai sempat tersentak kaget, mereka menengguk ludahnya gugup lalu mengangguk. "Ha'i Tsunade-sama."

BLAM..

Pintu ruang kepala sekolah itupun ditutup setelah Kakashi dan Kurenai keluar. Sekali lagi, Tsunade menghela nafas lelahnya. "Kami-sama.. Aku sudah terlalu tua untuk mengurusi masalah keluargaku sendiri.." Tsunade menelungkupkan kepalanya dimeja. "Huh, Jiraya.. Seharusnya kau jangan mati dulu. Setidaknya, bantulah aku sekarang." Gumamnya.

.

"Ino!"

Ino yang tengah melamun terlonjak saat namanya dipanggil dengan teriakan keras itu. Ia melirik kearah pintu kelas, ternyata Sakura cs tengah menghampirinya. "Hai, aku Sakura. Aku sepupumu. Kau pasti belum tau kalau aku Namikaze kan? Makanya sekarang aku kenalan denganmu." Ucap Sakura seraya menjulurkan tangan kanannya kearah Ino.

Namun, Ino masih saja bergeming. Ia menopang dagu dengan tangan tangan kirinya dan membiarkan tangan Sakura mengambang diudara. "Oh, jadi kau yang namanya Sakura." Ucap Ino datar. "Kheh, ternyata benar kata Kurama-nii. Kau benar-benar tidak cocok sebagai Namikaze."

Ino memandang sinis Sakura yang melotot kearahnya. Ino mendengus lalu hendak beranjak dari hadapan Sakura, namun tangan Sakura mencegahnya.

"Aku sepupumu! Bersikaplah sedikit baik denganku!" Geram Sakura.

Beberapa murid yang berada dikelas itupun lebih memilih melihat pertengakaran mereka daripada memisahkan mereka. Ya, murid-murid disana tidak mau ikut campur dengan masalah keluarga Namikaze. Mereka lebih baik diam dan menonton.

Ino mendecih. "Jangan harap aku akan menerimamu sebagai sepupuku. Karena sepupuku hanya Naruto! Hanya dia yang pantas menjadi sepupuku, bukan kau!" Ino menatap tajam Sakura. "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan hingga paman dan bibi bisa menerimamu. Yang pasti, kau tidak berhak mengaturku untuk bisa menerimamu!"

Sakura bungkam. Baru kali ini ia dibentak seperti itu. Jika saja Ino bukan 'sepupu' nya,pasti ia sudah menampar keras Ino dan menyuruh Karin dan Yugao menyeretnya.

Mereka masih saling menatap tajam hingga suara Kakashi memutuskan kontak mata mereka.

"Ino, kau dan Naruto diperintahkan untuk mengahadap Tsunade-sama."

Ino mengangguk. "Ha'i.. Aku akan keruangan Baa-san dengan Naruto. Arigatou Kakashi-sensei."

Ino dan Kakashi pun meninggalkan Sakura yang masih mematung. Kedua tangannya terkepal. 'Sial. Dia berhasil mempermalukanku!'

Seisi kelas itu terus menatap penuh intimidasi kearah Sakura. Dan pastinya membuat Sakura gerah dan bertambah geram.

BRAK..

"Berhenti menatapku seperti seorang penjahat seperti itu! Kalian tidak tahu apa-apa! Sekali lagi ada yang berani menatapku seperti itu, kalian akan mendapat akibatnya!" Mata emerald Sakura menatap nyalang ke seisi ruangan. Ia berhasil membuat seisi ruangan itu tersentak karena ia memukul meja, dan sekarang ia membuat ultimatum sendiri? (author hanya menghela nafas-_-)

LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora