Chapter 8

86 20 0
                                    

Malam itu, Taehyun dan Beomgyu berjalan bergandengan tangan di sepanjang jalan pasar malam yang ramai. Lampu-lampu berwarna-warni menerangi wajah mereka, menambah suasana romantis. Orang-orang sibuk berbelanja, menikmati kuliner, dan bermain berbagai wahana untuk merasakan keseruan pasar malam. Aroma makanan jalanan memenuhi udara, menggoda indera penciuman dan membuat perut Taehyun berbunyi.

“Kau mau coba takoyaki?” tanya Beomgyu, menunjuk sebuah gerai kecil yang menjual bola-bola gurita yang menggoda.

Taehyun mengerutkan dahinya. “Takoyaki itu apa?”

“Camilan khas jepang. Berbentuk seperti bola kecil, terbuat dari adonan tepung yang kemudian diberi isian potongan gurita, bakso atau sosis sebagai topingnya,” jelas Beomgyu, lalu Taehyun mengangguk setuju dan kemudian mengunjungi gerai tersebut.

Beomgyu memesan satu porsi takoyaki dan menyerahkannya pada Taehyun. “Hati-hati, ini panas,” ujarnya sambil tersenyum.

Taehyun meniup takoyaki untuk mendinginkannya sebelum menggigit. “Wah, kau harus mencobanya, Sensei!” katanya dengan mulut penuh, membuat Beomgyu tertawa.

Taehyun menyodorkan satu bola takoyaki kepada Beomgyu, yang menerimanya dan memakannya dalam satu suapan. Taehyun tertawa pelan saat melihat ekspresi Beomgyu yang kepanasan karena tidak meniup takoyakinya terlebih dahulu.

“Aku bantu, Sensei,” ucap Taehyun. Kemudian ia mendekatkan diri ke arah Beomgyu dan meniup-niup takoyaki yang berada di dalam mulutnya. Beomgyu terpaku dan menatap mata Taehyun dari jarak dekat. Dengan nakalnya, Taehyun memberi satu kecupan di bibir Beomgyu yang membuatnya agak terkejut.

“Ah, nakal ya,” kata Beomgyu sambil tertawa pelan, disusul Taehyun yang ikut tertawa.

Kemudian mereka kembali berjalan melihat-lihat kedai makanan lain yang berada di festival. Mata Taehyun tertuju pada salah satu kedai yang terdapat banyak gambar ikan di posternya. Beomgyu melirik ke arah Taehyun. “Kau ingin itu?”

Taehyun menatap Beomgyu dan tersenyum malu atas kepekaan Beomgyu terhadapnya. kemudian ia mengangguk dan menjawab, “ayo kita coba bungeoppang!”

Mereka pun menghampiri kedai kue ikan dan memesan dua porsi dengan rasa yang berbeda agar mereka bisa saling mencicipi. Setelah menikmati bungeoppang, mereka berjalan lebih jauh, mencoba berbagai makanan dan minuman lainnya. Mereka juga membeli sepasang gelang sebagai kenangan di malam festival yang tak terlupakan ini. Taehyun tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang malam, merasa sangat bahagia berada di sisi Beomgyu.

Tak lama kemudian mereka berhenti di sebuah gerai permainan, di mana pengunjung bisa mencoba menangkap ikan kecil dengan kertas tipis. 

“Aku mau coba,” kata Taehyun dengan mata berbinar.

Beomgyu mengawasi dengan penuh perhatian saat Taehyun mencoba menangkap ikan. Meski beberapa kali gagal, akhirnya Taehyun berhasil. 

“Aku dapat satu!” teriaknya dengan gembira.

Beomgyu memberikan tepukan kecil di punggung Taehyun. “Kerja bagus.”

“Hadiah?” 

Beomgyu terdiam sejenak dan kemudian tersenyum. “Kau ingin hadiah atas memancingmu itu?”

Taehyun mengangguk. Beomgyu menggaruk tengkuknya dan menjawab, “nanti aku pikirkan.”

Malam semakin larut, dan suara kembang api mulai terdengar. Mereka berjalan ke area terbuka di mana banyak orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan kembang api. Taehyun dan Beomgyu duduk berdampingan di atas rumput, memandangi langit yang dipenuhi ledakan warna-warni.

Ketika kembang api terbesar meledak di langit, Taehyun menoleh ke arah Beomgyu dan berbisik, “Aku sangat bahagia malam ini. Terima kasih sudah meluangkan waktumu untukku.”

Beomgyu meraih tangan Taehyun, menggenggamnya erat. “Aku juga bahagia, Taehyun. Kau membuat malam ini begitu istimewa.”

Mereka saling bertatapan, tersenyum, dan menikmati momen kebersamaan di bawah langit malam yang berkilauan dengan kembang api, menciptakan kenangan indah yang akan selalu teringat dalam hati mereka.

Sakura SerenadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang