11. Diskusi

43 6 0
                                    

Perfect Class

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perfect Class

Tiga hari menunggu kepulangan Himawari agar bisa menjelaskan secara detail kepada mereka semua, Perfect Class terasa neraka es bagi Sarada. Walau nyatanya Perfect Class sedari dulu memang seperti ini, tapi Sarada tidak betah jika didiamkan atau dihadapkan dengan sikap dingin seperti ini. Apalagi bukan hanya satu orang, tapi hampir seluruhnya.

Hingga akhirnya hari ini Sarada bisa bernapas dengan sedikit lega, karena di grup chat Himawari sudah dikabarkan pulang hari ini.

Sarada memasuki kelas, di sana dapat dia lihat Choco yang sudah fokus mencoret-coret buku di atas mejanya. Setelah melihat kedatangannya sekilas, gadis itu tanpa peduli langsung melanjutkan kegiatannya.

"Anjir! Sampai kapan mereka akan seperti itu sama kamu, Sarada? Lagian kamu juga sih!" cerocos Siti.

Sarada menghela napas, menghiraukan ocehan Siti ia lebih memilih untuk langsung mendekati Choco. Dan duduk di depan bangku gadis itu.

"Gambaran lo bagus, Cho. Jual bisa-lah tuh laku! Pasti banyak yang beli." Sarada tidak berbohong, ia benar-benar memuji karena memang bagus, bukan hanya untuk mencoba berbicara saja.

Choco merotasikan bola matanya, sama sekali tidak tertarik menatap orang yang duduk di depannya. "Gue jual lukisan, bukan sketsa."

Sarada mengangguk-angguk. "Wow! Jadi lo jualan lukisan? Bagus dong, jualan di mana Cho?" Ucapan Choco yang sedikit sarkas tidak membuat Sarada mundur. Ia justru berniat memanfaaatkan kalimat itu.

"Pameran," jawab Choco singkat.

Sarada terlihat antusias menatap gadis yang sedang menggambar itu. "Lo mau gue kasih tau enggak tempat yang bakal bisa ngelarisin lukisan lo."

Tampaknya Choco tertarik dengan kalimat Sarada yang ini. "Di mana?"

"Mandala, tau?

Choco menggeleng.

Sarada tersenyum lebar. "Nanti pulang sekolah kosong? Mau gue ajak?"

Choco berpikir sejenak, "Himawari udah pulang, lo kapan mau ngejelasin semuanya?"

Sarada mengangkat kedua alisnya. "Sebenarnya kalo bisa gue maunya langsung kita kumpul hati ini setelah pulang sekolah nanti, tapi tergantung yang lain dulu."

Choco mengedikkan dagunya. "Tuh mereka pada datang, lo tanya dulu." Choco sebenarnya juga tidak bisa menyalahkan Sarada sepenuhnya. Mengetahui juga alasan gadis itu melakukan ini semua adalah mereka.

Sarada membalikkan badannya, benar yang lain sudah datang, bahkan Himawari juga, gadis itu sudah sembuh? Walau tanpa tongkat, berjalan saja masih sedikit terpincang. Penghuni Perfect Class benar-benar bukan main dalam hal bersaing dan belajar.

Sarada berdiri. "Hima, lo udah sembuh?"

Gadis itu hanya mengangguk sekilas dan berlalu menuju bangkunya, begitu juga dengan yang yang lain.

Perfect Class (BORUSARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang