[ Gulma ke-15 ]

147 106 17
                                    

"Pembunuh handal adalah pola pikirmu sendiri."

✶✷  🎀  𝒜𝓁𝒶𝓃𝒶  🎀  ✷✶

Gadis manis nan cantik yang sedang di rantai itu merasakan rasa sakit di area kulit kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis manis nan cantik yang sedang di rantai itu merasakan rasa sakit di area kulit kepalanya. Perias seksi di sampingnya adalah pelaku yang melakukan hal keji tersebut. Entah sudah berapa banyak air mata dan air merah yang dihasilkan oleh sang gadis, perias itu tidak peduli.

"Diamlah!" bentak si perias seraya menarik kuat rambut Gemini hingga terpentok kepala kasur.

Gadis itu meringis kesakitan. Gelombang kuat akibat benturan tadi membuat otaknya bergetar. Mendatangkan pening berkelanjutan yang sialnya melemahkan tubuh Gemini. Mendorongnya ke pinggiran jurang sehingga untuk bergerak pun tubuhnya enggan.

"Seharusnya kau itu senang bersama dengan pria itu. Dia kaya. Bermain satu kali saja bisa membuatmu hidup selama beberapa bulan." Wanita itu menjadi lebih lembut nada bicaranya. Seperti seorang kakak yang sedang menasehati adiknya. "Yah, walaupun kau itu bisa dibilang diculik, tapi aku yakin pria itu tetap akan membayarmu. Jadi, bersikaplah baik."

"Menjijikkan!" desis Gemini dengan tatapan tajam yang mengarah ke perias itu. "Berhenti meromantisasi pelecehan. Kau itu sudah cukup umur untuk bisa menggunakan akalmu."

"Aku sudah sedikit bersikap baik padamu, tapi kau malah bertindak seperti bajingan!" Atas amarah yang mendidih  dalam dirinya, wanita itu memukul Gemini dengan pukulan keras di belakang kepala sehingga rasa sakit yang masih berlabuh di sana tadi terasa makin sakit dan membuat kesadarannya setengah hilang. "Karena aku baik, aku akan memberikanmu pakaian terbaik untuk kau bermain nanti."

Detak waktu terus berbunyi teratur menghiasi kesunyian. Sudah selama lima jam Gemini dirias dan selama itu juga ia menangis. Rasa sakit di kepalanya, di pergelangannya dan karena dandelion di hadapannyalah gadis itu menangis. Bagai siksaan yang menguras tenaga dan batin, Gemini dihancurkan dari luar sampai ke dalam. Tak diberikan celah sehingga sekarang kewarasannya mulai hilang sedikit demi sedikit.

Enam jam berlalu .... Seluruh bagian tubuh Gemini telah dibersihkan dan dipoles oleh sesuatu yang harum. Gadis itu telah dipercantik. Riasan lembut di wajahnya juga membuatnya tampak semakin cantik. "Nah, sekarang kau harus memakai baju khusus yang sudah disiapkan," ucap sang perias seraya meraih sesuatu dari dalam tasnya.

Sesuatu berupa sebuah kemeja putih tembus pandang dengan rantai kecil yang berfungsi sebagai tali penopang baju di bahu, sebab cara memakai baju seksi itu adalah dengan membuka dua kancing teratas---menjadi baju dengan model sabrina. "Jangan berontak! Aku akan melepaskan rantai ditanganmu sebentar."

"Oh, kau hanya diam?" goda si perias pada Gemini yang terlihat kosong. Wanita itu tertawa. "Sepertinya kau sudah tidak waras, ya? Yah, baguslah. Semua akan berjalan cepat setelah ini."

Dengan telaten, baju Gemini digantikan dengan kemeja putih yang kini sedang dipakaikan ke tubuh seksi gadis itu tanpa tambahan kain di dalamnya. Hanya kemeja putih tembus pandang yang menempel pada Gemini, tak ada yang lain. Para jantan bajingan yang melihat pasti akan tergoda. Paras manis dan tubuh molek Gemini benar-benar membuat mata susah untuk berpaling. "Wah, kau terlihat luar biasa sekarang! Sepertinya aku akan digaji tinggi setelah ini."

𝐌𝐞𝐥𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐒𝐨𝐮𝐥 𝐨𝐧 𝐃𝐚𝐧𝐝𝐞𝐥𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang