Hangout

141 15 13
                                    

"Yushi" Sion menoel, mencubit pelan pipi Yushi berkali-kali, namun cowo itu tidak kunjung bangun.

"Beneran aku cium loh kalo ga bangun." Katanya, yang kini semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Yushi.

"Eung~" alih-alih membuka matanya, Yushi malah menggeliat malas dan mengubah posisinya jadi terlentang.

Posisi itu membuat jarak bibirnya dan bibir Sion terpaut, mungkin kurang dari sejengkal.

Deg.

Dengan hati yang berdegup, Sion menatap bibir merah muda di hadapannya. Masih mencoba mengontrol dirinya, agar tidak mengambil keuntungan di situasi ini.

Namun, setan di kepala Sion terus-terusan menyuruhnya maju, dan mencuri ciuman dari Yushi saat itu juga. Toh, hanya sekedar menempelkan bibir. Dia juga pasti tidak akan menyadarinya, mumpung Yushi sedang tertidur pulas. Cepat lakukan!

Sion kalah, dia mengikuti isi pikirannya, mendekatkan bibirnya ke bibir tipis Yushi. Pergerakannya pelan, sangat pelan. Lalu, ketika bibir mereka hampir menempel,

BRAK

"HYUUUNG, DIPANGGIL PAPAH KATANYA SARAPAN DU-"

Anak bungsu keluarga Jung itu, berdiri mematung di depan pintu kamar Sion, setelah melihat apa yang kakaknya lakukan pada tetangganya.

Teriakan Riku membuat Yushi terbangun, dan membuka matanya lebar-lebar, dia terkejut mendapati wajah Sion berada tepat di depan wajahnya.

Mata mereka bertemu, Sion juga membelalak kaget karena Yushi tiba-tiba membuka matanya.

"Pa-PAPAAAH SION HYUNG NIH" Riku berteriak dari depan kamar dan hendak menuruni tangga, buru-buru Sion mengejarnya.

Dia tarik tangan Riku lalu membekap mulutnya. "Sshh. Diem dek, diem."

"Hmmph!" Riku memberontak, tapi tenaganya kalah sama Sion. "Lepasin!" Katanya, setelah Sion melepaskan bekapannya.

"Iya, diem dulu tapi. Jangan lari."

Riku mendelik.

"Aku ga ngapa-ngapain. Sumpah." Kata Sion, mencoba menjelaskan.

"Boong. Tadi aku liat."

"Sumpah."

"Aku aduin papah ya" ancam Riku. Sion panik.

"Eh, jangan."

"Kok takut? Katanya ga ngapa-ngapain?"

"Y-yaa.. kalo sampe papah salah paham kan gawat. Yaudah deh, kamu mau apa? Gausah ngadu ngadu tapi." Sion mencoba membujuknya.

Riku menyeringai. Ini nih yang dia mau, uang tutup mulut. "Hmm.. kalo gitu beliin aku sepatu baru, buat main bola."

"Ngelunjak mintanya, mana ga murah. Ish. Yaudah nanti, tunggu daddy ngasih uang jajan bulanan"

"Okeeh. Janji?" Riku menyodorkan jari kelingkingnya. "Janji dulu."

"Iya iya. Jangan ngadu tapi." Sion menautkan jari kelingkingnya dengan jari Riku. "Yaudah turun duluan gih."

"Hyung mau macem-macem lagi ya?"

"Enggaaa. Mau siap-siap. Udah gih turun duluan."

"Awas ya."

"Ck, iya udah sana."

Riku akhirnya turun setelah berhasil morotin kakak tercintanya. "Sepatu baru alhamdulillah~"

.

Sion berbalik, dan hendak kembali ke kamar. Dia terkejut karena hampir menabrak Yushi yang mengintip dari balik kusen kamarnya.

JAEWOO'S CHILDREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang