Hai...
Nama ku Narunii atau bisa kalian panggil Na atau Ruu, seorang pecinta sajak dan sastra yang terkadang masih saja salah dalam mengartikan makna hidup. Disini, aku tak bisa bercerita panjang lebar alasan dibalik judul karangan yang aku buat ini tetapi untuk nya, yang membaca ini aku harap bahwa kalimat "selamat, kamu abadi dalam karya ku" benar ada nya.
Selamat membaca awal cerita ku yang sederhana ini, semua nya.
***
"Tuhan, jika kisah cinta ku tidak se beruntung orang orang maka jadikanlah cerita hidup ku secerah mentari. Aku tak butuh "seseorang" yang menjadi rumah kedua ku untuk bercerita, atau bisa dikatakan pasangan hidup ku, biar... biarlah aku sendiri dengan doa doa yang aku panjatkan untuk garis takdir ku nanti, yang mengetahui itu semua hanya lah engkau dan aku tidak mengetahui apakah nanti aku akan dipertemukan lagi dengan seseorang yang selama ini aku sebut dalam doa atau kematian yang menjemput ku terlebih dahulu".
Ucap seorang perempuan berambut pirang sebahu sembari menuangkan isi pikiran nya di sebuah buku yang pernah menjadi bukti bahwa masa lalu nya sekelam itu.
"Andai dulu aku ngga suka sama dia, pasti aku tetap ceria seperti seorang anak kecil tanpa khawatir menanggung beban sedikit pun" batin nya perih.
Perlahan, sorot mata teduh itu mengarah ke sebuah figura tua peninggalan Almarhumah Ibunda nya yang telah dipanggil Sang Illahi 8 tahun yang lalu. Gadis itu berjalan mengambil figura itu lalu memeluk nya sekencang mungkin dan tanpa ia sadari air mata nya meluruh membasahi wajah manis milik nya.
"Bunda, aku rindu...
Andai kata jika dahulu aku tepat waktu menyelamatkan Bunda disaat hampir kecelakaan maut itu pasti Bunda masih ada disisi aku, kan?" Ucap gadis itu sambil terisak penuh luka."Mungkin kalau aku bisa, aku mau juga nyusul Bunda. Kita sama sama lagi di alam sana kan? Naya capek Bun sama hidup, masih dibelenggu bayang bayang dimana Bunda yang suka menidurkan ku, dengan suara lembut mu yang kau lantunkan perlahan mengantar ku ke dunia mimpi. Bunda, aku kuat tapi aku lelah".
Nayanika Afsuna Rosalia, sebuah nama yang menetap di raga gadis cantik berketurunan China dan Indonesia ini, menyimpan sejuta luka yang semakin hari semakin menumpuk. Semua luka nya yang menusuk raga kecil nya membuat gadis itu selalu bermohon agar ia dipulangkan ke rumah yang sesungguhnya. Memang, tidak ada yang kuat jika disuruh meringkuk perih dengan beban yang bagaikan peluru menghantam terus menerus.
Jika aku diberikan dua pilihan, antara meneruskan hidup atau pulang kepada yang Maha kuasa aku akan memilih pilihan kedua. Rasa nya sakit untuk terus melanjutkan hidup dengan siksaan, cacian, dan makian yang selalu aku dapat kan. Tuhan, tidak salah engkau menganugerahkan aku pikiran yang cemerlang dan hati yang bersih karena cobaan mu begitu besar.
Dan, perihal masalah hati...
aku tak bisa memaksa untuk egois terus menerus, aku hanya perempuan biasa yang butuh kebebasan dan ingin dimengerti, aku memang pernah jatuh hati dengan seseorang yang sempat ku jadikan rumah kedua ku untuk bercerita dan berbagi tawa tapi sayang nya, semua nya hancur. Ia menghancurkan pondasi hati yang selama ini aku jaga baik baik dan bahkan, aku sering menangis di tengah malam saat tengah susah tidur karena diri nya. Ya, aku mencintai nya karena sebagian diri ku menyorak kan bahwa "Dia adalah jantung mu" . Aku tahu bahwa resiko dari kata "mencintai" adalah dicintai balik, bukan? tapi apakah itu berlaku bagi ku? sampai sekarang mungkin benak ku selalu mempertanyakan apa sebenarnya hubungan ku dengan dia? .Aku memang terlalu banyak membenci bagian di hidup ku, bahkan aku tak ingin terlahir menjadi seorang manusia. Aku ingin menjadi bidadari surga yang lemah lembut dan tidak pernah membenci siapapun. Sebab dengan hal itu sekarang aku bisa menjadi diri ku yang sesungguhnya.
Dikenal dengan perempuan kuat, tapi tak banyak yang tahu jika luka ku sebesar itu. Mungkin tidak bisa diceritakan dengan lisan seberapa besar masalah ku tetapi terus terang aku menyukai nya, bercerita di balik kelam nya dunia.
Aku adalah setangkai mawar yang telah layu, sebab aku memang tidak layak untuk "dimiliki" dan bahagia dengan cara apapun
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Marigold
RandomDengan kata lain sebenarnya, arti dari hidup itu apa? hanya untuk menjalani dan mendapati cacian, hinaan, dan trauma berkepanjangan? atau menyanyikan syair dengan suara keledai? bertanya pada makhluk hidup apa arti kehidupan yang mereka jalani atau...