Bab 10

96 82 6
                                    

"Azriel jahat, Mas"

"Dia selalu jadi luka bagi ku namun nyata nya dia juga menjadi obat bagi luka ku"

"Azriel memang ga pernah berubah, ia menganggap ku lebih dari sekedar teman atau pun sahabat, melainkan dia menganggap ku sebagai adik kandung nya sendiri"

"Azriel mungkin bisa kukatakan dia tidak mencintai ku tetapi ia begitu menyayangi ku, sama seperti diri nya menyayangi adik nya yaitu Fatheema. Azriel merasa bersalah kalau aku kenapa kenapa, ia siap melindungi ku kapanpun tetapi ia sembunyikan semua nya" Jelas Nayanika dengan pandangan menunduk, menatap diri nya yang baik baik saja padahal hati nya masih sama, hancur dan berantakan.

Calvin, Laki laki itu hanya terdiam mendengar cerita yang dibawakan oleh istri nya itu. Malam ini, mereka sedang melakukan Deep talk dan itupun atas kemauan Nayanika dan lihatlah perempuan dengan surai indah nya tergerai berantakan, wajah kusut terlihat seperti sehabis menangis karena menceritakan masa lalu nya yang kelam.

Takdir bukan berarti tidak adil pada nya tetapi memang sudah jalan nya untuk mengakhiri paham paham keegoisan terhadap diri sendiri, karena tubuh kita ini hanyalah titipan dari Yang maha kuasa dan kita hanya menjalankan nya sebagai figuran, dan bukankah posisi itu akan berubah nanti nya? .

Nayanika yang belum menyelesaikan tangisan nya masih saja meracau di tengah dekapan hangat dari Calvin.

"Aku bingung, sebenarnya yang egois tu aku apa dia? Dia yang ga mau menjauh padahal diri nya sendiri yang menyuruh ku tuk menjauhi nya"

"Aku sampai bohong sama semua orang yang menanyakan "Kamu gapapa?" ke diri ku, padahal untuk menjawab "Aku gapapa kok" itu sudah lumrah..."

"Karena diri ku sendiri sudah mati berkali kali, mungkin disini kamu melihat bahwa raga dari Afsuna masih ada tetapi tidak dengan jiwa nya yang sudah mati 7 tahun yang lalu"

"Seorang Nayanika Afsuna Rosalia yang kamu lihat disini, dengan penampilan nya yang terkesan buruk rupa ini, jiwa nya telah mati! ikut terkubur dengan jasad dari Ibunda nya, Alifia Annete!!"

"Dan, apa yang kamu nilai tentang kecantikan fisik dan batin ku adalah frasa bahwa diriku memang "Sempurna" , aku lelah... Ingin nyusul Bunda ke rumah Nya Tuhan" Lirih Nayanika yang mendapatkan gelengan kepala dari Calvin.

"Naya, tatap mata aku sekarang" Titah Calvin kepada Nayanika yang masih terisak akan tangis pedih nya itu.

"Kamu jangan ngomong kayak gitu, ya? Aku masih belum bisa membahagiakan mu sepenuhnya, kita belum memiliki keluarga kecil yang kau impikan seperti yang tertulis di diary mu itu, kan? kamu ingin sekali anak anak kita merasakan nikmat mempunyai kedua orang tua yang masih utuh, dan kamu tidak ingin mereka bernasib seperti kita berdua, kan?" Ucap Calvin yang mulai merasakan kepedihan seperti apa yang dirasakan Nayanika.

"M-maksud kamu? Nasib kita berdua? Bukan kah kamu hidup bahagia dan mempunyai kedua orang tua yang sayang sama kamu?" Sela Nayanika pada omongan Calvin yang membuat lelaki bermata elang itu ikut menceritakan luka yang selama ini ia pendam.

"Kamu pikir hanya kamu yang merasakan luka mendalam, hm? Aku juga merasakan nya, sama seperti mu. Jauh dari kehidupan ku yang bahagia sekarang ini, dulu nya aku mempunyai luka yang ditorehkan dari lingkungan juga dari kedua orang tua ku sendiri"

"Dulu, aku dituntut buat jadi lebih baik dari siapapun. Aku dituntut menjadi anak berprestasi di segala bidang, baik Akademik maupun Non Akademik, saat Sekolah Dasar sampai Menengah Atas, aku menjuarai berbagai macam perlombaan. Terkadang aku menjuarai Lomba Sains, Olahraga, dan aku pernah Juara 1 pada lomba berpuisi dan Story telling. Bahkan ketika SMA, aku dimasukkan ke kelas paling unggul di sekolah yang paling unggul juga di negara ini. Semua itu aku lakukan demi Ayah dan Ibu bangga padaku, namun semua angan itu musnah ketika ada suatu masalah yang membuat Ayah Stress berkepanjangan dan mulai menyalahkan diri ku" Jelas Calvin dengan nada rendah.

Dear Marigold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang