101. Ulang tahun musikal

967 147 7
                                    

Yerim pov

"Meluncur!!!!" Aku mendengar suara atasa dan putri kami cekikikan dari luar dan menuju ke dalam.

Ini sudah malam, setelah makan malam selesai kami memutuskan untuk beristirahat lebih awal karna besok kami memiliki acara di akhir pekan. Pesta ulang tahun sederhana musikal, keponakan kami yang pertama.

"Momma!!" Aku menoleh, melihat putriku begitu antusias bermain dengan appanya.

Hah... aku merasa sangat bahagia sekarang. Keluarga kecil kami kembali utuh dan baik baik saja setelah masalah yang lama telah kami lewati.

Aku bangkit sebentar untuk meletakan pakaian kotor ku di keranjang. Perutku sudah sedikit membesar dan menjadi kesulitan bagiku untuk melangkah dan pergi kemanapun.

Kami belum memeriksanya lagi, dan ketika aku menawarkan pada atasa untuk sekaligus mencari tau jenis kelamin bayi kami dia menolak. Dia ingin ini menjadi kejutan bagi kami saat bayi ini lahir.

"Nada.. bersihkan diri dengan appa lalu tidur" perintahku padanya.

"Ciap momma!" Dia terkikik dan kemudian pergi bersama appanya ke kamar mandi. Aku membiarkan atasa mengurus anak kami dengan baik sementara aku harus membereskan tempat tidur sebelum tidur.

Tidak membutuhkan waktu yang lama keduanya keluar dari dalam kamar mandi.

Atasa membantu anak kami untuk naik ke ranjang bersiap siap tidur.

"Atu inin tidul dicini momma" katanya dan yeah.. biarkan saja... jika aku melarangnya dia akan menangis.

"Tentu, tidurlah" kataku sambil mendekatinya dan berbaring di sisinya menghadapnya untuk membuatnya tertidur.

Aku menepuk pantatnya tapi dia malah terkikik mengusap perutku. "Hawoo adik bayi.. ini nada.. hawoo" dia berkata sambil menmpatkan telinganya di perutku. Aku terkekeh dan mengusap kepalanya.

"Momma? Adik bayi tenapa tidak bica bicala?" Tanyanya dan aku tertawa. Ya tuhan.. dia benar menggemaskan dengan banyak bicara sekarang.

"Karna adik bayi belum keluar dari sana?" Kataku dan dia menatapku.

"Adik bayi pelempuan atau laki laki momma?" Tanyanya dan aku menggeleng ragu.

"Entah? Momma dan appa belum memeriksanya" kataku.

Atasa bergbung dengan kami dan memeluk putri kami dari belakang tubuh anak kami.

"Nanti jika lahir kamu akan tau" katanya sambil memeluk putri kami.

"Tapan adik bayi lahir appa?" Tanyanya dan atasa terkikik memggelitik perutnya.

"Sebentar lagi.. doakan saja" kata suamiku dan aku terkekeh.

Aku menepuk kembali pantat anakku untuk membuatnya tertidur. Atasa merebahkan tubuhnya dengan nyaman di sisi anak kami dan mulai memejamkan natanya disana.

"Sayang.." panggilku dan dia bergumam kemudian membuka matanya. "Apa benar kamu tidak ingin memeriksanya?" Tanyaku dan dia menatapku.

"Kenapa? Kamu ingin tau jenis kelaminnya? Aku ingin ini menjadi kejutan yerima" katanya dan well.. sepertinya dia benar? Lebih baik menjadi kejutan.

"Kamu benar.." kataku dan aku menatap langit langit. "Apa kamu berharap sesuatu? Maksudku.. seperti ingin anak kita laki laki atau perempuan?" Kataku dan dia terkekeh disana dan mendekati kami berdua. Dia menyandarkan kepalanya di penyangga kasur.

"Sejujurnya aku ingin bayi laki laki.. kamu tau? Ya.. agar sepasang dan setelahnya dua saja sudah cukup" katanya dan aku tersenyum menandanginya.

"Dan jika itu bukan laki laki bagaimana?" Tanyaku dan dia mencium keningku sejenak.

Sky & butterfly 3 the next gen manoban Where stories live. Discover now