Chapter 10

171 37 11
                                    

Masih ada rasa kurang menyangka, pada akhirnya (Name) merasakan pernikahan bersama Solar. Entah kenapa semua terasa cepat berlalu, dari pertemuan pertama mereka hingga kini. (Name) masih ingat pertama kali melihat Solar itu ketika Solar sedang bekerja menghabisi orang-orang yang tidak (Name) kenali, di sekitaran jalan yang biasa (Name) lalui untuk pulang.

Walau selama ini terlewati dengan baik dan sedikit manis, (Name) masih harus ingat jika ini cuma hubungan kontrak. Pokoknya (Name) tidak boleh terbawa perasaan dengan perjalanan hidupnya kedepan yang belum tertebak pasti oleh (Name).

Hari ini, baru hari pertama (Name) di rumah yang baru. Agendanya hari ini tak luput dari ritual pagi, mandi lalu bantu-bantu di dapur dan juga urusan rumah, setelahnya cosplay pengangguran yang duduk di sofa ruang tamu. Tak ada pesanan yang masuk yang membuat (Name) diam saja di rumah.

Mungkin Solar tak berbeda dengannya untuk hari ini. Sehari-harinya juga terlihat nganggur, makanya sering saja mengajak (Name) jalan-jalan.

"Kak, kak, aku ada berita nih!" ucap Nara yang tiba-tiba datang.

"Hah? Pelaku korup dicincang?" ucap (Name) seketika.

"Bukan, kak, kejauhan itu ... aku ada berita kalau teman aku tiba-tiba hamil."

"Kok tiba-tiba gitu? Baru lulus sekolah, langsung hamil gitu?" (Name) pun memperhatikan Nara. "Kamu gak tuh."

"Yaelah, gak gitu! Dengerin dulu," ucap Nara agak ngegas, (Name) pun memposisikan agar dirinya menjadi pendengar yang baik.

"Dari beberapa hari lalu, ada banyak gosip tentang teman aku itu. Dari hari rapotan itu, orang-orang di kelas ramai tuh ngomongin orangnya."

(Name) mendengarkan dengan saksama, sesekali ho'oh-ho'oh dan mengangguk.

"Ada dah yang bilang bentuk tubuhnya kelihatan beda, perutnya kelihatan lebih ke depan gitu lah, aneh lah, macem-macem deh. Lagipula, dia emang punya pacar di sekolah. Nah, itu yang bikin orang makin yakin sama gosip tentang temanku itu."

"... Baru juga abis sekolah, ada-ada aja kelakuan bocah jaman sekarang. Kamu gak kan?"

"Aku hamil, kak, hamil seblak sama gorengan."

(Name) pun tertawa renyah.

"Eh kemarin nih kak, ada hal mengejutkannya,"

"Apaan?"

"Saking banyak dan sering orang-orang gosipin dia tuh hamil di luar nikah, dia ribut di grup kelas, terus pakai bilang kalau kehamilan dia terjadi karena kecelakaan ... kecelakaan keenakan kali?"

(Name) pun geleng-geleng kepala. "Mana ada kecelakaan keenakan begitu. Kakak yakin tuh, mereka berdua ngelakuin hubungan dengan senang hati, padahal 'kan bisa mikir kalau hs bikin hamil. Kalau gak mau hamil, pinter lah dikit, pakai pengaman. Sekarang udah hamil, koar-koar bilangnya kecelakaan."

"Nah, itu. Mana ada kecelakaan bikin hamil."

"Tapi nih, dek, setahu kakak aja, ada kok kecelakaan yang bisa buat hamil."

"Kecelakaan apa? Ketabrak kelamin?"

"Kagak atuh, sini deh, kita buka pikiran. Kamu tau kan ada aja kasus pemerkosaan yang berakhir korban hamil?"

"Ho'oh, terus?"

"Kasus pemerkosaan itu, kecelakaan bukan? Apakah itu disenangi oleh kedua pihak?"

"Eeerr ... tergantung, kita gak tau pas kejadian perkara dua-duanya keenakan."

"Gak semua begitu, palingan sedikit yang kayak gitu. Kalau dua-duanya suka, bukan kasus negatif lagi. Ada kasus pemerkosaan, korban dipaksa untuk berhubungan sampai luka-luka dan trauma berat. Ada juga kasus pemerkosaan, korban diberi obat tidur agar gak ada perlawanan selama berhubungan."

Contract Marriage [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang