• | Chapter 13

1K 61 9
                                    

Setibanya bapak dan perintilannya di Kertanegara no. empat itu, Teddy dan ketiga sekpri itu berjalan mendampingi bapak kembali ke ruangan kerja, selain untuk mengantar bapak, tentu ada beberapa hal yang harus di bicarakan dan di siapkan untuk ke berangkat di esok hari.

Sedangkan untuk Mala saat ini tengah di temani oleh Lino dan Deril, mereka sekarang berada di ruang tamu itu untuk menonton siaran langsung sepak bola squat merah putih melawan filipina, Mala berteriak heboh kala Rafael adu penalti di kandang lawan dan berhasil mencetak gol untuk Indonesia 1-0.

Mala sangat mendukung sepak bola tanah air, dia juga menyukai salah satu pemainnya yaitu Rafael Struick.

"Yah si Asnawi pake peci" celetuk Lino sambil memakan snack yang berasal dari toples yang ada di meja

"Bisa aja mas Lino" jawab Mala sambil terkekeh pelan

"Iya giring terus bolanya, yah lepas" ucap Deril sambil berpindah duduk ke bawah.

"Si Rafael di suruh main bola malah ikut jaga gawang" celetuk lagi Lino sontak hal itu membuat yang lainnya tertawa di buatnya.

"Si Ernando maju ke depan si Rafael Jaga gawang, tukeran posisi mereka tuh" jawab Deril.

Mereka masih terus menonton pertandingan itu dengan segala euforia yang ada, hingga kehadiran Teddy menginterupsi mereka.

"Mala bisa ikut saya sebentar" tanya Teddy sambil ikutan duduk di sofa ruang tamu. Mala yang mendengar itu hanya menengok sebentar dan melanjutkan nonton. Mengetahui dirinya tidak di tanggapi, Teddy berinisiatif untuk menarik tangan Mala pelan dan membawanya ke taman belakang.

"Ada apa sih Pak Teddy, saya lagi seru itu nonton bola" ucapnya dengan ekspresi datar di wajahnya.

"Iya saya tahu, tapi ada yang ingin saya bicarakan" jawab Teddy menghela nafas lelah. Teddy merasa cukup lelah seharian ini ditambah harus menghadapi putri bapak.

"Iya kenapa pak? Cepetan Pak Teddy, nanti siaran langsung bolanya keburu habis"

"Oke... Jadi kamu malam ini berkemas ya, bapak meminta kamu untuk ikut kunjungan kenegaraan. sebenarnya sih kunjungan ini memakan waktu sekitar dua minggu kurang, tapi mengingat kamu ada persiapan koas di kampus tanggal sembilan, jadi kamu hanya ikut ke China dan Jepang saja, setelah kunjungan di Jepang selesai tanggal delapan siang harinya kamu akan flight pulang. Saya pikir sehari cukup waktumu untuk beristirahat" ucap Teddy menjelaskan agenda yang akan di lakukan kepada Mala.

"Oh begitu, terimakasih infonya pak, ada lagi?"

"Bawa baju formal dan sopan ya karena kebanyakan nanti acaranya di kantor Kemhan" tambahnya.

"Siap pak bisa di atur, sudah itu saja kan? Tahu gitu kita bisa ngomong di ruang tamu aja pak, engga usah saya di bawa kesini" ucapnya pelan.

"Iya tapi kan di ruang tamu tadi rame, saya susah untuk jelasin ke kamu, jadi saya bawa kesini" jawab Teddy

"Pak, bisa engga jadi orang tuh jangan kayak kanebo kering?"

"Kanebo kering?" Tanya Teddy sambil menautkan alisnya.

"Iya kanebo kering, kaku apalagi kalo ngomong nyelekit" ucap Mala sambil melihat ke arah Teddy

"Saya kan memang ngomong seperti ini apa adanya Mala, apalagi jika berhubungan dengan pekerjaan, tadi kan memang kamu agak sedikit lambat bersiapnya, untung tadi jalanan engga macet parah, karena bapak jadi pembicara juga" Mala yang mendengar ucapan Teddy hanya bisa terdiam, jika di pikir-pikir memang ada benarnya juga yang dikatakan Pak Teddy.

"Ya sudah yuk, kita masuk ke dalam, waktu juga sudah cukup malam, setelah ini kamu bersiap ya dan segera tidur, koper kamu taruh depan kamar saja, biar staff lain bisa masukin ke mobil, kita besok berangkat jam lima pagi dari sini" ucap Teddy sambil melihat jam yang melingkar di tangan kanannya

Teddy dan Mala beriringan masuk ke dalam rumah, sesampainya mereka di area lorong, Teddy berjalan ke arah sebelah kiri menuju kamarnya yang berada di lantai satu, sedangkan Mala masih harus berjalan lurus dan sesampainya di belokan sebelah kanan ia naik ke lantai dua menuju kamarnya.

Mala membuka walking closed pribadinya, ia mengeluarkan koper terlebih dahulu dan menyiapkan beberapa baju formal seperti kemeja dan bawahannya, tas, aksesoris, make up, serta sepatu heels yang cocok dengan pakaian yang ia siapkan, tidak lupa juga ia menyiapkan beberapa setel pakaian santai.

Ia pun mengganti pakaian dress yang ia kenakan saat kunjungan ke istana tadi dengan piyama berlengan panjang dan celana trainingnya, tidak lupa dia ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya serta menyikat gigi setelah itu Mala kembali lagi ke kamar untuk tidur.

-000-

Sebelum memasuki waktu subuh di Kartanegara mendadak ada kehebohan pagi ini. ya memang sih sebelum bapak kunjungan kenegaraan para perintilan bapak itu suka sekali heboh, entah Deril yang sedang menyetrika baju bapak dengan sangat cepat dan mengemas kebutuhan bapak yang lain, Lino yang pagi-pagi juga sudah standby di dekat ruang makan membantu bibi menyajikan makan sebelum berangkat, Rajif dan Agung juga masih berada di balik laptop mereka, mendadak tadi Teddy meminta mereka menyiapkan dokumen anggaran bulan ini, mengingat ini sudah memasuki pertengahan bulan.

Mala pun juga sama, dirinya sudah ada di ruang olahraga ini dari sekitar jam tiga pagi, saat ini Mala tengah menggunakan sepeda statis untuk mengencangkan otot bagian kaki dan perut, dirinya saat ini melihat Teddy yang baru saja memasuki ruangan olahraga, pria itu memulai dengan peregangan otot.

Mala melihat Teddy secara seksama dari bawah hingga atas, Teddy menggunakan sepatu, celana pendek, kaos abu-abu yang mencetak jelas otot lengannya, dan memakai topi. Ia memperhatikan Teddy sedang memegang barbel saat ini.

"Itu orang boleh juga ya" batin Mala.

Teddy jelas menyadari kehadiran Mala tapi berusaha untuk menghiraukan dan fokus berolahraga seperti biasa saja. dari lirikannya sebenarnya dia juga memperhatikan putri bosnya itu.

Saat ini Teddy tengah menggunakan treadmill yang berada di sebelah sepeda statis, dimana Mala masih berada di tempatnya.

"Manis juga tapi sayang anak jendral" batin Teddy.

Keduanya diam tanpa bersuara, hanya berperang batin sambil mengamati satu sama lainnya, hingga Teddy membuka suaranya "sebentar lagi selesai ya Mala, jam lima kita sudah harus siap-siap berangkat" ucapnya yang memecah keheningan, Teddy juga berpindah lagi ke alat lain.

Mala yang merasa sudah cukup olahraga hari ini keluar terlebih dahulu, meninggalkan Teddy yang masih berada di ruangan itu.

Setengah jam berlalu perintilan bapak sudah berada di ruang makan untuk makan pagi sebelum berangkat, sementara itu Bi Pur diminta Bapak untuk membawakan sarapan ke atas ke kamar Mala, Bapak tentu hafal jika ada kegiatan pagi putrinya belum tentu makan jika belum disiapkan, sebenarnya bapak secara tegas meminta semuanya harus makan di ruang makan, tapi untuk Mala terdapat pengecualian.

Bersambung....

Ajudan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang